senang juga mendengar akhirnya pak beye berbicara. bukan soal kerbau yang membuat saya merasa ada penistaan di sana. bukan kepada pek beye tentu penistaannya, tetapi kepada kerbau itu sendiri. bagaimana bisa, hewan yang di desa tempat leluhur saya berasal memberi banyak jasa dan tak bersyaratnya cinta tiba-tiba dinista sedemikian rupa. penistaannya seperti apa, tidak bisa ditanya kepada kerbau tentunya. anda bisa bertanya kepada banyak petani yang berhubungan dengan kerbau di desa-desa. kerbau itu, meskipun tubuhnya tambun, keras kerjanya. kerbau juga tidak pernah kabur ketika anak-anak bermain dan berteriak-teriak di dekatnya. ketika ada anak menungganginya pun, kerbau diam saja tanda menerima. kerap terlihat, kerbau mengajak anak-anak nakal itu bercanda. lagi pula, kerbau yang di desa-desa terancam di bunuh setiap hari raya tidak pernah mengeluh atau teriak-teriak ke media. hidup dijalani kerbau dengan tenang seperti caranya mengunyah setiap makanan ramah lingkungan yang diberikan kepadanya. karena itu, maaf jika saya berkata bahwa para pendemo yang membawa kerbau itu sungguh keterlaluan dalam melakukan penistaan. kembali ke perasaan senang saya. pagi ini, saya kembali menemukan kekhasan pak beye pada sejumlah berita. anda yang juga senang dengan hal-hal yang tidak penting mungkin juga sudah mengenali. ya. apalagi kalau bukan soal keganjilan. keganjilan itu kali ini terkait dengan angka andalan. 99. terkait program 100 hari, pak beye menyatakan, berdasarkan pemonitoran ukp4, target yang dicapai sebesar 99 persen lebih. kesenangan saya bukan pada angka keramat yang digemari pak beye dan kali ini dikeluarkannya lagi. bukan. kesenangan saya karena pak beye tidak seperti para pendemo yang tidak memakai parameter untuk memadankannya dengan kerbau. berbeda sekali. kasihan si kerbau. penilaian capaian 99 persen lebih oleh pak beye didasarkan pada paparan pak kuntoro yang menjadi kepala ukp4. menurut pak kuntoro, dari 129 (endingnya sembilan hehehe) rencana aksi dalam 45 program (sembilan jumlahnya hehehehe), ada dua program yang sebelumnya semat terhambat. namun, kemudian dapat diselesaikan. dua program itu adalah revitalisasi pabrik gula dan pendirian pt sarana multi infrastruktur. mantap. paramaternya jelas. karena itu, senang mengetahui pak beye ternyata sukses bekerja dalam 100 hari pertamanya bersama pak boediono. di tengah kegaduhan yang menyita banyak perhatian, ternyata pak beye mengklaim bisa bekerja keras dan baik pula hasilnya. 99 persen lebih. karena kerja kerasnya tak peduli dengan kegaduhan politik yang tidak perlu, agak aneh juga kalau pak beye meprihatinkan dibawanya kerbau dalam unjuk rasa. sebagai orang desa dari pacitan sana, pak beye pasti tahu bagaimana kerbau terus bekerja keras meskipun kerap diancam dibunuh setiap hari raya tiba. ah, sudahlah. soal kerbau saya tidak mau berpanjang lebar karena saya sendiri belum bisa meniru bagaimana kerja keras kerbau yang memberi apa yang mereka punya dengan ikhlasnya. bahkan, kerbau tetap bekerja keras di sawah pagi hari meskipun sore harinya dibawa ke tempat penjagalan. menurut saya, ini adalah gambaran ideal cinta yaitu tanpa syarat. coba angkat tangan, siapa di antara kita yang bisa meniru kerbau yang telah dinista? kembali ke capaian pak beye untuk program 100 hari pertama kerjanya. pak beye menyebut, capaiannya 99 persen lebih. menurut anda berapa kira-kira lebihnya? kalau menurut saya 0,49 lebihnya. kalau dijumlahkan ya 99,49 persen capaiannya. masuk akal menurut saja apalagi memakai acuan yang disampaikan pak kuntoro. dari 45 program, hanya dua yang terlambat dan itu pun akhirnya bisa diselesaikan. tidak enak kalau saya beri 0,9 lebihnya dan menjadi 99,9 persen. bukan apa-apa. saya hanya takut dengan klaim kesempurnaan. bagaimana menurut anda? berapa lebihnya? jangan pelit-pelit ya. salam ikhlas [caption id="attachment_67854" align="alignnone" width="500" caption="pak beye di atas alphard biru bernomor polisi b 909 ys miliknya. angka sembilan memang menjadi kegemarannya sejak lahir di pacitan. (2004.wisnunugroho)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H