Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hape Pak Beye dan Pak Kalla

16 Januari 2009   06:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:21 2404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_754" align="alignleft" width="300" caption="joko dolog di depan kantor presiden (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption] pak beye pernah kewalahan dengan hape yang sehari-hari digenggam ajudan atau sekretaris pribadinya. sebabnya sederhana. karena ingin mendapat keluhan, informasi, dukungan, atau pujian atas langkah kerjanya, pak beye spontan di depan seluruh wartawan yang tengah merekam dialognya dengan petani di jawa barat memberi tahu nomor hape pribadinya. kontan saja setelah itu, hape pak beye kebanjiran pesan singkat yang jumlahnya ribuan. pesan singkat yang dirikim pada waktu hampir bersamaan itu membuat hape pak beye macet tidak bisa digunakan. kejadian ini membuat pak beye menggelar rapat khusus di kantor presiden. operator telepon dipanggilnya. hasil rapatnya adalah dibuatkan nomor khusus untuk pengaduan ke pak beye. nomor yang kemudian dipilih adalah nomor yang sesuai dengan tanggal lahir pak beye di pacitan, 9949. setiap orang yang ingin mengadu, bisa mengirim pesan singkat ke nomor itu. ada staf khusus pak beye yang memiliki 14 staf yang menjadi pengelola pengaduan ini. sebagai tindak lanjut dari pengaduan itu, staf khusus pak beye, pak sardan marbun namanya menerbitkan tabloid "sabung hati 9949". tabloid berisi berita dan terutama foto-foto kegiatan pak beye dan laporan pengaduan itu semula diterbitkan dwi mingguan untuk dibagi-bagikan cuma-cuma saat pak beye melakukan kunjungan ke daerah-daerah yang memang kerap dilakukan. tabloid itu kini terbit bulanan dan tetap cuma-cuma dibagi-bagikan. dengan solusi ini, masalah macetnya hape pak beye teratasi dan segala bentuk pangaduan rakyat yang ingin langsung didengar pak beye tetap bisa ditangani. [caption id="attachment_750" align="alignleft" width="300" caption="pak beye menggunakan hapenya di teras kantor presiden (presidensby.info)"][/caption] bicara soal hape, seperti juga hampir seluruh pejabat kita dari pusat sampai daerah, pak beye adalah penggemar communicator sejak produk nokia yang tidak belanjut itu mengeluarkan edisi pertamanya. sampai sekarang, pak beye juga masih menggunakan communicator seri terakhir. warna merah hati menjadi pilihannya. merah hati tampaknya adalah warna kegemaran pak beye. [caption id="attachment_751" align="alignleft" width="300" caption="pak kalla menunjukkan isi pesan singkat untuknya (wapres.go.id)"][/caption] berbeda dengan para pejabat lain yang senang dengan communicator, pak kalla seperti tabiatnya sebagai pengusaha sangat fungsional saja. pak kalla yang selalu mengantongi sendiri hapenya memilih merek samsung yang tidak cukup populer untuk urusan hape. kepraktisan yang tercermin dari ketipisannya membuat hape pilihan pak kalla itu mudah sekali masuk dalam sakunya. bagi pak kalla, hape hanya untuk menelepon, ditelepon, menerima pesan singkat dan mengirim pesan singkat tampaknya. banyak orang bijak berkata, pilihan jenis barang adalah kepanjang diri pemiliknya. perbedaan pilihan dan menggunakan hape merupakan satu dari sekian perbedaan pak beye dan pak kalla. soal sekian perbedaan ini, kita bicarakan di lain postingan saja. hehehe kembali ke soal hape, saya belum melihat para pejabat kita ikut-ikutan tertular mencari-cari blackberry. kalau untuk sejumlah perangkatnya sih, menenteng dan memencet-mencet blackberry sudah menjadi gaya tersendiri. bukankah obama yang pernah juga dibesarkan di jakarta juga menggunakan, bahkan katanya kecanduan blackberry.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun