Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pak Jimly Disuruh Pak Beye (2)

15 Juni 2010   08:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:32 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

judul tulisan ini memang pernah saya pakai lebih dari satu tahun lalu untuk satu postingan di kompasiana. tepatnya, 4 mei 2009. saya tidak tahu, kok tiba-tiba saya merasa pas lagi menggunakan judul itu lagi untuk postingan kali ini. anda tahu kan apa yang belakangan terjadi dengan pak jimly asshidiqie? perasaan pas dalam diri saya untuk menggunakan judul postingan lama kurang lebih sama dengan postingan saya sebelumnya tentang mbak ani. juga sekitar setahun lalu, saya mengunggah tulisan berjudul "mbak ani tinggalkan pak beye". eh, tidak sampai satu tahun, mbak ani yang banyak sekali pendukungnya itu benar-benar meninggalkan lelaki itu dan juga tanah air yang dicintainya. tapi sudahlah. mungkin memang kebetulan belaka. saya juga tidak punya bakat menjadi paranormal. karena itu, kita kembali saja ke pak jimly yang dipersilahkan pak beye melamar menjadi calon ketua komisi pemberantasan korupsi yang sejatinya memang harus bubar itu. untuk anda yang belum membaca postingan terkait judul yang kemudian saya pakai lagi dengan tambahan angka dua, saya beri ringkasannya. kejadiannya di hall d, ji expo, kemayoran, jakarta yang dikelola pengusaha yang bertubuh sentosa bu hartati murdaya po, mei 2009. di hadapan seluruh pimpinan partai demokrat, pak beye membagi cerita nostalgianya tentang partai yang kemudian menjadi juara se-indonesia dengan perolehan angka yang mencengangkan semua. pak jimly kenal dan kemudian dekat dan saling cocok dengan pak beye ketika pak bj habibie menjadi presiden republik indonesia karena pak suharto lengser. saat indonesia tengah dalam gejolak dan tuntutan reformasi, pak beye dan pak jimly duduk dalam tim reformasi. pak beye membidangi masalah politik sementara pak jimly membidangi masalah hukum. pertemuan intens membuahkan kesepahaman dan saling percaya di masa-masa berikutnya. hingga akhirnya tahun 2001, pak beye yang sudah berniat menjadi presiden meminta pak jimly mendirikan partai demokrat. namun, permintaan pak beye itu tidak terlalu menarik minat pak jimly. lagi pula, pak jimly juga tidak tidak percaya karena yang meminta pak jimly bukan pak beye langsung. penyampai pesan pak beye ke pak jimly adalah pengusaha dan dosen. mereka adalah pak vence rumangkang dan pak achmad mubarok. pesan pak beye ke pak jimly disampaikan pak vence dan pak mubarok saat makan. karena tampaknya pak jimly tidak percaya, beberapa hari setelah makan, pak sudi silalahi menelpon pak jimly. anda tahu pak sudi kan? ya, pak sudi memang sejak awal-awal reformasi dekat dan dipercaya pak beye. bahkan sampai saat ini. saat itu, pak sudi dari sambungan telepon berujar, “menko polkam mau bicara.” setelah pembicaraan terjadi, menurut pak jimly, pak beye menyampaikan maksudnya untuk mendirikan partai politik sebagai kendaraannya menuju istana. dalam pembicaraan via telepon itu, pak jimly menjawab, ”pak beye, saya berpendapat, ahli hukum tata negara sangat kurang. pak yusril ihza mahendra sudah di pbb. pak mahfud md di pkb. biarlah saya jadi begini saja, jadi akademisi.” penjelasan pak jimly membuat pak beye melaksanakan rencana b. meskipun demikian, pak jimly berjanji akan memberi dukungan, meskipun tidak secara resmi. di depan seluruh pimpinan partai demokrat, pak jimly berujar, “untung saya tidak masuk partai demokrat saat itu. atau untung saat saat itu belum masuk ya,” ujar pak jimly dengan derai tawa di ruangan luas berpendingin udara. setahun berjalan sejak pengakuan dan nostalgia pak jimly dengan pak beye dan partai demokrat itu mengemuka. kini, setelah tidak menjabat sebagai hakim mahkamah konstitusi, pak jimly diminta pak beye yang adalah sahabat dan orang yang mempercayainya duduk di jajaran dewan pertimbangan presiden. namun, belum lama menjalankan tugasnya, pak jimly diberi ijin oleh pak beye untuk melamar menjadi pimpinan kpk. bahasanya sih, pak beye mempersilakan pak jimly mencalonkan diri apabila itu menjadi keinginannya dan mengikuti mekanisme dan persyaratan yang ditetapkan oleh undang-undang untuk menjadi ketua kpk. seperti ditulis teman-teman saya di kompas cetak, terhadap niatnya mendaftar sebagia calon ketua kpk, pak jimly mengaku tidak perlu izin dari pak beye. meskipun demikian, pak jimly mengemukakan, pak beye tidak keberatan apabila dirinya mundur dari wantimpres jika terpilih sebagai ketua kpk. memang, untuk terpilih bukan perkara mudah bagi pak jimly meskipun pernah menjabat sebagai ketua mahkamah konstitusi. pak jimly harus bersaing dengan sekitar 300 pendaftar lain. di antara ratusan orang itu, ada nama-nama yang tidak kalah populer seperti seperti ketua komisi yudisial pak busyro muqoddas, advokat pak bambang widjojanto, pak oc kaligis, bu dwi ria latifa, dan pak petrus, anggota dpd pak i wayan sudirta, mantan gubernur perguruan tinggi ilmu kepolisian pak farouk muhammad, anggota komisi kejaksaan bu maria ulfa rombot dan pak amir hasan ketaren. namun, meskipun bukan perkara mudah, tidak berarti peluang pak jimly kecil sekali. meskipun dekat dengan pak beye dan juga dengan partai demokrat, pak jimly telah menghadirkan kesan baik untuk apa yang telah dilakukannya di mk yang kemudian ditinggalkannya. jejak pak jimly secara fisik juga hadir di mk lewat sembilan pilar yang menyangga gedung mk. ya, sembilan seperti kegemaran pak beye juga. dan, kalau saja pak jimly yang akhirnya terpilih sebagai ketua kpk, saya hanya bermimpi indonesia tercinta makin jelas arah yang hendak ditujunya terkait penyelesaian perkara korupsi dan perlakuan kepada mereka yang telah maling uang negara. saya tidak bisa membayangkan seandainya pak jimly terpilih namun tetap bernostalgia tentang kedekatannya dengan pak beye yang tidak lain adalah penguasa. apa hasilnya jika kejaksaan, kepolisian, dan juga kpk ada dalam satu langgam. kalau langgamnya adalah demi kebaikan dan kebenaran tidak mengapa. bagaimana kalau mereka tergoda lantaran kuasa sehingga kebaikan dan kebenaran bisa direkasaya? saya berharap, kalau pak jimly atau siapa pun yang terpilih menjadi ketua kpk, kpk lantas bubar. bukan tidak ingin pemberantasan korupsi dilakukan, tetapi lebih karena ingin korupsi tidak lagi ada. kalau korupsi tidak lagi ada, kpk memang tidak layak dipertahankan keberadaannya dan karenanya pantas bubar dengan sendirinya. tetapi, apakah mimpi ini tidak mengada-ada? bagaimana mimpi anda? salam bangun [caption id="attachment_167711" align="alignnone" width="500" caption="pak beye dengan kacamata riben andalan memberi instruksi saat hendak menuju pulau buru. foto lawas, terlihat dari tanda di dahi kanan pak beye tentu saja. (2005.wisnunugroho)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun