Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dji Sam Soe

18 Maret 2010   14:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:20 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saya hanya hendak berbagi. karena hanya hendak berbagi, apapun reaksi anda akan saya terima dengan lapang dada. untuk apapun reaksi anda, terima kasih saya ucapkan sebelumnya. masih terkait dengan rokok. saya hendak membagikan foto yang saya jepret dengan kamera pinjaman kantor di tempat pak beye pernah datang saat pulang kampung ke pacitan, april 2006. yang didatangi pak beye namanya adalah mitra produksi sigaret sampoerna ke-31. namun, kebanyakan buruh yang umumnya perempuan menyebut pabrik untuk tempat mereka bekerja. produknya adalah dji sam soe yang sudah hidup dengan mitos aneh-anehnya. seperti kebanyakan dari anda, saya juga tidak tahan berada berlama-lama ada di dalam salah satu pabrik sampoerna. bukan karena nyaris perempuan semua buruhnya. tetapi terutama karena bau menyengat tembakau  yang  ada di mana-mana. meskipun pakai penutup saluran pernafasan seperti dilakukan semua buruh di sana, bau menyengatnya tidak hilang juga. karena tidak tahan baunya, buru-buru saya keluar setelah jepret sini-sana. karena perasaan tersiksa dengan bau menyengat tembakaunya, saya makin bertanya-tanya kenapa pula bisa ada pengusaha yang kaya raya karena sukses merusak kesehatan masyarakat indonesia. pertanyaan keheranan berikutnya saya tujukan untuk para perokok yang dengan gagah dan kerap tidak peduli kondisi sekitarnya, membakar lintingan tembakau di mulutnya. karena tidak juga menemukan jawabanya meskipun sudah pegel karena geleng-geleng kepala, saya menarik nafas saja. dalam-dalam tentunya untuk mencoba memahami dan kemudian menerima mereka yang berbeda logika dan dunianya dengan saya. saya yakin, membenci mereka yang berbeda dunia dengan saya tidak akan mengubah apa-apa. dalam upaya memamahi dan menerima mereka yang berbeda, saya kemudian berpikir. mungkin saya yang aneh sehingga berbeda dengan mereka. tapi tidak mengapa. bukankah setiap pribadi diciptakan aneh alias unik oleh yang maha kuasa. nafas saya tarik lebih dalam lagi untuk memberi rongga lebih luas di dada karena keanehan yang diberikan cuma-cuma oleh yang maha kuasa kepada saya. sambil berusaha memahami dan menerima, saya jadi teringat yang menjadi kaya raya se-indonesia raya karena racun dan candu yang telah sukses dijualnya di seluruh indonesia. rolls royce yang dipakai dan dikoleksi adalah ukuran kaya raya dan kesukesan mereka. untuk yang kaya raya ini, saya tidak sekalipun melihat mereka membakar lintingan tembakau di mulutnya. mungkin mereka sadar mengenai tidak ada manfaatnya produk yang dijualnya. dari pada berlama-lama, saya bagikan saja salah satu foto sudut pabrik sampoerna yang dikunjungi pak beye saat pulang kampung ke pacitan kepada anda. salam gila dan sial. [caption id="attachment_97020" align="alignnone" width="465" caption="giling=gila. 13=sial. perokok=orang gila yang sial. inilah pesan yang saya tangkap saat melihat pabrik sampoerna yang dikunjungi pak beye saat pulang ke kampung halamannya. (2006.wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun