saya terkejut. begitu juga orang yang membuat saya terkejut. ketekejutan saya pertama-tama karena mendapati warna pakaiannya. keterkejutan kedua tentu pada kehadirannya. ya. di depan gedung dprd daerah istimewa yogyakarta, di ruas jalan malioboro, senin lalu. saat itu, puluhan ribu orang berkumpul menghadiri sidang peripurna terkait keistimewaan yogyakarta. meskipun puluhan ribu orang berkumpul, tidak saya dapati orang yang memakai pakaian warna biru. saya tidak tahu kenapa. mungkin pakaian biru puluhan ribu orang yang berkumpul itu sedang dicuci atau belum diambil di binatu yang murah sekali harganya di yogyakarta. bayangkan saya, satu kilogram pakaian hanya dihargai rp 2.500. di beberapa daerah bahkan harganya cuma rp 2.000. karena itu, saat mendapati seorang yang saya kenal memakai pakaian warna biru, saya terkejut. lebih terkejut lagi saya karena mendapatinya ada di antara komandan polisi. saya mendapatinya saat orang berbaju biru itu menyalami kepala kepolisian kota yogyakarta komisaris besar atang heradi. saat mendapatinya, saya langsung memarkir sepeda lipat yang menempel di badan saya. kamera saku yang saya kalungkan di leher saya aktifkan. karena waktunya singkat, tidak banyak jepretan saya buat. lagi pula, seseorang yang saya kenal dan berpakaian biru terlihat terburu-buru. dia pergi berlalu bersamaan dengan akhir rapat paripurna yang menetapkan dukungan untuk penetapan sultan hamengku buwono dan paku alam sebagai gubernur dan wakil gubernur yogyakarta. sebelum dia pergi, politisi yang biru warna politiknya lebih dahulu pergi dari gedung dprd. karena pergi, keputusan rapat paripurna menjadi bulat. enam fraksi yang bertahan mendukung penetapan. sebelum akhirnya dia pergi, kami bersalaman. pertanyaan standar tentang kabar masing-masing kami sampaikan. dia menutup pembicaraan dengan memberi tahu hotel tempatnya menginap untuk lebih banyak ngobrol. setelah itu, dia benar-benar pergi bersamaan dengan berarak pulangnya puluhan ribu orang pendukung penetapan. tak lama kemudian, dari jakarta tempatnya biasa beraktivitas, saya mendapat kabar soal istilah genjer-genjer dan pki.  saya tersenyum. tidak mungkin istilah ini muncul dengan dasar informasi orang yang saya jumpai dengan pakain biru sebelumnya. tentang orang berpakaian biru itu, sulit saya memberi kategori. meskipun bukan pejabat negara, saya kerap mendapatinya saat kepala negara beraktivitas. dia memang tidak sendiri saat ada di sekitar kepala negara beraktivitas. ada beberapa jumlahnya. karena tidak adanya kategori, saya mengelompokkan mereka dalam nama tim hore. kedekatannya dengan kepala negara saat ini ternyata sudah lama terjadi. yogyakarta adalah awal pertemuan mereka. kisah hilangnya sepatu pak beye saat shalat jumat di yogyakarta diceritakannya kepada saya. saat itu, dia masih mahasiswa di yogyakarta dan pak beye menjabat sebagai komandan korem 072 pamungkas. kedekatan itu ternyata terpelihara. satu dari mereka kini melakat dengan pak beye dalam kategori staf khusus. bukan kali pertama saya mendapati orang berpakaian biru itu di yogyakarta. saat pak beye berkampanye didampingi bu ani dan mas ibas di alun-alun utara, saya juga mendapatinya. anda pasti masih ingat kisah kampanye pak beye di alun-alun utara, membelakangi keraton dan menatap merapi. ya. usai kampanye, alun-alun utara hujan lebat. angin membuat tenda dan panggung kampanye porak poranda. saya sudah pernah menceritakannya. kembali ke orang berpakaian biru tadi. saya mendapatinya saat sedang berbincang dengan pembakar kemenyan untuk kampanye pak beye di yogyakarta. begitu mendapatinya, saya lantas berlari sambil mengeluarkan kamera. saya jepret dia yang tersenyum namun sambil menutup muka. saya tidak tahu kenapa dia menutup muka. tidak mungkin karena malu. untuk anda yang penasaran dengannya, saya bagikan fotonya. kalau dirasa perlu juga, nama orang berpakain biru yang saya dapati di depan gedung dprd adalah mas harry sebayang. bersama mas aam sapulete dan mas andi arief, mereka mengaku berkeringat untuk kampanye pak beye bersama kelompok jaringan nusantara. untuk keringat itu, pantas mereka mendapat upahnya. sebelum kampanye itu, mereka bertiga adalah komisaris badan usaha milik negara. wajar saja menurut saya. setelah kemenangan, jabatan memang banyak tersedia. untuk mendapatkannya, menurut mas harry, harus sabar saja. menurutnya, pak beye tidak akan lupa. oya, saya tambah satu foto lagi tentang salah satu aktivitas jaringan nusantara. cuma spanduk memang yang dipasang di fasilitas milik negara. tidak ada yang memprotes karena cuma sementara. lagi pula, negara memang sedang ada digenggaman mereka. kita terima saja. termasuk pesan spanduknya: wapres pak beye tidak penting. salam tidak penting. [caption id="attachment_78566" align="alignnone" width="550" caption="poster pak beye digantung di tiang listrik milik negara. tidak usah protes karenanya. nikmati saja pesannya. pak wapres maaf ya. (2009.wisnunugroho)"][/caption] [caption id="attachment_78568" align="alignnone" width="550" caption="mas harry sebayang malu saat saya jepret hadir di kampanye pak beye. saat itu, mas harry adalah komisaris salah satu bumn. lihat list sapu tangannya (2009.wisnunugroho)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H