pulang dari cikeas kemarin siang membuat saya berpikir ulang tentang ketidaklaziman. dalam siklus musim di kebanyakan wilayah tanah air kita, bulan juli adalah kemarau. namun, ketidaklaziman terjadi beberapa hari belakangan ini.
ketidaklaziman soal musim itu bagi saya memuncak sabtu siang kemarin. saya hendak berbagi tentang yang saya lihat, saya rasa, dan alami kepada anda semua.
sejak jumat malam cuaca memang membuat saya cemas dengan sepeda motor saya. angin dan hujan perkaranya. pulang ke rumah saat hujan di malam hari dengan sepeda motor adalah "kutukan". banyaknya lobang bekas galian atau kerusakan jalan tanpa lampu penerangan membuat perjalanan dengan motor di malam hari saat hujan menjadi menakutkan.
tapi untung. jumat malam bersamaan dengan datangnya undangan untuk liputan ke cikeas, hujan tidak jadi datang. saya pulang dengan aman meskipun lampu jalan banyak yang padam. mungkin penghematan.
sabtu pagi berawan bersamaan dengan penetapan hasil rekapitulasi akhir suara pilpres 2009 oleh kpu di gedung kpu. menerjemahkan data intelijen yang dirilis sebelumnya oleh pak beye, gedung kpu ketat dijaga aparat keamanan dan kawat duri.
sampai pukul 10.45 bersamaan dengan akhir acara di gedung kpu, semua aman-aman saja. tiga mobil pregio istana kepresidenan yang dikerahkan siap mengangkut wartawan ke cikeas bersama-sama rangkaian rombongan pak beye.
mengetahui pergerakan ini, saya lantas meluncur ke cikeas dari rumah. butuh waktu lebih dari satu jam untuk sampai di cikeas di temani kemacetan dan truk-truk sampah yang menebar aroma busuk selepas pintu keluar tol cibubur.
lima menit setelah tiba di cikeas, acara dimulai. pak beye mewakili sby-boediono dan tim suksesnya bersiap membuat pernyataan. sekitar seratusan wartawan dan presenter televisi yang cantik-cantik juga bersiap-siap membuat laporan. langsung dari kediaman.
setelah menjelaskan maksud adanya pernyataan yang bukan merupakan pidato penerimaan dan berterima kasih kepada kpu dan seluruh pihak, pak beye mengakui ada kekurangan dan kecurangan sepanjang pilpres 2009. dengan istilah dalam bahasa inggris yang kerap disisipkan di setiap pidato, pak beye menyebut kekurangan dan kecurangan itu sebagai irregularities voting.
bagi pak beye, irregularities voting bukan khas indonesia. hal kurang lebih sama menurut pak beye terjadi juga di amerika serikat, india, dan brasil.
jadi, terhadap irregularities voting itu sikap terbaik menurut pak beye adalah menerima saja sambil menatap ke depan dengan semangat perbaikan. ruang untuk pengaduan dan protes memang dibuka, tetapi tidak akan mengubah ketetapan kpu tentang pilpres 2009 satu putaran.