saat kampanye pemilihan presiden 2004, pak beye melalui iklan-iklannya menawarkan perubahan. sebuah strategi yang tepat dan tentu saja akan dipakai siapa pun yang berposisi sebagai penantang di sepanjang zaman. jargon perubahan yang sama juga dipakai calon penantang pak beye dalam pilpres 2009. pak bowo misalnya.
tawaran atau iming-iming perubahan selalu membawa harapan. itu mungkin yang membuat orang kebanyakan terkesan. meskipun, setelah harapan digantungkan, kekecewaan bisa tidak juga datang.
menaruh harapan pada perubahan kadang memang seperti berjudi. jika harapan diletakkan terlalu tinggi, kekecewaan yang dalam pasti akan menusuk di hati. terhadap harapan akan tawaran perubahan, kita mesti lebih berhati-hati.
membicarakan soal perubahan, istana kepresidenan jakarta bisa menjadi saksi. ingatan saya pendek dan hasil googleing tidak memadai. karena itu, perubahan di istana yang saya paparkan mungkin kurang memadai karena hanya berdasarkan memori dan catatan pribadi.
perubahan di istana sudah diawali sejak bu megawati menjadi pemimpin negeri. istana yang semula penuh dengan sangkar burung, kini tidak lagi. burung-burung itu dilepaskan dan menjadi penghuni tetap pohon-pohon tua istana dengan hamparan rumput hijaunya.
sore hari yang cerah adalah saat tepat menikmati keindahan burung-burung penghuni istana bercengerama atau berlomba terbang dari satu pohon tua ke pohon tua lainnya. banyak dan lamanya acara di istana terasa menjadi berkah jika mata menatap taman hijau dan lapang di istana.
pak beye melengkapi perubahan ini dengan melepaskan sepenuhnya burung merak istana bersamaan dengan merebaknya kasus flu burung di istana. saat ini, saya tidak lagi bisa menjumpai burung merak itu lagi. di masa bu mega, burung merak dilepas di halaman istana sepanjang siang dan dimasukkan kandang menjelang malam.
perubahan lain adalah museum istana. semasa bu mega, museum yang semula ada di bangunan antara istana merdeka dan istana negara dipindah ke gedung bina graha. pada masa pak harto, pak habibie, dan pak dur, bina graha dijadikan kantor presiden sehari-hari. bekas bangunan museum semasa bu mega direnovasi menjadi kantor presiden.
perubahan kantor presiden semasa bu mega ini dinikmati pak beye hingga kini. meskipun pada awal 2004 kantor presiden ini telah selesai direnovasi, bu mega tetap memilih istana negara sebagai kantor presiden sehari-hari.
dimasa pak beye, museum istana di lantai dasar gedung bina graha yang menyimpan dan memamerkan koleksi lukisan bung karno dan koleksi kepresidenan lainnya dibongkar lagi. sepanjang 2008, koleksi museum istana dibungkus dan dikirim ke empat istana kepresidenan lain: bogor, cipanas, yogyakarta, dan bali.
museum di istana kepresidenan bina graha kini tidak ada lagi. gedung yang dibangun semasa pak harto itu sejak akhir 2008 direnovasi. staf khusus presiden seperti pak dino dan pak andi bersama banyak sekali stafnya akan menempati gedung bina graha hasil renovasi.