Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memori Cinta Soekarno - Fatmawati di Pantai Panjang

22 Agustus 2016   12:23 Diperbarui: 22 Agustus 2016   12:33 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Panjang/Fhoto/Pribadi

Pantai Panjang, merupakan salah satu destinasi wiasata andalan di kota Bengkulu Provinsi Bengkulu, yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan local dan luar negeri. Pantai yang panjangnya lebih kurang sepuluh kilo meter, dengan deburan ombak yang tidak pernah berhenti selama dua puluh empat jam membuat para pengunjungnya tahan berlama lama duduk menikmati panorama alam pantai panjang.

100-1302-jpg-57ba8ab087afbd5154df7969.jpg
100-1302-jpg-57ba8ab087afbd5154df7969.jpg
Fhoto/Pribadi
Fhoto/Pribadi
Namun dibalik keindahan panorama pantai panjang, ada terselip sebuah kisah cinta yang romantic, yang kini menjadi catatan sejarah yang tidak terlupakan anak bangsa, terlebih bagi masyarakat Bengkulu. Kisah percintaan tersebut turut mewarnai panorama pantai panjang.

Kisah percintaan itu dimulai ketika Ir.H. Soekarno Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, yang juga merupakan Presiden Pertama Negara Indonesia, diasingkan oleh Belanda kedaerah terpencil yang bernama Bengkulu. Ditempat pengasingan inilah Soekarno bertemu dengan seorang wanita yang bernama Fatmawati, anak seorang tokoh agama dan tokoh pergerakan Muhammadiyah di Bengkulu.

Hubungan cinta keduanya berbeda jauh dengan hubungan cinta yang dilakoni oleh anak anak remaja masa kini, yang terkadang diluar dari norma norma keagamaan, adat dan budaya bangsanya. Percintaan Soekarno dan Fatmawati memang cukup romatis sesuai dengan zaman dimana keduanya hidup. Pantai panjang merupakan saksi bisu dari jalinan asmara Soekarno dan Fatmawati.

Setiap sore diwaktu senggang, Soekarno sering membawa Fatmawati untuk menikmati panorama pantai panjang. Keduanya berboncengan dengan menggunakan sepeda menelusuri keindahan pantai panjang, dan duduk ditepian pantai panjang, menikmati nyanyian panjang yang didendangkan oleh suara deburan ombaknya, serta angin yang bertiup perlahan.

Sepeda Bung Karno Ketika Membonceng Fatmawati/Fhoto/Pribadi
Sepeda Bung Karno Ketika Membonceng Fatmawati/Fhoto/Pribadi
Satu abad lebih, kisah percintaan Soekarno dan Fatmawati sudah berlalu, akan tetapi suasana romantic yang sempat mengukir perjalanan cinta Soekarno dan Fatmawati masih tetap abadi dilokasi destinasi wisata pantai panjang. Panorama dengan keindahan alamnya, sampai saat ini tetap menawarkan rasa romantisme itu bagi siapa saja yang datang berkunjung kepantai ini. Maka tidak perlu merasa heran, jika lokasi pantai panjang ini menjadi tempat untuk beromantis ria bersama keluarga dan orang orang yang kita cintai , dengan panorama alamnya yang aduhai dan deburan ombaknya yang tidak pernah berhenti walau sedetik menghempas pantai.

Walaupun pantai panjang ini pernah menorehkan kisah cinta Soekarno dan Fatmawati, yang kini menjadi sebuah kenangan manis bagi masyarakat kota Bengkulu, namun dipantai yang indah ini juga pernah terjadi suatu peristiwa yang sempat menggemparkan tanah air dibelakang hari. Kejadiannya memang berselang cukup lama, walaupun sebenarnya peristiwa itu terjadi merupakan hal biasa. Dengan seiring perjalanan waktu peristiwa itu menguap kembali, dan menjadi santapan bagi setiap orang yang punya kepentingan untuk peristiwa itu.

Tentu masih segar dalam ingatan kita dampak dari perseteruan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sewaktu dipimpin oleh Abraham Samad dengan Intitusi Polisi Republik Indonesia (Polri) ketika Irjen Budi Gunawan dicalonkan menjadi Kapolri, dan dijadikan sebagai tersangka oleh KPK dengan tuduhan rekening gendut. Peristiwa yang pernah terjadi dilokasi Pantai panjang inipun terungkap dan terbawa bawa dalam kasus itu.

Pihak Polri menangkap Novel Bawesdan Juru Periksa KPK yang berasa dari intitusi Polri. Novel Bawesdan sebelum menjadi juru periksa di KPK, pernah menjadi Kasat Reskrim di Polres Bengkulu. Menurut Novel, waktu itu anak buahnya menangkap tiga orang warga Bengkulu yang diduga melakukan pencurian sarang burung walet ditempat penangkarannya milik warga Cina. Satu dari tiga tersangka itu harus meregang nyawa karena ditembak oleh anak buahnya, disebabkan tersangka akan melarikan diri.

Namun keterangan lain menyebutkan, setelah ditangkap ketiganya dibawa oleh anak buah Novel kelokasi pantai panjang, untuk diintrograsi. Didalam pengintrograsian inilah, ketiganya disiksa untuk mendapatkan keterangan, dan satu dari tiga tersangka tertembak dan meregang nyawa, karena menurut pihak Polresta Bengkulu korban ingin melarikan diri. Dalam kejadian ini, pantai panjang juga menjadi saksi bisu dari peristiwa yang memilukan itu.

Terlepas dari pada semua itu pantai panjang memang layak untuk dikunjungi. Karena dilokasi ini ada tertinggal secarik sejarah tentang kemesraan cinta yang pernah dilakoni oleh pemimpin bangsa. Dan cerita dari kemesraan itu, sampai saat ini masih melekat dan menjadi seuntai kenangan manis bagi masyarakat kota Bengkulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun