Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Kampung Bang Ruhut

4 Juli 2010   09:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:06 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

pak beye benar. perubahan yang ditawarkan memang harus dilanjutkan. itu sebabnya, setelah periode pertama berakhir, pak beye ingin berkuasa untuk periode kedua. tentu bukan nafsu akan kuasa yang melatarinya. pak beye hanya ingin melanjutkan perubahan yang ditawarkannya. soal perubahan yang mampu mengusur bu megawati soekarnoputri dari istana itu, semua orang mengalami atau setidaknya mengakui. lima tahun pertama pemerintahan pak beye, banyak hal telah berubah. karena banyaknya, saya mencoba konkret saja. secara nyata, perubahan itu hadir di jalan-jalan. tidak hanya di jakarta. bahkan di jogjakarta demikian juga. tidak hanya di jawa, perubahan itu hadir juga di sumatera. medan adalah salah satunya. terakhir saya ke medan dan menginap beberapa hari sehingga menikmati jalan-jalan di medan adalah di akhir periode bu megawati. ya, akhir tahun 2003. cukup lama memang. hampir tujuh tahun lamanya. setelah waktu itu, saya memang kerap juga ke medan. namun, umumnya bersama tim hore istana untuk kegiatan pak beye atau pak kalla. terakhir kali adalah saat bersama tim hore pak beye kampanye di medan. karena bersama rombongan, saya tidak bisa intens menikmati jalan-jalan di medan yang ternyata telah berubah luar biasa. perubahan itu saya alami dan rasakan saat tiga hari ini di jalan-jalan kota medan. pak beye pasti bersyukur melihat perubahan ini. setidaknya, tanda mengeliatnya ekonomi dan meningkatnya penghasilan rakyatnya membuat jalan-jalan di medan sesak luar biasa. karena sesak, kemacetan tidak terhindarkan di sejumlah titik jalan-jalan utama. pemandangan dan kenyamanan di jalan-jalan kota medan tujuh tahun lalu ternyata telah berubah. hilang. perubahan berupa kehilangan kenyamanan itu tampaknya terus akan dilanjutkan. hal itu terlihat di setiap perempatan jalan saat kemacetan tidak terhindarkan. lampu pengatur lalu lintas memang ada dan berfungsi. namun, sebagian besar pengendara tidak mematuhi. meskipun lampu pengatur lalu lintas menyala merah, setelah tengok kanan dan kiri, gas ditancap. kalau pengguna jalan di depannya taat berhenti, klakson yang bunyinya memekakkan telinga orang normal ditekan berkali-kali. kondisinya persis dengan pengalaman saya berjumpa dengan sopir metromini atau kopaja di jalan-jalan jakarta. gila. begitu bunyi batin saya. apa pengguna jalan di kota medan kebelet mau ke belakang semua sehingga tidak sabar mematuhi aturan? saat mengayuh seli di medan, saya merasa seperti di tengah rimba belantara di mana aturan tidak ada. yang kuat, yang besar, dan yang keras suaranya bisa jadi raja. tidak heran selama tiga hari bersepeda keliling kota medan, saya tidak menjumpai seorang pun teman seperjalanan. pengalaman mendapati kekacauan di jalan ini memang bukan khas kota medan. namun, pengalaman mendapati kekacuan di jalan yang saya alami di kota lain seperti di jakarta dan jogjakarta disangatkan di medan. untuk kekacauan yang sangat ini, saya belum menghitung bagaimana kelakuan pengemudi becak motor yang seenaknya memutar arah dan angkutan kota yang sekenanya berhenti dan memenuhi ruas jalan. perubahan seperti kata pak beye memang mewujud dan masih seperti kata pak beye akan dilanjutkan. namun, apakah perubahan dalam arti hilangnya kenyamanan di jalan yang akan dilanjutkan? kalau masih mau dilanjutkan, kita memang berbeda jalan. saya tidak ingin gila di jalan. salam garogoool. [caption id="attachment_184820" align="alignnone" width="500" caption="bang ruhut di medan mengeluarkan sejumlah anggota badan seperti kenek mencari penumpang untuk pak beye. garogoool, garogoool, garogoool. (2009.wisnunugroho)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun