Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melihat Pak Beye Gak Pede

6 Oktober 2008   14:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_69" align="alignleft" width="114" caption="null"][/caption] dari sekitar satu jam tampil di mimbar menyampaikan "sepuluh perintah yudhoyono", pak beye terlihat tidak pede saat menyampiakan perintah keenam. sebelum membacakan perintah keenam itu, pak beye menelan ludah dan menambil nafas. mungkin berat menyampaikan perintah itu. perintah keenam adalah sebuah perintah klise seperti diakui pak beye. perintah itu sudah diujarkan berulang-ulang sejak orde baru berkuasa. perintah itu berbunyi, "mari kita lakukan (lagi) kampanye besar-besaran untuk menkonsumsi produk dalam negeri". selain karena alasan perintah sudah menjadi klise, pak beye enggak pede mengemukakan perintah itu lantaran perintah paling berat dilakukan dan menuntut setiap saat ketika diabaikan tidak usah jauh-jauh menilik produk dalam negeri apa yang dikonsumsi para pejabat. lihat saja apa yang melekat dari ujung kaki sampai ujung kepala para pejabat. berani bertaruh, berapa persen barang-barang yang melekat di tubuh para pejabat itu adalah produk dalam negeri? tidak lebih dari 40 persen! sepatu? ikat pinggang? sapu tangan? jam tangan? tas jinjing? dompet? kemeja? dasi? kacamata? minyak wangi? telepon selular yang tentu tidak hanya satu? kendaraan yang diparkir di halaman istana dengan ac tetap menyala? usai rapat yang berlangsung sekitar empat jam dengan hasil "sepuluh perintah yudhoyono" itu, para menteri pergi berhamburan. seorang menteri perempuan berjalan diiringi ajudan laki-lakinya yang berbadan tegap dan berambut cepak tentu saja tidak ada yang aneh semula, tetapi ketika kain penutup tas jinjing tersapu angin, ironi itu mulai menjadi nyata ajudan laki-laki itu menjinjing tas perempuan. bukan sembarang tas, tetapi tas kulit berwarna putih bergagang sepuh warna emas dengan logo LV (louis vuitton) berwarna-warni memenuhi permukaannya kulitnya tas jinjing itu ditutupi kain karena takut menggagalkan perintah keenam pak beye untuk mengkonsumsi produk dalam negeri atau, jangan-jangan tas itu palsu sehingga harus ditutup-tutupi? di plaza indonesia, tas jinjing putih dengan logo LV berwarna-warni dibandrol dengan harga belasan juta mari memerintahkan para pejabat mengkampanyekan hal yang mereka tidak turuti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun