Mohon tunggu...
Wisnu Sribintang
Wisnu Sribintang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kepala Departemen Advokasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Suka Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dilematika UMKM di Pegunungan: Terjebak Zona Nyaman, UMKM Tidak Aman

5 Desember 2022   19:02 Diperbarui: 5 Desember 2022   19:02 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok, badan usaha kecil, maupun rumah tangga. UMKM di Indonesia terkadang dipandang sebelah mata karena stereotip masyarakat bahwa lebih baik mencari pekerjaan yang lebih menjajikan daripada mendirikan UMKM. Padahal UMKM sangatlah mampu memberikan dampak positif serta sarana untuk mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan khususnya masyarakat sektor bawah.

Melalui Program Kampus Merdeka, tim proyek kemanusiaan yang terdiri dari mahasiswa - mahasiswa Universitas Slamet Riyadi Surakarta diterjunkan langsung ke sebuah desa yang berada di daerah dataran tinggi untuk melakukan pembelajaran secara langsung di lingkungan masyarakat serta melakukan pengabdian disana.

Dokpri
Dokpri

Setelah melakukan observasi serta wawancara di desa yang terkenal akan masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai petani, tim proyek kemanusiaan menemukan berbagai masalah khususnya tentang UMKM - UMKM yang ada di desa tersebut. 

Bukan tanpa alasan, masyarakat di sana memang lebih memilih petani sebagai pekerjaan utama karena lebih jelas hasilnya perbulan atau per 3 bulan (tergantung panen) dari pada mendirikan usaha - usaha yang menurut mereka kurang jelas dari segi pendapatan hingga tempat mereka mendirikan usaha. "Minat UMKM disini memang rendah mas mbak, masyarakat disini sudah berada di zona nyaman, mereka lebih pilih bertani karena lebih jelas melakukannya dan kebanyakan dari mereka memang mempunyai ladang sendiri - sendiri", ucap salah satu perangkat desa yang ada disana.

Dari telusuran tim proyek kemanusiaan juga menemukan keluhan - keluhan langsung dari beberapa pelaku UMKM di sana. Menurut wawancara, UMKM mereka sulit berkembang karena berbagai faktor. Kurang keseriusan dalam menjalankan usahanya karena UMKM di sana memang hanya sebagai sampingan apabila mereka tidak ke ladang dan ada pula yang mengatakan bahwa alat mereka masih belum memadai untuk menekuni usaha tersebut.

Dokpri
Dokpri

Bukan berarti tidak ada yang serius dalam menjalankan UMKM ini, ada pula yang bukan berprofesi sebagai petani tetapi memang berwirausaha sebagai pendapatan pokok mereka. Keluhan juga tak terelakan, "Saya jualan hanya di hari Sabtu dan Minggu, jarang sekali saya jualan di hari selain weekend karena kurang laku." Keluh salah satu pelaku UMKM.

Maka dari itu, tim proyek kemanusiaan merencanakan diskusi sekaligus seminar yang mengulik tentang kewirausahaan. Bertujuan mengetahui berbagai masalah yang dihadapi para pelaku UMKM lebih dalam lagi dan memberikan berbagai pengarahan. Dengan menghadirkan narasumber ahli dari Universitas Slamet Riyadi Surakarta sebagai pembicara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun