Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Paham Radikalisme Menyusup ke Kota Kerang

21 Oktober 2018   15:59 Diperbarui: 21 Oktober 2018   16:27 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto/Voa Indonesia.com

Paham Radikalisme :

Peristiwa aksi terror yang dilakukan oleh kelompok kelompok terorisme bukanlah hal yang baru terjadi di Indonesia, tapi melainkan peristiwa terror berupa peledakan, bom bunuh diri dan lain sebagainya sudah tertulis dalam sejarah sejak kemerdekaan Indonesia. Dan berapa jumlah pelaku terror yang tewas dan terkadang tidak sebanding pula dengan jumlah korban akibat kejadian terror yang dilakukan oleh para pelaku terorisme.

Kejadian penggerebekan kelompok terduga teroris di kota kerang ini, tentu membuka mata kita, bahwa pelaku terror yang menamakan dirinya sebagai kelompok terorisme tidak mengenai usia. Dan kemudian tumbuhnya paham paham radikalisme itu tidak mengenal waktu dan tempat serta batasan usia.

Jika dihitung dengan jari, tentu tidak terhitung sudah berapa banyak para kelompok terorisme ini yang meregang nyawa, baik ketika melakukan bom bunuh diri, maupun ketika dilakukannya penggerebekan oleh petugas. 

Belum lagi yang ditangkap. Namun paham paham radikalisme itu tetap tumbuh dan berkembang sampai keakar rumput. Hari ini mungkin ratusan bahkan ribuan yang tewas dan ditangkap. Tapi pada hari itu juga mungkin ratusan dan ribuan orang orang terekrut paham radikalisme.

Sasaran para kelompok terorisme kini tidak lagi mengutamakan aksinya dikota kota besar, tapi melainkan sudah beralih kekota kota kecil yang ada di Indonesia. Jika melihat peralihan aksi ini, tujuan dari aksi para terorisme ini bukan lagi untuk menegakkan kebenaran ajaran yang dianutnya, tapi melainkan mengarah kepada hal hal yang dapat menimbulkan rasa takut bagi masyarakat. 

Aksi-aksi yang mereka lakukan dengan sasaran kota kota kecil, hanya merupakan mop bagi pemerintah bahwa terorisme itu masih ada.

Hal itu bisa terlihat dari sasaran yang akan dilakukan oleh kelompok teroris yang tertangkap dikota Tanjungbalai. Kota yang hanya memiliki luas sekitar 60 km persegi dengan kepadatan penduduk sekitar 175.000, jiwa, yang hanya memiliki Mako Polisi setingkat Polsek dan Polres. Dan satu Kompi Brimob itupun tive B. Serta tidak memiliki sarana vital, jika terjadi terror tidak akan mengguncang Indonesia.

            Memutus Mata rantai :

Kendatipun demikian, sebagai bangsa Indonesia kita tidak menginginkan terjadinya terror. Sekecil apapun terror yang terjadi yang dilakukan oleh para kelompok kelompok yang menganut paham radikalisme perlu untuk dikutuk.

Mengingat usia belia para kelompok terduga teroris dikota Tanjungbalai, pemerintah perlu untuk memutus matarantai dari paham paham radikalisme tersebut. Kita tidak bisa memabayangkan jika para remaja Indonesia terekrut paham paham radikalisme, dan dampaknya akan terlihat setelah dua puluh tahun atau tiga puluh tahun kemudian, bagaimana keadaan Negara ini nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun