Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Doa Bapak

9 Februari 2010   12:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:01 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

di rumah mungil dekat sungai yang kerap meluap saat hujan lebat, pak soekotjo berdoa. doanya sudah lama disiapkan, setidaknya sepanjang perjalanan sekitar 15 kilometer dari pusat kota pacitan menuju kawasan pondok pesantren tremas. setelah meletakkan pistol di samping anak lelaki pertamanya dari bu habibah, pak soekotjo menyampaikan doanya. doa itu disusun dalam sebuah nama susilo bambang yudhoyono. dalam masyarakat kita, bukankah doa orang tua tertuang dalam nama anak-anaknya? untuk doa itu, pak soekotjo mendoakan anaknya menjadi seorang yang santun, berjiwa ksatria, dan memenangi setiap peperangan. santun, ksatria, dan menang perang. sebuah kesatuan yang tampaknya tidak ingin dipisah-pisahkan. harapan dan permohonan yang berat dan pantas disampaikan sepanjang masa tampaknya mengingat kita kerap lupa. doa dalam sebuah nama itu pantas juga kita ucapkan lagi. bukan untuk kesantunan yang sudah pak beye tunjukkan dan ajarkan kepada binaannya di partai demokrat namun dibiarkan untuk diingkari. bukan untuk kemenangan dalam peperangnya yang sudah diraih berturut-turut sejak pilpres 2004, pemilu legislatif 2009 untuk partai demokrat, dan  pilpres 2009 dengan beragam cara. doa itu, baik juga kita ucapkan lagi untuk hadirnya sikap ksatria. karena itu, perlu sekali-kali kita memanggil pak beye dengan pak bambang agar pak beye ingat doa bapaknya agar dirinya memiliki sikap ksatria. bukan kah kurang lengkap kalau hanya tampil santun dan bisa menang untuk setiap peperangan tetapi tanpa sikap ksatria. salam gitar. [caption id="attachment_71090" align="alignnone" width="500" caption="pak beye menengadahkan kedua tangannya sesaat sebelum ujian doktoral di institut pertanian bogor. (2004.wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun