[caption id="attachment_17924" align="alignleft" width="400" caption="pak andi di kantor adiknya pak choel ditemani kakaknya pak celi saat jumpa pers kemenangan pak beye di beemce (wisnunugroho:2009)"][/caption] anda boleh tidak sepakat dengan saya. apa yang saya sampaikan adalah hasil pengamatan dan ingatan saya yang tentu saja pendek seperti kebanyakan rakyat indonesia. meskipun rentang waktunya hanya sekitar lima tahun, ingatan saya tetap saja pendek untuk merekam semua kejadian. masih soal penetapan pembantu pak beye. harus dari awal disadari. siapa pun yang dipilih, pro kontra pasti akan terjadi. bahkan, sebelum secara definitif para pembantu itu diumumkan dan baru menjalani audisi, pak la ode ida yang kembali duduk sebagai wakil rakyat di dpd bersuara lantang. politisi dari timur indonesia ini melalui layanan pesan singkat mengirimkan gugatannya tentang keterwakilan suku dan daerah di seluruh nusantara. hmmm, kalau semua diwakili, akan ada berapa pembantu ya di istana? pasti banyak sekali jumlahnya dan membuat upacara pelantikan, salam-salaman, dan foto bersama di depan istana merdeka panjang sekali waktunya. kembali ke soal pengamatan saya yang sudah dibantu dengan kacamata minus dan silindris. betul juga kalau pak beye memakai jargon l a n j u t k a n. begitu bunyi bathin saya. sebab, apa yang dilakukan pak beye untuk memilih para pembantunya di pemerintahan jilid keduanya memang hanya melanjutkan saja kecenderungannya sebelumnya. l a n j u t k a n pertama, pengumuman pembantu jilid kedua dilakukan menjelang tengah malam dengan menghadirkan kejutan di posisi menteri kesehatan. tahun 2004, kejutan itu memunculkan bu siti yang kemudian kerap dipanggil mpok mineh di istana. tahun 2009, kejutan itu memunculkan bu endang yang lulusan harvard university seperti tempat mas agus sekarang kuliah. seperti tahun 2004, pemilihan menteri kesehatan tahun 2009 pun dilakukan menjelang akhir setelah semua pembantu tertemukan. pada tahun 2004 dan 2009, pakem sama dipakai: pembantu harus perempuan. bedanya mungkin, tahun 2004 pembantu perempuan itu harus muhammadiyah. tidak tahu untuk tahun 2009, keharusan apa yang dilekatkan pada pembantu perempuan itu sehingga muncul kejutannya. l a n j u t k a n kedua, dari panglima ke panglima. sama seperti tahun 2004, pembantu pak beye di pos yang ditinggalkannya sebelum menyakiti hati bu mega yaitu di kementrian koordinator bidang politik hukum dan keamanan haruslah seorang mantan panglima tni. selain mantan panglima, mereka juga harus menjadi tim sukses sebelumnya dan terbukti mengantar kesuksesan. jika tahun 2004 menghadirkan pak widodo adi sucipto seorang laksamana, tahun 2009 menghadirkan pak djoko suyanto seorang marsekal. peran keduanya pada masanya masing-masing juga sama. pak widodo yang tidak masuk struktur adalah pengawal utama kampanye pak beye 2004. pak djoko demikian juga. belakangan saja pak djoko masuk dalam jajaran resmi pengurus menjadi wakil ketua tim kampanye nasional sby. l a n j u t k a n ketiga, dari kumis ke kumis. maaf sebelumnya karena ini agak menyinggung soal fisik. namun, memang fisik yang sebenarnya membanggakan untuk sebagian laki-laki dewasa ini yang nyata dikenali. jika tahun 2004, pak beye memunculkan tokoh muda meledak-ledak suaranya yaitu pak adhyaksa dault, tahun 2009, pak beye memunculkan tokoh muda juga dan meledak-ledak juga suaranya yaitu pak andi mallarangeng. pak adhyaksa dan pak andi sama-sama pendatang baru di demokrat ketika akan diangkat menjadi pembantu. pak adhyaksa adalah salah satu dari 99 pendiri partai demokrat. sebuah angka yang keramat dan harus dilekatkan ke pak beye sepertinya. hehehehe. maaf ngelantur. sementara pak andi adalah salah satu pengurus dewan pimpinan pusat demokrat yang diketuai kakak ipar pak beye dan dibina langsung pak beye. pak andi dalam jajaran petinggi demokrat bersam bersama putra bungsu pak beye, mas ibas. sementara ini dulu ya program dan langkah nyata pak beye yang memegang jargon l a n j u t k a n . saya mau siap-siap gowes ke pakualaman mengejar jadwal kereta ke jakarta. besok-besok disambung lagi ya. salam dari jogja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H