Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tar untuk Pak Beye

8 September 2010   09:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21 2614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

meskipun tidak bulat, saya tetap mengenalinya sebagai tar. sebelum anda tersesat, tar yang saya maksud di sini bukan komponen dalam asap rokok yang bersifat karsiogenik atau memicu kanker. tar jenis ini tidak mungkin diberikan untuk pak beye. kita tahu semua, pak beye tidak merokok dan ini adalah kabar baik buat saya dan anda semua yang tidak merokok juga. tar yang saya maksud di sini adalah kue yang dibuat dari tepung terigu, gula, mentega, telur, keju, coklat, dan berbagai aroma seperti yang kerap dibuat isteri saya. menjelang peringatan hari kelahiran pak beye, lebih pas membicarakan tar yang manis dan enak ini dari pada tar yang dihasilkan pengusaha rokok yang justru tidak pernah sama sekali mengisap produknya. seperti kerap saya bagikan dalam postingan sebelumnya, untuk makanan, pilihan pak beye memang tidak pernah aneh-aneh. karenanya, pak beye tidak pernah kesulitan untuk makan. asal keluar rumah saja, pilihan makanan pak beye terhidang di jalan-jalan. sebut misalnya tahu sumedang, soto ayam, tahu telur, urap, pecel, tahu-tempe becem, empal, perkedel, dan krupuk blek. ayam goreng olahan kolonel amerika yang berjenggot pun kerap jadi pilihan saat sedang di tengah jalan menuju cikeas, tempat kediamaan. bahkan, untuk peringatan hari istimewa seperti peringatan hari kelahiran, pilihan makanan yang dihidangkan atau yang disiapkan khusus untuk pak beye pun masuk kategori lumrah untuk rakyat kebanyakan. pilihan lumrah ini tidak hanya dijalankan pak beye. setahu saya, hari istimewa anggota keluarga juga dirayakan dengan makanan-makanan yang masuk kategori kebanyakan. saat ulang tahun bu ani misalnya, tumpeng kuning dihidangkan di cikeas untuk disantap bersama-sama dengan para undangan. kalau pun ada makanan tambahan, pilihan pun tetap lumrah seperti kebanyakan dari kita. tar yang dihiasi lilin berbentuk angka untuk pak beye misalnya. saya tidak mendapati merek aneh2 yang membungkus tar untuk pak beye. bahkan, tar yang disiapkan khusus untuk pak beye di hari ulang tahun terkahir sebelum tinggal di istana tanpa merek setahu saya. saat mencicipi setelah dipotong-potong dan dibagi-bagi di dalam kabin pesawat merpati, rasanya pun biasa. tidak terlalu istimewa yang berkorelasi dengan harga. lega juga mengetahuinya. lilin merah yang sebelumnya ditiup pak beye dengan bentuk angka 55 pun seperti lilin yang saya beli di toko serba ada. peringatan hari kelahiran pak beye ke-55 di kabin merpati saya alami saat pesawat itu hendak dipakai ke lampung untuk kampanye pilpres putaran kedua, september 2004. meskipun menjelang peringatan hari lahir itu susana indonesia kelabu, saya yakin peringatan hari lahir secara sederhana memang pilihan pak beye sejak semula. anda tentu masih ingat dua peristiwa kelabu menjelang peringatan hari kelahiran pak beye ke-55. ya, pertema terbunuhnya aktivis ham cak munir dan ledakan bom yang menyasar kedutaan besar australia. sejak peringatan hari kelahiran ke-55 itu, perasaan pak beye pasti tidak menentu setiap tiba peringatan tanggal lahirnya. mengingat ujaran pak beye enam tahun lalu, saya yakin, sampai saat ini pun, pak beye berperasaan tidak menentu setiap akan tiba peringatan hari lahirnya. ketika mendengar kabar tewasnya cak munir dua hari sebelum 9 september 2004, pak beye tengah sibuk berkampanye didampingi pak lin chi wei di hotel le meredian, jakarta. terkait terbunuhnya cak munir dan upaya pengungkapannya, pak beye mengatakan hal itu akan menjadi ujian bagi sejarah indonesia. apa yang diujarkan pak beye ketika itu sejalan dengan jargon perubahan yang ditawarkan untuk menantang bu mega yang ingin bertahan. dan, perubahan yang ditawarkan ketika itu menang atas pihak yang ingin bertahan bahkan hingga sekarang. kini, setelah enam tahun berlalu, bagaimana hasil ujian untuk sejarah indonesia itu? tanpa jawaban yang meyakinkan seperti tergambar dari wajah kecewa mbak suciwati, peringatan hari kelahiran dua sosok besar tanggal sembilan bulan sembilan akan selalu terasa tidak nyaman. pertanyaan ini sebenarnya paling tepat diajukan, september 2009. namun, saat itu, setahun yang lalu, semua tengah sibuk dengan kekuasaan tambahan lima tahun yang didapat dengan jargon baru, lanjutkan! salam jargon. [caption id="attachment_253253" align="alignnone" width="500" caption="tar untuk pak beye dari awak pesawat di kabin merpati yang ditumpangi pak beye untuk kampanye menawarkan perubahan enam tahun lalu. (2004.wisnunugroho)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun