" Jadi sampean tertarik untuk masuk kedalam barisan Gerwani?".
" Kalau apa yang disampaikan oleh kader dan tokoh Gerwani itu benar, apa salahnya jika kita turut bergabung " Nafisah memandang Parni.
" Ya, sebaiknya sampean ikut dalam barisan Gerwani, seperti kami berdua ini. Kita sebagai kuli perempuan diperkebunan ini hidup kita tertindas. Pekerjaan yang kita kerjakan terkadang tidak sebanding dengan gaji yang kita terima, dengan masuknya kita kedalam barisan Gerwani, kita tentu dapat memperjuangkan nasib kita, dengan dibantu oleh Gerwani " . Hartini berupaya untuk meyakinkan Nafisah agar dia terekrut kedalam barisan Gerwani.
Sementara Nafisah merasa heran atas perobahan diri Hartini terhadapnya. Apakah yang dikatakan oleh Hartini itu betul, tidak ada embel embel dibelakangnya. Kalau melihat dari apa yang disampaikan oleh Hartini, rasanya Hartini dengan ikhlas menyampaikan hal itu, dan mengajak dirinya untuk bergabung kedalam Gerwani. Tapi bagai mana pula jika Hartini hanya ingin untuk menjerumuskannya, kata hati Nafisah.
" Apa yang disampaikan oleh Hartini itu benar. Â Dengan masuknya kita kedalam barisan Gerwani, maka pihak perkebunan tidak akan berani lagi untuk bertindak semena mena terhadap diri kita. Jika kita merasa tertindas kita dapat mengadukannya kepada para pengurus Gerwani. Tapi jika kita tidak tergabung didalamnya, bagaimana kita dapat untuk mengadukan hal itu kepada mereka, karena kita bukan anggotanya ", Parni juga turut untuk meyakinkan Nafisah, jika mereka berdua dapat untuk meyakinkan Nafisah, maka mereka akan mendapatkan nama baik dari pengurus pengurus Gerwani.
" Jika sampean mau, besok kami daftarkan sampean kepada pengurus Gerwani ", kata Hartini. Nafisah tidak memberikan jawaban, dihatinya dia masih menimbang nimbang untuk masuk kedalam barisan Gerwani seperti yang ditawarkan oleh Hartini dan Parni.
" Diperkebunan ini, hanya tinggal beberapa orang saja yang tidak masuk kedalam barisan Gerwani, selebihnya semua masuk menjadi anggota Gerwani ". Sesekali mata Parni memandang kearah rimbunan pohon sawit yang mereka lalui.
" Sampean bisa melihat, setiap ada pertemuan maupun rapat rapat Gerwani kita kita yang menjadi anggota Gerwani mendapat cuti perlop untuk tidak bekerja. Walaupun kita tidak masuk bekerja, pihak perkebunan tidak bisa berkata apa apa, karena jika mereka protes kita para kuli ditekan, mereka akan berhadapan dengan pimpinan Gerwani. Pihak perkebunan sangat takut dengan para pimpinan gerwani itu ". Hartini dengan panjang lebar memberikan gambaran tentang kekuasaan Gerwani terhadap para petinggi perkebunan.
Apa yang dikatakan oleh Hartini memanglah demikian, setiap ada pertemuan mapun rapat rapat dengan Gerwani, mereka yang masuk menjadi anggota organisasi ini diberi izin untuk menghadiri pertemuan dan rapat rapat Gerwani. Terkadang pertemuan maupun rapat rapat dengan pimpinan Gerwani, tidak saja dilakukan diperkebunan tempat mereka bekerja, tapi ada kalanya tempat pertemuan dan rapat rapat itu diperkebunan yang lain.
Jika pertemuan dan rapat rapat Gerwani berada diluar perkebunan tempat mereka bekerja, mereka akan menghadirinya. Pihak perkebunan akan memberikan angkutan berupa mobil prah milik perkebunan untuk mengangkut mereka. Dan hal ini pernah dilihat oleh Nafisah, banyak para kuli perempuan teman temannya yang diangkut oleh mobil prah terbuka milik perkebunan.
" Bagaimana Nafisah apa kah sampean mau untuk kami daftarkan menjadi anggota Gerwani?", Parni melihat kearah Nafisah. Senja telah hampir tiba, perjalanan ketiganya untuk menuju pondok sudah semakin dekat.