[caption id="attachment_409579" align="aligncenter" width="538" caption="Begrount/Fhoto Liputan6.com"][/caption]
Siapapun tidak akan dapat membantah jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah benar petugas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), seperti apa yang pernah di ucapkan oleh Puan Maharani anak Megawati Soekarno Putri Pemimpin PDIP.
Ucapan bahwa seluruh kader PDIP adalah Petugas Partai PDIP, kembali di tegaskan Oleh Megawati dalam pidato penutupan Kongres PDIP di Sanur Bali. Mega dalam pidatonya lebih mempertegas lagi jika memang tidak ingin disebut sebagai petugas Partai silakan keluar dari PDIP.
Apa yang di sampaikan oleh Mega bukan hanya tertuju kepada Jokowi saja, tapi melainkan kepada seluruh Kader PDIP, baik yang berada di lembaga Legeslatif, Judikatif dan Eksekutif. Mulai dari pedagang asongan, buruh, tani dan melayan, sampai kepada pengusaha dan penguasa, yang terdaftar sebagai kader PDIP adalah Petugas Partai. Dan sebagai petugas partai Ketua Umum PDIP yang baru terpilih kembali itu menegaskan harus menjalankan kebijakan yang diambil oleh partai, baik dalam hal kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
Rasanya tidaklah perlu kita memperdebatkan, bahwa pidato penutupan Kongres PDIP yang di sampaikan oleh Mega Wati tersebut, kemana arah pidatonya itu di tembakkan. Karena sudah jelas kata ketua Umum PDIP itu, Â siapa saja kader PDIP adalah Petugas Partai PDIP. Tentu pidato itu tidak saja di tujukan kepada Jokowi sebagai kader PDIP, tapi melainkan kepada siapa saja yang menjadi Kader PDIP.
Mega juga sudah memperjelas bahwa siapa yang tidak ingin di katakan sebagai Petugas Partai silakan keluar !. dan pernyataan Mega ini bukan hanya di tujukan kepada Jokowi yang saat ini menjadi Presiden Indonesia, tapi kepada semua kader PDIP yang tidak mau di sebut sebagai Petugas partai silakan keluar dari PDIP.
Mengenai Jokowi yang di pilih rakyat Indonesia untuk menjadi Presiden Republik Indonesia, itu urusan lain. Sejauh Jokowi tidak mengundurkan diri dari PDIP, jokowi tetaplah sebagai Petugas Partai PDIP. Kendatipun jabatan yang di emban oleh Jokowi saat ini adalah Presiden Republik Indonesia. Sebagai petugas Partai PDIP, jokowi juga harus taat dan patuh dengan intruksi intruksi yang di sampaikan oleh Ketua Umumnya.
Dan sampai saat ini, Jokowi belum terlihat mempunyai niat untuk meninggalkan PDIP. Dan sejauh Jokowi belum mengundurkan diri dari PDIP. Jelaslah bahwa Jokowi tetap sebagai Pekerja PDIP. Walaupun Jokowi sebagai seorang Presiden.
Riuh gemuruhnya tanggapan yang di berikan oleh nitizen di berbagai media social tentang isi pidato Ketua Umum PDIP Megawati, rasanya percuma untuk di persoalkan. Karena isi pidato yang di sampaikan oleh Megawati pada penutupan Kongres PDIP di Sanur Bali, adalah merupakan hal yang berlaku di tubuh PDIP. Dalam pidato ketua Umum PDIP itu tersirat sebuah kebebasan untuk memilih, bukan sebuah penekanan atau intervensi kepada para kadernya. Yang tidak mau di sebut sebagai pekerja PDIP silakan keluar untuk meninggalkan PDIP. Ini jelas merupakan sebuah kebebasan.
Mengenai Jokowi Presiden Republik Indonesia, sampai saat ini dirinya masih senang dengan sebutan sebagai Pekerja Partai di PDIP. Sekalipun bahwa ucapan Megawati dalam isi pidatonya itu di asumsikan oleh banyak orang merupakan perendahan terhadap lembaga ke Preidenan. Mega tentu menyadari akan hal itu. Tapi Mega dalam isi pidatonya itu tidak menujukan kepada salah satu kadernya, tapi melainkan kepada semua kadernya. Kebetulan Jokowi kader PDIP yang saat ini menjabat sebagai Presiden terimbas akan ucapan dari isi pidato Ketua Umum PDIP itu.
Ibarat mengali tanah tentu ada cacing yang terluka. Inilah pribahasa yang pantas untuk ucapan Megawati itu. Sejauh Jokowi masih suka dan gembira untuk di sebut sebagai Petugas Partai, jokowi tidak perlu tersinggung dengan ucapan yang di sampaikan oleh Ketua Umum PDIP di mana Jokowi sebagai Kadernya. Dan itu terbukti bahwa Jokowi sampai saat ini tidak tersinggung. Karena belum ada niatnya, bahkan mungkin tidak terniat untuk mengundurkan diri dari PDIP.
Sebagai rakyat yang dahulunya di waktu Pemilihan Presiden kita memilih Jokowi, merasa tersinggung atas ucapan Ketua Umum PDIP, karena menyamakan Jokowi yang kita pilih sebagai Presiden adalah Pekerja Partai di PDIP, rasanya sangatlah bodoh, untuk itu kita merasa tersinggung. Karena Jokowi sendiri merasa tidak tersinggung dengan ucapan Megawati yang di nilai merendahkan martabat seorang Presiden.
Lalu bagaimana sikap kita sebagai rakyat yang di pimpin oleh seorang Pekerja Partai di PDIP ? semua itu memang terpulang kepada diri kita sendiri selaku rakyat yang di pimpin oleh seorang Petugas Partai di PDIP. Mendesak Jokowi untuk keluar dari PDIP, itu jelas tidak akan membuahkan hasil, karena Jokowi Sendiri tidak ada niat, bahkan tidak mungkin untuk keluar dari PDIP, Partai yang mengantarkannya sebagai Presiden. Lalu bagaimana? Entahlah waktulah yang akan dapat untuk menjawabnya, sampai kapan Jokowi mau berhenti sebagai Petugas Partai di PDIP itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H