Pantai Panjang, merupakan salah satu destinasi wiasata andalan di kota Bengkulu Provinsi Bengkulu, yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan local dan luar negeri. Pantai yang panjangnya lebih kurang sepuluh kilo meter, dengan deburan ombak yang tidak pernah berhenti selama dua puluh empat jam membuat para pengunjungnya tahan berlama lama duduk menikmati panorama alam pantai panjang.
![100-1302-jpg-57ba8ab087afbd5154df7969.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/22/100-1302-jpg-57ba8ab087afbd5154df7969.jpg?t=o&v=770)
![Fhoto/Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/22/100-1305-jpg-57ba8b04b37a619c0d73212c.jpg?t=o&v=770)
Kisah percintaan itu dimulai ketika Ir.H. Soekarno Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, yang juga merupakan Presiden Pertama Negara Indonesia, diasingkan oleh Belanda kedaerah terpencil yang bernama Bengkulu. Ditempat pengasingan inilah Soekarno bertemu dengan seorang wanita yang bernama Fatmawati, anak seorang tokoh agama dan tokoh pergerakan Muhammadiyah di Bengkulu.
Hubungan cinta keduanya berbeda jauh dengan hubungan cinta yang dilakoni oleh anak anak remaja masa kini, yang terkadang diluar dari norma norma keagamaan, adat dan budaya bangsanya. Percintaan Soekarno dan Fatmawati memang cukup romatis sesuai dengan zaman dimana keduanya hidup. Pantai panjang merupakan saksi bisu dari jalinan asmara Soekarno dan Fatmawati.
Setiap sore diwaktu senggang, Soekarno sering membawa Fatmawati untuk menikmati panorama pantai panjang. Keduanya berboncengan dengan menggunakan sepeda menelusuri keindahan pantai panjang, dan duduk ditepian pantai panjang, menikmati nyanyian panjang yang didendangkan oleh suara deburan ombaknya, serta angin yang bertiup perlahan.
![Sepeda Bung Karno Ketika Membonceng Fatmawati/Fhoto/Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/22/100-1235-jpg-57ba89d5b37a61ec0c732133.jpg?t=o&v=770)
Walaupun pantai panjang ini pernah menorehkan kisah cinta Soekarno dan Fatmawati, yang kini menjadi sebuah kenangan manis bagi masyarakat kota Bengkulu, namun dipantai yang indah ini juga pernah terjadi suatu peristiwa yang sempat menggemparkan tanah air dibelakang hari. Kejadiannya memang berselang cukup lama, walaupun sebenarnya peristiwa itu terjadi merupakan hal biasa. Dengan seiring perjalanan waktu peristiwa itu menguap kembali, dan menjadi santapan bagi setiap orang yang punya kepentingan untuk peristiwa itu.
Tentu masih segar dalam ingatan kita dampak dari perseteruan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sewaktu dipimpin oleh Abraham Samad dengan Intitusi Polisi Republik Indonesia (Polri) ketika Irjen Budi Gunawan dicalonkan menjadi Kapolri, dan dijadikan sebagai tersangka oleh KPK dengan tuduhan rekening gendut. Peristiwa yang pernah terjadi dilokasi Pantai panjang inipun terungkap dan terbawa bawa dalam kasus itu.
Pihak Polri menangkap Novel Bawesdan Juru Periksa KPK yang berasa dari intitusi Polri. Novel Bawesdan sebelum menjadi juru periksa di KPK, pernah menjadi Kasat Reskrim di Polres Bengkulu. Menurut Novel, waktu itu anak buahnya menangkap tiga orang warga Bengkulu yang diduga melakukan pencurian sarang burung walet ditempat penangkarannya milik warga Cina. Satu dari tiga tersangka itu harus meregang nyawa karena ditembak oleh anak buahnya, disebabkan tersangka akan melarikan diri.
Namun keterangan lain menyebutkan, setelah ditangkap ketiganya dibawa oleh anak buah Novel kelokasi pantai panjang, untuk diintrograsi. Didalam pengintrograsian inilah, ketiganya disiksa untuk mendapatkan keterangan, dan satu dari tiga tersangka tertembak dan meregang nyawa, karena menurut pihak Polresta Bengkulu korban ingin melarikan diri. Dalam kejadian ini, pantai panjang juga menjadi saksi bisu dari peristiwa yang memilukan itu.
Terlepas dari pada semua itu pantai panjang memang layak untuk dikunjungi. Karena dilokasi ini ada tertinggal secarik sejarah tentang kemesraan cinta yang pernah dilakoni oleh pemimpin bangsa. Dan cerita dari kemesraan itu, sampai saat ini masih melekat dan menjadi seuntai kenangan manis bagi masyarakat kota Bengkulu.