[caption id="attachment_2661" align="alignnone" width="500" caption="pak boed dan bu hera sesaat sebelum keluar dari kerata parahyangan yang membawanya utnuk deklarasi di bandung, 15 mei 2009 (wisnunugroho.kompasiana)"][/caption] saya sepakat untuk pernyataan arief agar kita tidak mudah terkecoh memberi penilaian pada seseorang hanya dari penampilan fisik atau penampakannya saja. itu sebabnya, upaya pak kalla-pak wiranto, bu mega-pak prabowo, dan pak beye-pak boediono mengemas pencitraanya harus tetap kita waspadai tentunya. pesannya sekali lagi, jangan mudah terkecoh. lihat rekam jejak mereka semua. [caption id="attachment_2662" align="alignnone" width="500" caption="pak boed tersenyum sesaat sebelum naik kereta parahyangan menuju bandung untuk deklarasi, 15 mei 2009 (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption] untuk membantu agar kita tidak mudah terkecoh, saya hendak memenuhi janji yang sebelumnya saya ucapkan dalam postingan sebelumnya. ya. foto-foto pak boed dan bu hera atau bu herti di atas kereta yang menurut saya tidak jauh berbeda dengan penampakan ayah, ibu, atau kakek, dan nenek saya. [caption id="attachment_2663" align="alignnone" width="500" caption="bu hera saat menunggu kereta yang akan membawanya mendapingi pak boed deklarasi di bandung, 15 mei 2009 (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption] selamat mencermati dan menilainya. inilah sosok yang kita perbantahkan hari-hari ini. sekali lagi, jangan mudah terkecoh dengan penampilan fisik atau penampakannya saja. saya mau kembali mengenang kakek, nenek, ayah, dan ibu saya di klaten dan yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H