Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soto ayam Kegemaran Pak Beye

21 November 2008   16:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:24 2919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_298" align="alignleft" width="300" caption="suatu siang di ruang makan pak beye dengan soto ayam kegemaran/rumgapres"][/caption] apa menu makan siang anda hari ini? tak usah berkecil hati jika hanya pecel lele pinggir jalan di mana penjualnya umumnya dari lamongan. pecel lele dalam tiga tahun terakhir naik daun karena ternyata mampu menggoyang lidah orang terkaya di indonesia versi forbes asia, 2007. pakical baru pertama kali melihat dan mencicipinya saat menjadi menteri koordiantor bidang kesejahteraan rakyat. tak usah juga malu kalau ternyata cuma pecel madiun yang walaupun murah-meriah ternyatalah penuh gizi dan manfaat untuk pencernaan kita. bukankah rata-rata dari kia punya keluhan jika hendak ke belakang? hehehe tak usah juga risih jika masakan rumah hasil olahan isteri atau ibu tercinta yang baik hati seperti nasi plus telor rebus, telor mata sapi, atau telor dadar campur bawang yang menjadi menu makan siang anda. sesederhana apa pun menu makan siang anda, pasti merupakan bagian dari hasil jerih payah anda dalam bekerja. karena itu, sudah sepatutnya anda bangga. kebanggan juga perlu tetap ada di dada karena ternyata menu makan siang harian kita juga menjadi menu makan siang banyak keluarga di indonesia. pak beye misalnya. menu makan siangnya ternyata masuk dalam kalangan kita. suatu siang, pertengahan maret 2006. usai menerima puluhan murid dan beberapa guru sekolah dasar alazar i jakarta di ruang kerjanya, pak beye mengajak tiga wartawan ke ruang makan kecilnya. ruang makan kecil dengan meja makan berkursi enam berada di sisi timur ruang kerja. ruang makan ini tersembunyi karena berada di dalam lorong. pintu putih senada dengan warna tembok ruang kerja menutupinya. "sudah makan siang belum? mau lihat makan siang presiden?" tanya pak beye. kami yang ada di depan pak beye celingukkan dan bertanya, siapa gerangan yang diajak bicara. tanpa menunggu jawaban, pak beye mempersilahkan. di dalam ruang makan itu kami tersenyum lebar melihat dan mendengar menu makan siang kesukaan pak beye: soto ayam olahan pemasak istana. ibu budi nama pemasak istana yang pintar dan baik hati itu. makan siang pak beye disiapkan untuk porsi dua orang dan diletakkan dalam wadah bulat terklasifikasi. ada nasi putih, kuah soto ayam dengan soun, telur rebus terbelah-belah, telur dadar, perkedel kentang, dan ayam goreng bumbu. krupuk kampung, krupuk udang, renginang, berikut sambal hijau dan merah juga terhidang. tidak lupa, tersedia kecap hitam. empat gelas berisi dua air putih dan dua sirup cocopandan juga terhidang. untuk siang-siang lainnya, menu makan siang pak beye menurut ibu budi juga biasa. ibu budi yang setiap hari belanja di pasar tradisional di dekat istana kerap memasak gado-gado, pecel, trancam, sayur asem, ikan asing, tahu goreng, tempe goreng, empal, dan menu makanan lainnya sesuai pesanan dan keinginan pak beye. dari sekian jenis lauk-pauk yang bisa dijadikan camilan, pak beye paling suka digorengkan tahu sumedang. jika masih hangat dan ada cabe rawit yang menyertainya, sepuluh butir tahu sumedang bisa dihabiskan. meskipun lahir dan tumbuh dewasa di pacitan, pak beye gemar tahu sumedang yang dikenalnya secara akrab saat ditugaskan di jawa barat sejak lulus dari akabri 1973. jadi, apa menu makan siang anda hari ini? menu makan siang saya hari ini adalah urap tempe bacem plus peyek teri yang dijajakan di depan pasar sentul, pakualaman, yogyakarta. di tengah krisis keuangan global (hehehehe apa coba hubungannya), menu makan siang ini terasa lebih nikmat. cuma rp 7.000 plus teh hangat manis. nyam-nyam-nyam, sluruuup, kriuk-kriuk....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun