[caption id="attachment_1205" align="alignleft" width="300" caption="ibu-ibu anggota majelis dzikir sby berjalan menuju masjid baiturrahim di istana (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption] untuk hampir semua aturan, ada kecualinya. kekecualian ini adalah salah satu pertanda bahwa manusia bukan benda yang hanya diam tunduk pada aturan yang dibuatnya. aturan dibuat dan disepakati untuk manusia. bukan sebaliknya. kamis petang awal februari di istana kepresidenan, jakarta. gerimis yang mengguyur kamis pagi hingga siang membawa hawa lembab di kompleks istana yang terdiri dari istana merdeka, istana negara, gedung bina graha, wisma negara, dan gedung sekretariat negara. ribuan ekor burung berbagai jenis seperti bercengkerama dan seperti belajar terbang dari satu pohon tua ke pohon tua lainnya. burung-burung itu sebagian adalah burung koleksi istana yang dilepaskan dari sangkarnya pada era presiden megawati soekarnoputri. bersamaan dengan petang yang sempurna itu, sejumlah kendaraan berbagai ukuran beriring-iring masuk kompeks istana. ada belasan bus besar yang berstiker pariwisata. ada juga puluhan minibus yang diparkir di sekitarnya. yang tak terhitung jumlahnya adalah kendaraan roda dua. makin sore, jumlah kendaraan yang berdatangan makin banyak. umumnya adalah kendaraan umum. carteran tentu saja, karena di pintu gerbang istana ada tanda larangan bagi kendaraan umum masuk istana. ada metromini 75 jurusan blok m-pasar minggu. ada metromini 61 jurusan kampung melayu-manggarai. ada metromini 54 jurusan kampung melayu-pondok kopi. ada juga metromini 506 jurusan pondok kopi-kampung melayu. tidak hanya itu. suasana sungguh berbeda tentang istana ditambah dengan hadirnya sejumlah mikrolet. sebut saja misalnya mikrolet m 16 jurusan kampung melayu-pasar minggu dan mikrolet 04 jurusan rawasari-cililitan. sekilas, istana tampak seperti terminal. tetapi sekali lagi, ini adalah kekecualian. aturan dibuat untuk manusia. bukan sebaliknya. puluhan kendaraan yang memadati areal parkir sisi barat istana negara dan wisma negara tidak sedang mengantar wisatawan tentu saja. wisata istana hanya dibuka sabtu dan minggu saja. "nganter rombongan bu haji. biasanya dua metromini. karena banyak yang kebanjiran di kebon pala, bu haji cuma nyewa satu," ujar pak udin tambun (45) di parkiran barat istana. bu haji yang dimaksud adalah kepala rombongan majelis dzikir sby nurussalam dari kebon pala. majelis yang tumbuh dan berkembang di seluruh indoensia itu bermula dari kediaman pak beye di cikeas, bogor, jawa barat menjelang pemilu 2004. nama awalnya hanya majelis dzikir sby. nama nurussalam ditambahkan pak beye ketika majelis ini pertama kali berkegiatan di majelis baiturrahim di kompleks istana, februari 2005. oleh majelis, nurussalam diartikan sebagai cahaya kedamaian atau cahaya keselamatan. di majelis yang disahkan pada 9 maret 2005 ini, pak beye duduk sebagai pembina dengan pengawas pak kurdi mustofa (staf khusus bidang komunikasi sosial) dan pak habib abdul rahman m al habsyi. ketuanya adalah pak harris thahir dengan sekretaris adalah mas edhie baskoro yudhoyono, putra bungsu pak beye. sambil menunggu di dalam metromini, pak udin bersama mas novan al faruk (22), keneknya membakar batang-batang rokok yang dibawanya. istana sebagai kawasan bebas rokok tidak berlaku bagi mereka. ini kekecualian lain seperti juga berlaku untuk kepala bin pak syamsir siregar. "hanya ini teman kami," ujar mas novan, lulusan mts assyafiiyah, brebes, jawa tengah. mas novan mengaku bisa saja berzikir. namun, untuk bergabung dengan anggota majelis yang diantarnya, mas novan mengaku malu karena badannya dekil lantaran sepanjang hari terpapar debu dan asap kendaraan. mas novan bersama pak udin mengaku sudah hampir 20 kali mengantar rombongan zikir yang sama ke istana. pak syaifuddin (40), sopir metromini 75 turut bergabung membakar batang-batang rokoknya. pak syaifuddin membawa 30 anggota majelis zikir dari rawa bambu, pasar minggu ke istana. "makin lama makin banyak anggota majelisnya. saya kebagian satu baju koko putih seragamnya," ujarnya sambil tertawa. obrolan kemudian berlanjut dan sudah dapat diduga isinya. syaifuddin yang menjadi sopir sejak usia 15 tahun mengeluhkan makin kecilnya pendapatan dibandingkan setoran. pak udin menimpali makin beratnya persaingan mencari penumpang. "dulu (1900-an), sehari narik dua hari libur masih bisa hidup. sekarang tidak bisa begitu lagi," ujar pak syafiuddin. makin banyaknya kendaraan umum, jalan yang makin parah macetnya, dan pembangunan jalur bus transjakarta mereka sebut sebagai berberapa sebab berubahnya penghasilan harian. masa-masa jaya metromini 75 jurusan blok m-pasar minggu bagi pak syafiuddin sudah lewat. "setotan memang sudah turun menjadi rp 230.000 per hari, tetapi penghasilan kami juga turun. dengan kelebihan rp 150.000 per hari, saya harus berbagi dengan kenek," ujarnya. sementara obrolan makin meluas ke soal pemilu 2009, rombongan majelis mulai keluar dari masjid baiturrahim untuk kembali pulang. para sopir dan kenek yang menunggu sekitar dua jam mematikan bara di ujung batang rokoknya. pekerjaan memanggil mereka untuk tambahan penghasilan. soal perubahan, majelis dzikir sby nurussalam juga telah berubahn dalam lima tahun terakhir. perubahan itu terlihat juga dihampir setiap kunjungan pak beye ke daerah. anggota majelis dengan seragamnya menyambut kedatangan pak beye dan rombongan. pak beye dan sejumlah menteri seperti menteri sekretaris negara hatta rajasa dan sekretaris kabinet sudi silalahi kerap juga mengenakan seragam serupa. pak wawan kusnanda, pengurus majelis dzikir sby nurussalam mengemukakan, jumlah anggota yang tercatat lewat kartu identitas yang dibuat terus bertambah. pada 2004, hanya ribuat kartu identitas yang dibuat. pada 2008, jumlahnya mencapai 48.000. "masih ada puluhan ribu permohonan yang belum diproses. sebelum pemilu, semua akan selesai," ujar pak wawan. selain zikir, majelis yang memiliki yayasan ini juga melakukan sejumlah kegiatan sosial seperti pelayanan kesehatan. bersamaan dengan terserbarnya keanggotaan majelis ke seluruh provinsi, kegiatan sosial dan pelayanan kesehatan pun diluaskan. bagi anggota majelis, pengalaman pilpres 2004 sudah terkenam dan ingin diulang. di akhir september 2008, pak beye sudah menyatakan diri akan mencalonkan kembali dalam pilpres 2009. perubahan ingin diulang dari semua mesin pendukung mulai dipanaskan. pak syafiuddin, pak udin tambun, mas novan al faruk kemudian menjalankan metromini yang mesinnya lebih dahulu dipanaskan. dengan tambahan penghasilan, mereka pulang bersama anggota majelis pada setiap malam jumat. malam jumat bagi mereka adalah sebuah peluang bertambahnya penghasilan. malam jumat bermakna apa bagi anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H