Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Kota Bagan Siapi Api Ada Pasar Rakyat di Badan Jalan

15 Desember 2014   23:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:15 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_382808" align="aligncenter" width="480" caption="Pasar rakyat Jln Bintang kota Bagan Siapi Api Kab Rokan Hilir, sudah dua kali di renovasi dengan menggunakan APBD, namun pedagang enggan untuk menempatinya (fhoto Waj)"][/caption]

Pasar adalah tempatbertransaksi, antara para pedagang dengan para pembeli. Mulai dari pedagang bakulan sampai kepada pedakang makanan dan pedagang grosir yang menjual keperluan rumah tangga, sampai keperluan dapur yang berskala besar. Dan pasar juga tempat para pedagang menggelar dagangannya, mulai dari sayur mayur, rempah dan lada sampai kepada berbagai jenis ikan. Baik itu ikan tangkapan nelayan di laut, mapun ikan yang di pelihara di tambak dan ikan air tawar serta rawa rawa termasukpara pedagang juga menjual ikan asin, mulai dari yang kecil sampai yang besar.

Pendek kata pasar adalah tempat perputaran uang dari segala penjuru. Masyarakat yang datang untuk berbelanja dari semua tingkatan drazat ekonomi, mulai dari yang miskin yang menerima kartu sakti Presiden Joko Widodo sampai kepada masyarakat yang tingkat social ekonominya mapan juga memiliki kepentingan terhadap jasa para pedagang pasar rakyat yang lazim di sebut sebagai pedagang pasar tradisional.

Sebagai sentra prekonomian Nasional pasar rakyat atau pasar tradisional di kota kota besar menjadi lirikan pihak Perbankan, baik itu Bank milik pemerintah maupun Bank milik swasta. Para pedagang di beri kesempatan untuk mendapatkan pinjaman sebagai penambah modal untuk pengemabangan usaha mereka dengan bunga Bank yang kecil. Sehingga para pedagang yang butuh modal untuk pengembangan usahanya tidak kesulitan untuk mendapatkan nya.

[caption id="attachment_382811" align="aligncenter" width="480" caption="Pasar Rakyat Datuk Rubiah di Jln Sumatera Laut Kota Bagan Siapi Api dibangun unuk keperluan pedagang, tapi pedagang tetap enggan untuk menggelar dagangannya di tempat ini (fhoto Waj)"]

1418633524901553880
1418633524901553880
[/caption]

Berbeda dengan para pedagang pasar tradisional yang berada di kota kota kecil. Kota dan Kabupaten pihak Bank belum melirik sepenuhnya terhadap para pedagang yang beraktivitas di pasar pasar rakyat. Kepercayaan pihak Perbankan dalam memberikan pinjaman kepada para pedagang di pasar rakyat masih sangat rendah pada hal dalam pengembangan usaha dari kedua belah pihak para pedagang di pasar rakyat di kota kota kecil memiliki potensi yang sangat besar.

Akibat minimnya perhatian pihak Perbankan terhadap para pedagang di pasar rakyat di kota kota kecil, membuat peluang masuknya para pelaku bisnis rentenir yang berkedok Koperasi, dengan leluasa menggarap para pedagang pasar rakyat memberikan pinjaman modal dengan bunga yang cukup tinggi, sehingga menjerat para pedagang dan akhirnya gulung tikar.

Problema seperti inilah yang sering di hadapi oleh para pedagang pasar rakyat. Meeka butuh modal untuk pengembangan usahanya, namun sulit untuk mendapatkannya, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, para pedagang ini akhirnya menempuh jalan pintas, mengambil pinjaman dengan istilah uang panas kepada pelaku bisnis rentenir.

Pemimjaman modal kepada para pelaku bisnis rentenir sangat gampang, tidak seperti ketika mengajukan peminjaman kepada pihak Perbankan di mana si peminjam harus melalui tahapan tahapan yang ber belit belit layak nya seperti benang kusut, “ Diurai yang satu berbelit yang lainnya “ walaupun administrasinya sudah lengkap boroh atau jaminan peminjaman sudah sesuai dengan besar uang yang di pinjam. Namun prosesnya bisa berbulan bulan, bahkan bertahun dan akhirnya pengajuan peminjaman pun di tolak.

Berbeda dengan para pelaku bisnis rentenir di mana dengan gampang memberikan pinjaman, administrasi yang tidak berbelit dan terkadang tidak perlu jaminan, prosesnyapun seperti kilat. Hari ini di ajukan pinjaman besoknya sang rentenir sudah datang membawa uang. Begitulah para pelaku bisnis rentenir menjaring para nasabahnya. Sehingga para pedagang pun banyak yang tertarik menjadi nasabah Bank gelap itu

[caption id="attachment_382812" align="aligncenter" width="480" caption="Pasar Rakyat Pelita di Jln Perniagaan kota Bagan Siapi Api. di belakangnya masih banyak los tempat pedagang yang kosong (fhoto Waj)"]

1418633911569086657
1418633911569086657
[/caption]

[caption id="attachment_382816" align="alignnone" width="480" caption="Los tempat berjualan di belakang Pasar Rakyat Pelita yang kosong (fhoto Waj)"]

1418634485184722073
1418634485184722073
[/caption]

Pasar Dan Sampah :

Di manapun pasar rakyat berada tidak terlepas dari masalah sampah. Banyak para pedagang di pasar rakyat yang belum menyadari arti dari sebuah kebersihan atau kesadarannya untuk hidup bersih masih sangat rendah. Para pedagang seenak hatinya membuang sampah yang di hasilkan oleh dagangannya di mana dia mau. Sasaran utama tempat pembuangan sampah yang di lakukan oleh pedagang adalah slokan, drainase. Karena lokasi ini yang gampang untuk tempat pembuangan sampah. Pada hal pemerintah setempat telah menyediakan bak untuk tempat penampungan sampah. Namun bak ini setiap harinya sering kosong karena pedagang tidak membuang sampah ketempat yang telah di sediakan.

Bagaimanapun bentuk pasar yang di bangun dengan indahnya, ketika sudah di tempati oleh para pedagang keadaannya menjadi berobah, kumuh dan jorok, belum lagi jalan untuk akses masuk kedalam pasar penuh dengan becekan, karena para pedagang itu dalam membuang air limbah dagangan nya asal buang kejalan, pada hal telah di sediakan pula got untuk tempat pembuangan limbah air.

Akibat tidak pahamnya para pedagang terhadap arti kebersihan membuat pihak pemerintah setempat tak henti hentinya melakukan penyuluhan/peringatan yang kemudian di barengi dengan tindakan jika para pedagang tetap membandel dan tidak mau bersih bersih. Para pekerja penyapu pasar yang di tempatkan oleh pemerintah untuk membersihkan pasar, setiap harinya mengutuk prilaku para pedagang pasar rakyat yang membuang sampah di sembarang tempat.

Pada hal akibat kumuh, jorok dan berbau membuat orang menjadi malas untuk datang berbelanja keperluannya kepasar rakyat. Mereka lebih baik berbelanja di pasar pasar modern atau warung warung yang menjual keperluan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang ada di sekitar tempat tinggal mereka ketimbang harus berbelanja kepasar rakyat yang jorok dan kumuh.

Jika hal seperti ini terjadi maka sudah barang tentu omset penjualan para pedagang akan menurun. Karena orang malas untuk datang melakukan transaksi di pasar rakyat. Ini lah yang belum di sadari sepenuhnya oleh para pedagang pasar rakyat dalam mengambil hati para konsumennya.Para pedagang pasar rakyat sudah seharusnyalah berbenah diri, menjadikan pasar rakyat sebagai pasar yang bersih dan asri, sehingga setiap orang yang datang untuk bertransaksi merasa betah dan nyaman untuk berlama lama di pasar rakyat,

Pasar Dibadan Jalan :

[caption id="attachment_382817" align="alignnone" width="480" caption="Pasar Rakyat Dibadan Jalan Pahlawan kota Bagan Siapi Api (fhoto Waj)"]

14186348501028358142
14186348501028358142
[/caption]

Mungkin karena malasnya para pedagang pasar rakyat mengikuti peraturan pemerintah untuk berlaku bersih, membuat para pedagang pasar rakyat lebih memilih berjualan di badan jalan ketimbang di pasar yang telah di sediakan oleh pemerintah setempat. Contohnya di kota Bagan Siapi Api Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau.

Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Pemkab Rohil) telah membangun beberapa unit pasar rakyat di kota ini. Akan tetapi nasib dari pasar pasar rakyat yang di bangunkan oleh Pemkab rohil dengan dana ratusan juta rupiah terbengkalai begitu saja. Para pedagang enggan untuk menempatinya. Seperti pasar Rakyat jalan Bintang sudah dua kali mendapat renovasi dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemkab Rohil namun pasar yang sudah mendapat renovasi itu tetap saja kosong.

Kemudian pasar rakyat Datuk Rubiah yang berada di jalan Sumatera Laut, keadaannya juga sama, lapak yang ada di dalam pasar ini hanya di huni sebahagian kecil pedagang. Di dalam pasar masih banyak los los tempat berdagang yang kosong.

Hal yang sama juga terdapat di pasar Pelita jalan Perniagaan, Pemkab Rohil membangun pasar tersebut dengan indahnya, tapi di dalamnya kosong melompong karena tidak ada pedagang yang mau melakukan aktivitas di dalamnya. Mereka lebih memilih menggelar dagangannya di badan jalan, seperti di jalan Pahlawan, dan jalan Pahlawan Tangko.

Setiap harinya para pedagang pasar rakyat ini mulai dari pukul 04 Wib subuh sampai pukul 20 Wib Malam para pedagang menggelar dagangannya di kedua jalan ini. Akibat jalan ini di jadikan sebagai pasar oleh para pedagang dengan sendirinya jalan tersebut tidak bisa lagi di lalui oleh kenderaan. Sudah berulang kali pihak Pemkab Rohil melakukan penggusuran dan menempatkan para pedagang itu ketempat yang telah di sediakan dalayak untuk di tempati para pedagang, namum para pedagang tetap membandel, memang sudah merupakan tive para pedagang pasar rakyat di manapun berada sulit untuk diatur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun