Glagah, Wonosobo (27/11) - Mahasiswa UNNES GIAT 3 DESA GLAGAH 2022 melaksanakan program kerja berupa sosialisasi pelatihan ecoprint di Desa Glagah, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, yang bertempat di Balai Desa Glagah. Pelaksanaan acara tersebut diikuti oleh Tim Penggerak PKK yang berjumlah 25 orang dan Mahasiswa UNNES GIAT 3 DESA GLAGAH yang berjumlah 10 orang. Acara pelatihan tersebut berlangsung pada hari minggu, 27 November 2022, dari pukul 10:00 hingga 15:00 WIB. Pelaksanaan pelatihan ecoprint berangkat dari hasil observasi mahasiswa UNNES GIAT 3 yang menemukan bahwa pemanfaatan alam khususnya dedaunan di Desa Glagah kurang dimaksimalkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan sebagai produk yang memiliki nilai jual.
Pelatihan Ecoprint merupakan salah satu program kerja yang dilaksanakan oleh kelompok Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Glagah sebagai bentuk usaha pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Glagah dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidang pelatihan ecoprint yaitu Ibu Shanti dan Ibu Yuni yang merupakan praktisi ecoprint dari Tipak Godhong, Balekambang, Selomerto, Wonosobo, untuk kemudian dapat memberi materi dan memandu praktik langsung kepada para peserta pelatihan ecoprint yang dihadiri oleh Tim Penggerak PKK dan Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Glagah.
Ecoprint ini dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam hal ekonomi desa dan untuk mengurangi sampah khususnya sampah organik dedaunan yang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai barang-barang yang berfungsi dan bernilai jual yang memiliki motif yang unik serta berunsur seni seperti menjadi kerudung, totebag, pakaian, taplak meja, dll. Penerapan teknik ecoprint ini tentu tetap dengan menyesuaikan lingkungan alam yang ada di sekitar masyarakat Desa Glagah sebagai bahan-bahan pembentukan motif.
Kegiatan ini diawali dengan Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Glagah mempersiapkan segala hal terkait teknis pelaksanaan guna kelancaran acara. Setelah narasumber dan peserta hadir, Febi Pebrianti, selaku perwakilan dari Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Glagah dan sebagai ketua pelaksana program kerja memberikan sambutan kepada seluruh peserta yang dengan antusias telah datang dan mempersiapkan diri untuk mengikuti acara ini dari awal hingga akhir yang kemudian akan dilanjutkan oleh narasumber.
Narasumber kemudian menerangkan bahwa ecoprint merupakan teknik pewarnaan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang berasal dari lingkungan sekitar, dilanjutkan dengan memperkenalkan bahan dan alat-alat apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan seperti mulai dari bahan utama kain, jilbab, dan totebag yang telah dimordant atau telah dicuci bersih dan diproses untuk memudahkan proses penyerapan warna dari daun dan bunga, daun-daunan, bunga, alat kukus untuk Teknik steam atau pengukusan, kompor 2 tungku, alas, plastik yang cukup tebal, kain lap, dan gunting. Selain menggunakan Teknik steam atau pengukusan, adapun teknik lain yang digunakan yaitu Teknik Pounding, dengan cara memukulkan daun atau bunga ke atas kain menggunakan palu.
Pada tahap pembuatan, narasumber membagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 1 Mahasiswa UNNES GIAT 3 dan 2-4 anggota dari Tim Penggerak PKK, untuk turut serta dalam praktik pembuatan ecoprint dengan kain yang berbeda-beda. Kemudian narasumber menjelaskan cara pembuatannya yaitu menggelar plastik bening ukuran 0,3 mm seluas kain pada tempat yang rata, celup kain tersebut ke dalam larutan tawas atau tunjung selama 10 detik, kemudian peras hingga tidak ada lagi cairan yang menetes, gelar kain tersebut di atas plastik, tempelkan daun, bunga, dan ranting dengan motif yang diinginkan, kemudian kain ditutup dengan kain blanket yang telah direndam zat warna, lipat kain menjadi 4 bagian atau menyesuaikan dengan ukuran panci untuk mengukus, gulung dan ikat menjadi buntelan, kukus selama 2 jam ke dalam panci kukusan. Selain menggunakan teknik steam, juga menggunakan teknik pounding, yang diaplikasikan ke totebag. Narasumber memberikan materi ecoprint sembari menunggu waktu pengukusan, dan berdiskusi bersama para peserta. Setelah waktu pengukusan selesai, kain yang dibuntel tadi dibuka, dibersihkan, dan dibiarkan suhu ruangan, kemudian kain tersebut dapat difiksasi setelah satu minggu menggunakan tawas atau tunjung.
"Acara pelatihan ecoprint dari teman-teman KKN ini menurut kami bagus, edukatif dan inovatif, dapat membuka wawasan tentang potensi yang ada di desa karena bahan dan cara membuatnya mudah. Mungkin acara seperti ini juga dapat masuk ke program kami kedepan untuk pembuatan seragam PKK dengan ecoprint." Ujar Ibu Kepala Desa.