[caption id="attachment_3038" align="alignnone" width="500" caption="pak kalla menutup hidung saat bertemu pak sudi di kantor presiden usai pemilu legislatif 2009 (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption] tak ada sisa wajah kecewa. di dalam gedung kalla tower, pak kalla semringah wajahnya. gedung tertinggi di makassar di jalan dr sam ratulangi itu memang belum selesai pembangunannya. namun, jaminan setelah 20 oktober 2009 bangunan itu selesai pengerjaannya membuat pak kalla tenang. bersama isterinya, bu ida dan putra lelaki satu-satunya mas solichin, pak kalla lantas mencek semua sudut bangunan yang masuk tahap penyelesaian hal-hal detail. pak kalla juga mencek lantai 14 yang akan menjadi kantornya setelah tidak lagi berkantor di istana wapres. di atas lantai 14 ada satu lantai lagi yang dibangun seperti topi untuk melihat pemandangan seluruh kota makassar. dari lantai 15 itu, pak kalla bisa melihat gedung-gedung yang merupakan bagian dari unit usaha keluarganya. sebut saja gedung-gedung yang melingkari kalla tower itu antara lain hotel sahid dan mall ratu indah, bosowa tower, kantor pusat cokro, masjid al-markaz, dan studio trans-kalla. khusus untuk studio trans-kalla, pembangunannya juga tengah dalam tahap penyelesaian. rencananya, bangunan yang didirikan di atas laut yang direklamasi itu akan diresmikan pada tanggal 9-9-9. ya, sembilan september duaribusembilan. pada saat yang bersamaan, pak beye akan berulang tahun yang keenampuluh. kembali ke kalla tower yang mulai dibangun februari 2008. dari bangunan yang letaknya hanya sekitar 500 meter dari rumah kediaman pak kalla di jalan haji bau itu, pak kalla akan berkantor. tidak langsung setelah 20 oktober 2009 pak kalla akan pindah. akhir tahun, pak kalla masih banyak kegiatan di jakarta. pak kalla bilang, paling pas awal januari 2010 dirinya berkantor di kalla tower. dari kalla tower, pak kalla akan berikhiar dan berkontribusi untuk memajukan bangsa. "kalau tidak punya kantor, di mana mereka akan mengunjungi saya?" ujar pak kalla soal kalla tower yang akan jadi kantornya. setelah puas melihat detail penyelesaian bangunan, pak kalla melanjutkan kegiatan pulang kampungnya. setelah pak kalla pergi, pikiran saya kemudian menerawang ke awan. wah, nikmat juga jadi pak kalla. sambil berjalan menuju penginapan, saya mendapat jawaban atas pertanyaan kenapa pak kalla tidak mau digendong atau disomppo dalam bahasa bugis. dengan masih banyaknya energi dan mimpi, tak pantas memang pak kalla digendong. pak abu bakar, pak mustafa, pak kurnia, dan pak saleh yang bersiap menggendong pak kalla sejak sehari sebelum tidak perlu kecewa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H