Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sebelum Mas Hendra Trauma

19 Juli 2010   12:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:45 2052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

saya menarik nafas panjang. butuh lebih banyak ruang di rongga dada saya setelah sebelumnya nafas saya pendek-pendek. bukan karena habis menunggang seli nafas saya pendek-pendek. nungang seli justru membuat rongga dada saya lega. kalau tidak percaya, silahkan rutin mencobanya. adalah mas agus supianda yang membuat saya menarik nafas panjang. dari tanggapan singkat di postingan yang dibacanya, saya mendadak seperti dirundung duka. sebelum mas hendra trauma, mas agus lebih dahulu berduka. lima tahun lebih waktu berlalu tidak bisa menghapus dukanya. ya, dukanya sangat mendalam. mudah sekali terbayang di depan mata saya. rabu pagi sekitar pukul 07.45, tanggal 17 november 2004, di ruas tol jagorawi kilometer 13.600 arah Jakarta, duka itu datang. harapan bisa membahagiakan anak-anaknya ke tempat rekreasi yang masuk kategori paling murah di jakarta yaitu kebun binatang ragunan tidak kesampaian. mas agus tidak hendak menyalahkan siapa pun atas duka yang belum bisa sepenuhnya hilang. lagi pula, setelah tabrakan yang merenggut enam jiwa itu, juru bicara kepresidenan pak andi mallarangeng membantah iring-iringan kendaraan kepresidenan sebagai penyebabnya. kepada anda yang kesulitan mencari jejak mas agus, berikut ini saya copipastekan tanggapannya dan kisah yang dibagikannya karena sebelumnya saya bertanya. "sampai sekarang trauma atas kejadian cerita di atas masih membekas pada diri saya, karena itu kejadian yang menimpa saya dan keluarga saya. anak saya meninggal yang bernama santi yang kala itu berumur 8 tahun." (tanggapan di postingan "patwal yang pening") "pada waktu itu, kami akan berangakt menuju ragunan untuk rekreasi masa lebaran. kami masuk tol melalui pintu tol sentul selatan. jumlah penumpang 13 orang. 1. saya 2.santi (anak saya 8 thn) 3. sinta(adik santi 4 thn) 4 diki (anak pak ondo 6 thn) 5. ipan (anak siti rohmat yang meninggal 6 thn) 6. siti rohmat (ibunya ipan) 7. nurdin (suaminya siti rohmat) 8. hasnah (istri ondo yg meninggal) 9. khololah 10. dodi 11. ilyas (sopir angkot) 12. pak ondo 13. diki a fauzi. sebelum pintu gerbang cibubur, saya mendengar suara sirine,sampai saya bertanya pada sopir, 'itu suara sirine apa ya'. tidak lama kemudian saya melihat di depan ada mobil yang berhenti dan melihat di kiri jalan ada mobil pjr (patroli jalan raya). yang satu polisi menyetop mobil yang melintas dengan hanya menyetop layaknya ada penyebrang jalan. mobil kami pun berhenti. tapi selang beberapa detik, mobil kami ditabrak dari samping pas pintu kanan sopir oleh mobil bak terbuka yang membawa buah jambu. mobil kami terpelanting tidak lama kemudian ditabrak lagi oleh kijang sampai mobil kami terbalik. sesudah terbalik, di tabrak lagi oleh bus garuda. saya pada waktu itu masih sadar dan berteriak-teriak minta tolong. kami di tolong oleh para penumpang bus dan petugas jasa marga. tak ada satupun polisi yang ada di lokasi pada wektu kejadian. bahkan polisi yang menyetop pun tidak keliatan ke mana dia. kami pun dibawa ke rs universitas kristen indonesia. yang meninggal dibawa ke rumah sakit cipto mangungkusumo. mungkin itu gambaran singkat nya." ... kalau apa yang dialami mas hendra menghadirkan trauma yang butuh waktu lama pemulihannya, apa yang dialami mas agus lebih dari lima tahun lalu menghadirkan trauma dan juga duka. saya mencoba menarik nafas panjang lagi sambil berdoa agar trauma dan duka mas agus bisa sedikit demi sedikit teratasi. sambil berdoa untuk teratasinya trauma dan duka mas agus, saya sedikit lega karena sejak pagi telah mendapati pak beye minta maaf dan mengucapkan terima kasih dan tulus menerima cerita trauma mas hendra sebagai masukan untuk evaluasi. pak ahmad yani basuki yang adalah staf khusus presiden bidang publikasi dan dokumentasi yang menulis di surat pembaca. salam evaluasi. [caption id="attachment_198596" align="alignnone" width="500" caption="sopir kepresidenan memoles sedan kepresidenan sebelum digunakan. plat sedan masih b 1. saat ini, plat sedan kepresidenan adalan ri 1. (2004. wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun