Mohon tunggu...
Wisnu Mustafa
Wisnu Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

pencari cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta Pertama Di Puber Kedua

8 Februari 2012   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:54 5607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1328711397370572005

Cinta adalah sebuah anugerah dari sang Pencipta. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia dengan mekanisme rasa cinta terhadap lawan jenis agar keturunannya terus berkembang. Ketertarikan terhadap lawan jenis dimulai ketika seorang anak beranjak remaja. Di masa akhil balik ini mulai muncul rasa terhadap lawan jenis. Cinta pertama atau Orang sering menyebutnya cinta monyet.

Secara umum cinta monyet diartikan sebagai hubungan cinta antara remaja yang berlangsung sembunyi-sembunyi atau masih malu-malu. Konon karena monyet juga sering malu-malu kalau sedang menginginkan sesuatu.Hubungan rahasia diantara dua remaja seringkali menimbulkan sensasi yang luar biasa.Sembunyi-sembunyi karena takut ketahuan orang tua, rasa malu tapi mau, membuat semua terasa menantang untuk dilakoni.

Cinta pertama dimasa puber merupakan hal yang wajar dan umum dialami dalam perjalanan hidup seorang manusia. Namun apa jadinya jika cinta pertama itu muncul justru disaat kita sudah memiliki pasangan hidup. Istilah puber kedua kerap digunakan untuk merujuk pada seseorang yang mulai kelihatan genit kembali pada usia paruh baya. Orang di kampungku sering menyebut nya sebagai “Beger Mindo”, Beger dalam bahasa sunda bogor berarti akhil balik (puber) sedangkan mindo bisa berartimakan yang kedua atau ketiga kali.

Setiap orang akan mengalami fase puber kedua ini. Tinggal bagaimana tiap-tiap individu menyikapinya. Perlu persiapan yang cukup matang untuk memasuki fase krisis ini. Di sinilah komitmen perkawinan kembali teruji. Komunikasi dan pengertian memegang peran yang sangat penting bagi pasangan yang mulai memasuki masa puber kedua ini. Jika tidak, jangan heran jika orang berumur pun bisa bertingkah seperti remaja baru gede.

Cerita rekan sekerja beberapa tahun lalu membuatku tak habis mengerti. Usianya saat itu adalah 46 tahun, isterinya 43 tahun, mempunyai dua anak perempuan dan satu orang anak laki-laki. Kehidupannya sudah lumayan mapan, mempunyai rumah, kendaraan, dan anak-anak yang baikKeluarga yang cukup bahagia jika kita lihat dari ukuran masyarakat umum.

Masalah mulai muncul ketikarekanku yang sudah berumur ini jatuh cinta. Ya jatuh cinta, benar-benar seperti seorang ABG jatuh cinta. Tingkahnya mulai terlihat agak aneh. Bersiul-siul , senyum-senyum sendiri dan selalu harum mewangi sepanjang hari. Rambut yang sudah sedikit beruban sekarang dicat hitam mengkilap seperti iklan salah satu produk shampoo. Wajah nya selalu cerah ceria, sumringah dan penuh vitalitas. Cinta memang memberi energy yang luar biasa buat seorang manuisa.

Dari obrolan panjang kami, dia menceritakan bagaimana selama ini dia belum penah merasakan jatuh cinta seperti yang dirasakannya saat ini. Pernikahannya 23 tahun lalu karena perjodohan. Orang tuanya dengan orang tua sang isteri adalah kawan akrab. Mereka akhirnya sepakat menjodohkan keduanya. Wajah calon isterinya yang lumayancantik ketika itumembuatnya langsung menyetujui usul kedua orang tuanya. Merekapun menikah dan selama ini hidup bahagia. Tidak pernah ada pertengkaran diantara mereka.

Kehidupan yang adem ayem seperti ini buat sebagian orang terasa membosankan. Sampai suatu ketika temanku inibertemu dengan seseorang yang sanggup membuat hatinya seketika bergemuruh. Debar-debar yang tak jelas dan tidak dapat dipadamkannya. Keinginan untuk selalu bertemu bercampur dengan perasaan bersalah kepada isteri danrasa takut akan ada yang memergokinya. Semua rasa ini memberikan efek yang sensasional buat dirinya. Rasa deg-degan yang belum pernah dialaminya ketika remaja. Wanita yang dipacarinya ini berumur 30 tahun dengan wajah yang biasa saja, malah kalah jauh bila dibandingkan dengan kecantikan isterinya. Cinta memang seringkali menumpulkanlogika berfikir seseorang. Jika hanya nafsu, untuk apa menjalin hubungan dengan seseorang yang kualitasnya jauh dibawah isterinya.

Pernah suatu ketika dia berusaha untuk menyudahi hubungan tak sehat tersebut namun dua bulan kemudian kembali lagi. Dia merasa tidak punya daya untuk menyudahi permainan itu. Sampai beberapa teman berfikir bahwa ada kekuatan tertentu yang bermain disana. Kekuatan supranatural yang sering disebut pelet. Namun secara kasat mata semua tampakbiasa saja.

Mungkin benar juga apa yang dikatakannya, bahwa inilah cinta pertamanya. Namun sayangnya cinta pertama itu datang disaat puber kedua. Buat kita yang tidak mengalami mungkin mudah saja berkata, Sudah tinggalkan saja”, tapi buat orang yang ada dalam lingkaran itu, katanya sangat sulit melakukannya. Hal-hal yang melibatkan perasaan yang terdalam seringkali sulit diterka.  Kematangan jiwa  dan nalar seseorang diuji dalam fase ini. Tinggal kita mampu atau tidak menyikapinya dengan arif.

Lima tahun sudah kami tidak bertemu entah bagaimana kabarnya kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun