Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pemerintah yang Murung

14 Juli 2010   08:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:52 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saya selalu tersenyum melihat kembali hasil jepretan kamera pinjaman kantor ini. untuk mengingat kembali konteksnya, saya bagikan cerita berdasarkan catatan saya. semoga saja bisa membantu. syukur-syukur, bisa membuat anda tersenyum juga seperti saya. jepretan ini saya ambil usai rapat kabinet terbatas di kantor presiden. harinya selasa. tanggalnya 21. bulannya maret. tahunnya 2006. anda pasti masih ingat tahun 2006. sependek apa pun ingatan anda, apa yang terjadi empat tahun lalu pasti masih terkenang di benak anda. kalau tidak terkenang juga, saya bantu mengingatkan. sedikit saja bantuan saya untuk memancing ingatan anda yang pasti lebih banyak dari pada ingatan saya. ya, maret, 2006. pemerintah sedang dihadapkan pada masalah yang kurang lebih sama dengan masalah yang saat ini tengah mengemuka. soal berulang kembalinya masalah seperti tidak tertangani saja, tidak usah dipertanyakan apa peran negara. saya sarankan agar diterima saja kembalinya masalah ini. tidak mustahil, masalah ini akan datang lagi dan lagi. masalah itu adalah membengkaknya subsidi negara untuk rakyat terkait listrik. karenanya, dipertimbangkan kemungkinan menaikkan harga tarifnya. namun, berbeda dengan tahun 2006, tahun ini pemerintah memutuskan menaikkan tarif listrik. selektif memang dan besarannya beragam. namun, dampaknya memang akan besar juga. terutama untuk rakyat yang tidak berpunya. karena dampak kebijakan tidak populer per 1 juli 2010 ini besar, saya paham kenapa tidak ada satu pun pejabat mengumumkannya di istana. kondisi ini berbeda dengan kondisi maret 2006 saat beban subsidi juga tinggi. empa tahun lalu, pemerintah dengan percaya diri menyatakan tidak akan menaikkan tarif listrik sepanjang tahun 2006. semua senang mendengar pengumuman kebijakan itu. karenanya, usai rapat kabinet di kantor presiden, pak beye muncul langsung memberi keterangan kepada pers. tidak seperti biasanya memang. biasanya yang memberi keterangan kepada pers usai rapat kabinet adalah menteri atau hanya pak andi yang identik dengan kumisnya. namun, untuk hal tidak biasa seperti dilakukan pak beye ini adalah ciri khasnya. saya kerap salut dengan strateginya. terutama untuk hal-hal yang menyentuh rakyat dan umumnya kabar gembira. selain tampil sendiri mengumumkan tidak akan naiknya tarif listrik, pak beye juga tampil langsung saat mengumumkan harga bahan bakar minyak turun. besaran recehan penurunannya pun ikut disampaikan. tidak ketinggalan, tim kampanye dari foxindonesia ikut merekam. anda pasti paham kenapa pak beye sendiri yang harus tampil di depan rakyatnya. kabar baik memang harus diwartakan segera dan harus dilekatkan pada benak rakyat se-indonesia raya. apalagi, saat itu, sudah mucul rencana pak beye untuk maju kembali di periode kedua. namun, yang membuat saya kembali tersenyum melihat foto hasil jepretan kemera pinjaman kantor itu adalah ekspresi mereka yang ada di foto itu. bisa dikategorikan menjadi dua saja ekpresi mereka yang berbeda. di sisi kanan pak beye ada pak purnomo dan pak boediono. sementara di sisi kiri ada pak sugiharto, pak kalla, dan mbak ani. anda bisa melihat sendiri bagaimana ekspresi mereka di sisi kanan pak beye dan di sisi kirinya. anda juga bisa melihat sendiri bagaimana nasib mereka yang ada di sisi kanan pak beye dan di sisi kirinya. tidak usah saya jelaskan panjang lebar karena sangat kontras ekspresi dan nasib mereka kini. anda bisa melihat dan menilainya sendiri. tidak perlu ikut murung untuk melihat dan menilainya. silahkan senyum saja. biar yang murung pemerintah saja. salam senyum. [caption id="attachment_193915" align="alignnone" width="500" caption="kabar gembira dari pak beye yang disambut murung pengikut setianya. sementara yang tersingkir, tersenyum menyertainya. (2005.wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun