Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

{TMN 100 H} Senandung Cinta dari Selat Melaka "85"

7 Juni 2016   14:41 Diperbarui: 7 Juni 2016   15:16 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber fhoto/hr.mdn bisnis.

Sebelumnya :

“ Siap bos “. Joni tidak banyak bertanya, karena dia sudah tahu apa yang harus dilakukannya, diapun meninggalkan kamar dimana Azis dan Meilan berada. Apa yang dilihat oleh Meilan, tentang keberadaan Azis yang dipanggil bos oleh orang yang bernama Joni itu, sedikit demisedikit meulai terkuak apa yang dikerjakan oleh Azis. Tapi Meilan tidak mau bertanya lebih banyak kepada Azis. Diapun kembali memeluk Azis dan menciumi pemuda itu.

Kemudian :

“ Zis, kenapa kau tega membiarkan aku menahan rindu. Kemana saja kau selama ini. Hampir lelah aku sudah mencarimu, kabar berita tentang kaupun tidak pernah kudengar. Apakah kau tahu kalau ibu telah meninggal”. Tanya Meilan, matanya tetap menadang fhoto yang ada didinding itu.

“ Tahu, aku tahu kalau ibuku sudah meninggal. Seminggu yang lalu aku pulang kekampung, aku mencarimu, tapi kau tidak ada dikampung, kata kak Syarifah kau ikut membawa papa mu untuk berobat”. Jawab Azis.

“ Jadi adik adikmu?”, Tanya Meilan. Kalau Azis sudah pulang kekanpung tentu dia beretemu dengan kedua adiknya itu.

“ Mereka sudah kubawa ke Medan ini. Salmi dan Sasa sangat rindu denganmu, mereka memaksaku untuk mencarimu. Mereka ingin bertemu denganmu. ?”.

“ jadi mereka sudah kau bawa ke Medan ini? Aku juga Rindu dengan mereka”.

“ Iya, karena disana tidak ada yang mengurus mereka, selain dari pada kau yang mau memperhatikan mereka. Aku cukup berterimakasih kepadamu, kau telah bersusah payah mengorbankan waktumu, dan perhatianmu kepada mereka.”.

“ Aku kasihan melihat mereka, apa yang kulakukan aku ikhlas, aku tidak pernah untuk mengambil imbalan dari situ. Seandainyapun kita tidak bertemu lagi. Aku tetap akan menjaga mereka, sampai mereka bisa hidup mandiri. “. Azis melihat wajah gadis pujaannya ini. Begitu tulusnya hati Meilan terhadap kedua adiknya ini.

“ Mereka telah bercerita banyak tentang perhatian dan bantuan yang telah kau berikan kepada mereka, semenjak ibu meninggal. Sulit bagiku andai kata kau meminta balasannya. Karena kurasa dengan apapun kebaikan yang telah kau berikan itu, tidak mungkin bisa kubalas”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun