dalam dua acara berturut-turut, saya mendengar janji-janji antidiskriminasi dari dua capres 2009. sejuk mendengar janji-janji itu.
pertama janji-janji itu saya dengar saat pak beye dan bu ani hadir dalam peringatan 10 tahun perhimpunan indonesia tionghoa di istora, jakarta, selasa malam.
kedua janji itu saya dengar saat pak kalla dan bu ida hadir dalam silaturahmi dengan pemuka agama islam di asrama haji, medan, rabu siang.
pak beye berujar, diskriminasi adalah masa lalu. masa depan adalah hidup harmonis dalam kebhinekaan.
pak kalla berujar, pilih pemimpin tanpa diskriminasi suku. sejarah dan dogma perlu diubah dengan memilih pemimpin atas dasar kemampuan bukan yang lain.
usai janji pak beye disampaikan, suguhan tari-tarian dan aneka kesenian nusantara ditampilkan. barongsai warna biru tidak ketinggalan ikut memeriahkan.
usai janji pak kalla disampaikan, dari belakang dibagikan selebaran fotokopian sebuah penerbitan. isi selebaran itu adalah wawancara wartawan indonesia monitor dengan habib husein al-habsy.
anda mungkin sudah mendengar kalau belum sempat membaca wawancara yang terbit awal juni 2008 itu. judul selebaran itu "apa pks tidak tahu isteri boediono katolik".
sementara pembagi selebaran ingin menggandakan lagi selebarannya, pak kalla membuka dialog. 700 lembar selebaran kurang untuk dibagikan.
ngomong-ngomong anda sudah kebagian belum selebarannya?
kalau belum, sabarlah menunggu karena sedang digandakan.