Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Jadi Kota Tanjungbalai Ke 396, Tanjungbalai Kota Toleransi Bukan Intoleransi

10 Februari 2019   13:31 Diperbarui: 10 Februari 2019   14:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo/Portal Pemko T.Balai.

Protes  atas hasil survai Setara Institute yang menempatkan kota Tanjungbalai sebagai kota Intoleransi, tidak saja datangnya dari Walikotanya, tapi juga protes keras yang menempatkan kota Tanjungbalai sebagai salah satu kota Intoleransi di Indonesia juga disampaikan oleh Forum Komunikasi Anak Daerah (Fokad) kota Tanjungbalai.

Ketua Fokad kota Tanjungbalai Asmadi SH mengatakan, Setara Institute harus mempublikasikan dasar metode survai yang dilakukan sehingga menempatkan kota Tanjungbalai sebagai salah satu kota intoleransi di Indonesia. Agar masyarakat tidak menduga duga bahwa survai yang dilakukan oleh Setara Institute, tidak sesuai fakta dengan kenyataan yang ada dilapangan.

Namun Asmadi SH juga tidak menafik, jika dikota Tanjungbalai juga pernah terjadi kerusuhan massal.  Akan tetapi kata Ketua Fokad itu,  kerusuhan yang diterjadi adalah rentetan dari kerusuhan kerusuhan yang terjadi di ibukota (Jakarta). Dan kerusuhan massal itu bukan saja terjadi di Tanjungbalai tapi juga terjadi dikota kota yang ada di Indonesia.

Jika Setara Institute, mengklaim kota Tanjungbalai sebagai kota Intoleransi, hanya berpedoman terhadap kerusuhan  yang terjadi  dan pembakaran kelenteng di kota Tanjungbalai baru baru ini, hal itu sungguh permatur. Terlalu dini Setara Institute memasukkan hal tersebut kaedalam survainya.

Karena kejadian itu bersipat pribadi, bukan bersifat social. Karena etnis turunan Tionghua dikota Tanjungbalai, juga menolak jika pristiwa itu dimasukkan kedalam golongan kerusuhan missal berbau Suku, Agama dan Ras (Sara).

Bagan Siapi Api Luput Dari Survai:

Jika memang  hasil survai yang dilakukan oleh Setara Institute, berdasarkan fakta dilapangan, tentu kota Bagan Siapi Api yang berada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau tidak luput dari hasil survai.

Seharusnya jika pedoman hasil survai sesuai dengan fakta, maka wajar kota Bagan Siapi Sipi sebagai kota  Cina Taon di Profinsi Riau masuk kedalam kota yang paling toleransi di Indonesia. Karena di kota yang terkenal dengan sebutan kota Seribu Kubah ini, masyarakat etnis Tionghua dengan masyarakat melayu, batak dan lain sebagainya, hidup dengan penuh toleransi, rukun dan damai.

Di kota Bagan Siapi Api penduduk mayoritasnya adalah etnis Tionghua, kemudian Melayu menempati urutan kedua, baru etnis suku Batak dan lain sebagainya. 

Di kota ini rumah ibadahnya, mulai dari mesjid, Gereja, Kelenteng, Vihara  berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Masing masing penduduknya menjalankan ibadah agamanya tanpa ada gangguan sedikitpun, dari masyarakatnya.

Jika ingin melihat toleransi antar ummat beragama yang cukup kental, datanglah kekota Bagan Siapi Api.  Dikota ini Mesjid berdiri dengan megahnya ditengah tengah hunian etnis Tionghua, begitu juga Kelenteng berdiri ditengah tengah hunian masyarakat  etnis melayu, gereja dan vihara juga demikian. Tidak ada warganya yang protes. Ibadah mereka tetap berjalan, sekalipun rumah ibadah itu ditengah tengah penganut agama yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun