Sebagai seorang manusia Chairil Anwar tentu tidak luput dari rasa jatuh cinta kepada seorang wanita. Bagaimana rasanya ketika jatuh cinta kepada seorang wanita yang didambakannya, tampak terlihat nyata dari beberapa puisi yang diciptakannya. Ketika cintanya kandas Chairil juga menceritakannya lewat bait bait puisinya.
      Jika teringat dengan Chairil Anwar, maka kita akan teringat dengan puisi, dan sebaliknya jika kita teringat dengan puisi maka kita akan teringat dengan seorang penyair Aku Binatang Jalang  yang ingin hidup untuk seribu tahun.
      Chairil Anwar lahir 26 Juli 1922 di Medan Sumatera Utara. Tanggal kelahirannya dijadikan sebagai Hari Puisi Indonesia, dijadikannya tanggal lahir Chairil sebagai Hari Puisi Indonesia, adalah sebagai penghargaan untuk mengabadikan dan mengenang para sastrawan yang telah banyak memberikan sumbangsihnya dalam perjuangan bangsa Indonesia, sejak dari masa purba, penjajahan, kemerdekaan dan pada saat ini.
      Puisi puisi Chairil Anwar tidak seluruhnya bertutur tertang semangat perjuangan, tapi melainkan puisi puisi Chairil juga bercerita tentang perempuan dan cinta. Semasa hidupnya Chairil dikenal oleh teman temannya sebagai penyair, yang jago dalam merayu wanita yang ingin didekatinya. Walau bukan tergolong sebagai seorang laki laki yang ganteng dan tampan, tapi Chairil memiliki kepercayaan diri dalam mendekati wanita yang diinginkannya.
      Ada beberapa wanita yang dekat dengan Chairil Anwar, diantaranya ada yang bernama Ida, Sri Ajati, Mirat dan Hafsah. Wanita wanita yang dekat dengan Chairil Anwar ini, merupakan wanita wanita cantik, modern dan menjadi idaman oleh banyak peria. Namun Chairil tidak pernah patah arang dalam menjalin hubungan dengan wanita wanita yang didekatinya.
      Sebagai seorang penyair kere, yang hanya hidup dengan puisi puisinya, tapi Chairil mampu untuk menaklukkan para hati sang dewi. Disinilah kelebihan Chairil dalam memadu cinta dengan wanita wanita yang didekatinya, walaupun cinta Chairil sering kandas ditengah jalan.
      Hanya dengan Hafsahlah Chairil sempat berumah tangga, melalui pernikahannya, tapi pernikahan dengan Hafsah juga tidak berlangsung lama, karena hidup tidak cukup dengan berpuisi, tapi hidup juga perlu makan dan lain sebagainya, selagi nyawa masih ada dibadan. Sementara Chairil tidak punya mata pencaharian yang tetap yang mampu untuk menghidupi Hafsah. Akhirnya perjalanan hidup berumah tangga Chairil dengan Hafsah bubar dan berpisah. Dalam perkawinannya dengan Hafsah membuahkan hasil cintanya dengan lahirnya seorang putri yang diberi nama Evawani Alissa.
      Walaupun Chairil Anwar adalah seorang penyair yang kere dan susah, namun semangatnya untuk tetap hidup tidak pernah pudar. Ditengah tengah kekerean dan kesusahannya malah menjadi inspirasi buat Chairil untuk melahirkan puisi puisi yang bernas, seperti pusinya yang cukup terkenal Aku.
      Chairil adalah seorang laki laki yang romantisme, hal itu tergambar dari beberapa puisinya. Ketika Chairil jatuh cinta, rasa cinta yang menggebu gebu itu ia tuangkan dalam bait bait bait pusinya, begitu juga ketika cintanya diselipi oleh rasa kekecewaan, Chairil juga menuangkannya didalam bait bait  pusiinya. Seperti puisinya dibawah ini  yang diberinya judul Taman
      Taman punya kita berdua tak lebar luas,/kecil saja satu tak kehilangan lain dalamnya/Bagi kau dan aku cukuplah/Taman kembangnya tak berpuluh warna/Pada rumputnya tak berbanding permadani/Halus lembut dipijak kaki/Bagi kita bukan halangan/Karena/Dalam taman punya berdua/Kau kembang aku kumbang/Aku kembang kau kumbang/Kecil penuh surya taman kita/Tempat merenggut dari dunia dan 'nusia (Maret 1943).
Dalam pusi Taman ini Chairil melukiskan mimpi mimpin indah tentang kehidupan berumah tangga yang baru menikah, memiliki dunia berdua, membangun sebuah rumah mungil, keluarga yang sederhana, tapi memiliki kedekatan jarak antara yang satu dengan yang lainnya.