Mohon tunggu...
Wisnu Mustafa
Wisnu Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

pencari cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ciamsi, Tradisi Meramal yang Unik

6 Februari 2012   01:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01 3610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13285064191538381221

[caption id="attachment_168712" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Tahun baru imlek baru saja berlalu, namun gema perayaannya masih sangat terasa. Sesuai dengan tradisi, perayaan imlek akan ditutup dengan acara Cap Go Meh. Ini adalah puncak acara perayaan tahun baru yang dilaksanakan di hari kelimabelas pasca imlek. Tahun baru dengan tantangan baru merupakan misteri tersendiri buat manusia yang melakoninya. Namun selalu saja ada rasa penasaran untuk mengetahui rahasia kehidupan kita di tahun depan nanti. Tak heran bila di awal-awal tahun, para peramal professional, ramalan shio, zodiac, ramai di cari oleh masyarakat. Sebagian memang benar-benar mempercayainya sebagai bahan acuan menjalani hidup, dan lainnya hanya sekedar ingin tahu saja. Budaya China kaya akan tradisi membaca perilaku alam semesta. Dari mulai bidang pengobatan, penanggalan, shio, sampai Fengsui. Kesemuanya disusun berdasarkan pengamatan terhadap gejala-gejala alam dan kemudian dirumuskan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tradisi kuno yang sampai saat ini masih sering digunakan adalah Ramalan Ciamsi. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Orang yang ingin mengetahui ramalan nasibnya di tahun yang akan datang bisa mengikuti ritual Ciamsi. Sebagian orang keturunan china percaya bahwa Ciamsi memberikan petunjuk bagaimana kehidupan kita setahun kedepan. Masalah perjodohan, kehidupan dan bisnis merupakan hal yang paling sering di tanyakan oleh para peserta ciam si. Di tengah budaya cosmopolitan seperti sekarang, Ciamsi tetap diminati. Bukan hanya oleh masyarakat kelas bawah tetapi juga masyarakat kelas atas. Sebagian dari  mereka adalah orang yang melek teknologi dan modern, kemana-mana selalu membawa gadget canggih tetapi masih  mempercayai tradisi ini. Buat mereka Ciamsi merupakan sebuah "clue" jika akan memulai sesuatu, baik itu bisnis, pekerjaan maupun jodoh. Ritual ini diawali dengan cara bersembahyang di altar Dewi Kwan Im atau bisa juga Di altar Dewa Kuan Kong. Kemudian dalam hati sebutkan nama dan apa yang ingin anda ketahui. Setelah itu melemparkan dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran. Jika dua keeping kayu ini jatuh dengan sisi gambar yang sama maka berarti ciamsi tidak di izinkan, namun bila sebaliknya, ritual ini bisa dilanjutkan ke langkah berikutnya. Ramalah di awali dengan mengocok batang-batang bambu yang terdapat dalam wadah kecil yang terbuat dari kayu. Setelah satu buah bambu keluar, kita bisa melihat angka yang tertera pada bambu tersebut. Angka ini kemudian di cocokan pada katalog syair yang tersedia. Tiap-tiap nomor berbeda-beda bunyi syairnya. Jumlahnya 100 buah syair yang menggambarkan perjalanan nasib manusia. Namun tidak sembarang orang dapat mengartikan untaian kalimat yang ada pada syair-syair tersebut. Ramalan ini oleh sebagian masyarakat Tionghoa, dipercaya dapat menuntun mereka ke arah kebahagiaan dan keberuntungan yang lebih baik. Sering juga dipakai ketika akan memulai suatu bisnis, ataupun memulai suatu pekerjaan. Sebagai contoh jika anda ingin memulai bisnis, lalu syair Ciamsi yang anda dapatkan adalah sebagai berikut :

melintasi sungai besar tak terlihat tepinya

berlayar tidak akan dapat angin

diam dirumah. tekun berbuat kebaikan

lihatlah ikan dan air dapat bertemu

Konon katanya jika anda mendapat syair seperti ini, artinya bisnis anda akan gagal. Tahun ini belum waktunya anda memulai bisnis baru, tekuni saja dulu yang sudah ada. Beberapa tahun lalu, seorang tetangga melakukan ciamsi. Pada syair ada kata-kata, "seperti ikan terpisah dari air". Suatu syair yang berarti sangat buruk. Namun saat itu dia hanya menanggapinya dengan biasa-biasa saja. Niatnya melakukan ciamsi hanya untuk senang-senang saja, tidak ada niat untuk mempercayainya. Entah ada hubungannya atau hanya kebetulan saja, dua bulan kemudian dia meninggal dunia. Ikan terpisah dari air bisa berarti kematian. Semarak cap go meh sudah mulai terasa, kelompok barongsai sudah mulai mempersiapkan diri  untuk pertunjukan. Kelenteng-kelenteng sibuk mempersiapkan acara untuk nanti malam. Mulai ramai juga orang yang melakukan Ciamsi. Semua berpulang pada keyakinan masing-masing,  sesungguhnya tidak ada yang pernah tahu rahasia kehidupan manusia. Sebagaimana umumnya ramalan, anda boleh percaya, boleh juga tidak. Namun yang jelas tradisi meramal ini untuk sebagian orang merupakan hal yang sangat penting dilakukan pada awal-awal tahun seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun