Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

lbhcplbhbq!

15 Juli 2010   15:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:50 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

lebih cepat lebih baik! itu jabaran lengkap tulisan tanpa vokal pada judul di atas. judul itu saya angkat bukan untuk mengingatkan pada pak kalla yang dirindukan beberapa dari kita di tengah suwung-nya kepemimpinan akhir-akhir ini. bukan. tidak ada gunanya saat ini mengingat apalagi memberi puji dan puja pada pak kalla. selain tidak ada gunanya karena kampanye sudah lewat, puji dan puja untuk pak kalla tidak dibutuhkannya. dengan atau tanpa puji dan puja, pak kalla tetap seperti adanya. judul itu saya pilih karena ingatan saya justru tertuju pada pak beye. ya, pak beye. anda pasti bertanya, kenapa pak beye? bukankah kata-kata yang menjadi jargon itu sudah lekat dengan pak kalla saat pilpres 2009? benar, kata-kata yang menjadi jargon itu sudah lekat dengan pak kalla terutama saat pilpres 2009. namun, kata-kata seperti mantra itu sejatinya lebih dahulu diucapkan pak beye. ya, lebih awal. setidaknya berdasarkan catatan saya. pak beye menggunakan kata-kata seperti mantra itu saat masih bersama pak kalla memimpin indonesia raya. untuk anda yang lupa seperti apa ujaran pak beye, saya bantu mengingatkan. waktunya empat tahun lalu. atau tiga tahun sebelum pak kalla memakainya sebagai jargon kampanyenya. harinya rabu. tanggalnya 14. bulannya juni. tahunnya 2006. hari-hari itu, selain persoalan gempa jogja yang cepat pemulihannya, indonesia sedang didera persoalan yang tak kalah beratnya. karena persoalannya menyembur perlahan-lahan, penanganannya pun perlahan-lahan juga. sampai sejumlah desa tenggelam dan sejarah warga berikut leluruhnya hilang, penanganannya pun masih perlahan-lahan. terhadap perlahan-lahannya penanganan semburan lumpur lapindo itu, tidak usah mengeluhkannya. apalagi pakai marah-marah segala. cukup, yang marah pak beye saja dan itu toh sudah dilakukannya. anda masih ingat kan saat pak beye marah semarah-marahnya soal lapindo ini? ya, pak beye marah saat memanggil pak nirwan bakrie ke istana. pak beye marah semarah-marahnya karena pak nirwan yang dipanggil, terlambat datang ke istana. keterlaluan memang menurut saya karena membuat pak beye sebagai pemimpin negara dan kepala pemerintahan menunggunya. untuk terlambatnya pak nirwan datang ke istana saja pak beye marah semarah-marahnya, saya yakin, pak beye lebih marah untuk korban lumpur lapindo yang terabaikan. selain marah semarah-marahnya, pak beye juga pernah menitikkan air mata mendengar derita korban lumpur yang dibawa ke cikeas. cak nun yang memfasilitasi derita korban lumpur itu singgah di cikeas. kembali ke jargon lebih cepat lebih baik. kata-kata itu diujarkan pak beye pertama saat minta pertangung jawaban para petinggi lapindo brantas. saat itu, pak beye didampingi kawan terdekatnya yaitu pak sudi silalahi datang ke kantor pusat pertamina. pak beye dan pak sudi didampingi pak purnomo yusgiantoro dan pak sugiharto. sebagai direktur utama pertamina, pak ari sumarno tentu saja menyambut kedatangan pihak istana, meskipun raut wajah pak ari aneh menurut saya. saya tidak tahu mengapa. mungkin pak ari kecewa. yang jelas, pak beye datang ke pertamina untuk menagih janji restrukturisasi setelah pak ari ada di sana. dari raut wajah dan ekpresi di foto yang saya bagikan, anda bisa menduga-duga kenapa pak ari kecewa. meskipun ke pertamina untuk menagih janji restrukturisasi, pak beye tanggap juga dengan apa yang aktual menjadi berita. karenanya, di pertamina itu, untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua minggu tak bersuara, pak beye minta lapindo brantas bertangung jawab. lapindo diminta memberi ganti rugi yang tepat kepada warga yang dirugikan akibat semburan lumpur panas. pak beye memerintahkan penegak hukum menginvestigasi pencemaran lingkungan akibat operasi lapindo brantas. investigasi diperlukan untuk memastikan kelalaian dan mendapatkan penyelesaian yang adil atas kelalaian itu. pak beye minta lapindo brantas memberikan ganti rugi yang tepat. atas meluasnya semburan lumpur panas yang mencemari lingkungan dan merusak areal persawahan dan membuat warga mengungsi, pak beye prihatin dan menyesalkan. pak beye juga minta pemerintah daerah, lapindo brantas, dan departemen terkait melaksanakan sungguh-sungguh langkah-langkah mengatasi bencana lingkungan yang telah terjadi. "lebih cepat lebih baik. cegah meluasnya pencemaran. gunakan seluruh cara untuk menghentikan dan mengatasinya," ujar pak beye. soal apakah saat ini penanganan lumpur lapindo lebih cepat dan karenanya lebih baik, anda bisa menilai sendiri. yang pasti, pak beye sejak rabu sore hingga kamis tadi di surabaya untuk peringatan hari koperasi. pesawat kepresidenan yang ditumpangi mendarat di sidoarjo, tidak jauh dari pusat semburan lumpur panas. namun, meskipun dekat, pak beye tidak menengok rakyatnya di sidoarjo yang empat tahun terakhir tidak lebih cepat dan tidak lebih baik tertangani. namun, tidak usah kecewa mendapatinya. mungkin tugas pak beye memang banyak sekali sehingga prioritas harus diambilnya. lagi pula, tidak perlu lagi ada di lokasi untuk bisa mengetahui situasi dan mengambil kebijakan atasnya. bukankah ruang situasi sudah dibangunkan di gedung bina graha? anda tahu kan tempat ruang situasi itu? kalau anda lupa, ruang situasi adalah ruang yang dipakai rapat pertama kali oleh pak beye bersama seluruh pembantunya usai nonton bareng final piala dunia. sejumlah menteri memang terlihat terkantuk-kantuk di sana. karena pak beye tidak terkantuk-kantuk, saya tidak yakin, final piala dunia sebagai sebab para menteri terkantuk-kantuk. saya lebih yakin, suhu ruangan yang kerap distel pada posisi 19 derajat celsius dan jas rapat serta hangat yang melekat di tubuh para pejabat menjadi penyebab hadirnya kantuk di ruang situasi. dengan fasilitas ruang situasi ini, saya makin yakin, pengambilan kebijakan oleh pak beye akan lebih cepat dan tentu saja lebih baik. karena itu, tidak dilaksanakannya permintaannya empat tahun lalu di pertamina agar penanganan korban lumpur lapindo lebih cepat lebih baik kita maklumi saja. tidak ada salahnya kalau kini kita gantungkan harapan lagi kepadanya. bukankah fasilitas sudah lengkap ada di sekitarnya? soal para pembantu yang justru terkantuk-kantuk di tengah lengkapnya fasilitas yang ada, kita maklumi saja. tanpa bantuan para pembantu, apalagi dari golongan lapindo, keputusan pasti akan lebih cepat dan lebih baik diambilnya. salam lbhcplbhbq! [caption id="attachment_195117" align="alignnone" width="500" caption="pak beye memberi keterangan pertama soal semburan lumpur panas lapindo brantas. pak beye berujar, lebih cepat lebih baik, jauh sebelum pak kalla menggunakan sebagai jargon kampanyenya. (2006.wisnunugroho)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun