Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Orang-orang di Kebun Sawit (3)

4 Agustus 2017   21:06 Diperbarui: 4 Agustus 2017   22:04 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
adlinlubis.blogspot.com

Sebelumnya :

Suatu hal yang tidak dapat untuk dipungkiri, hidup diperkebunan penuh dengan liku liku. Paras cantik bagi seorang kuli wanita merupakan modal untuk mencari keuntungan, dengan mendekati para mandor atau petinggi perkebunan. Jika seorang kuli mendapatkan perhatian para mandor, apa lagi mandor besar dan para petinggi perkebunan, maka uang akan mengalir, berbagai fasilitas akan didapat dengan mudah, tidak perduli kuli itu memiliki suami atau tidak.

Berikutnya :

"Kenapa kau terlambat?", tanya mandor Sarmin tanpa merobah intonasi suaranya.

"Anu mandor ", Dia gugup untuk menjawab pertanyaan sang mandor. Kakinya gemetar dalam berdiri dihadapan mandor Sarmin yang terkenal kegalaknya.

Sinar mata hari mulai terasa terik menghunjam keubun ubun, Nafisah mencoba menenangkan hatinya, akan tetapi semakin dia menenangkan hatinya semakin hatinya bergemuruh. Pandangan mandor Sarmin menjelajahi seluruh tubuhnya.

"Anunya apa !", hardik mandor Sarmin lagi.

"Saya kesiangan bangun mandor", tanpa menatap mandor Sarmin  dia memberanikan diri untuk menjawab.

"Karena kamu kelelahan melayani mandor besar tadi malam, makanya kamu kesiangan bangunnya ". Bagaikan tersengat aliran listrik Nafisah terperanjat mendengarkan tuduhan yang dikatakan oleh sang mandor. Apa lagi mandor Sarmin mengatakan hal itu dengan suara yang meninggi, dan didengar dengan jelas oleh para kuli yang ada dipembibitan.

Nafisah hanya mampu untuk diam, lidahnya kelu seketika. Mata para kuli memandang kearahnya. Namun tidak seorangpun para kuli itu berani mengolok olokkan Nafisah didepan mandor Sarmin.

"Saya tahu kalau mandor besar punya hubungan percintaan denganmu. Tapi kamu juga harus tahu kalau saya juga ingin untuk menjadikanmu sebagai gundik saya ". Tampa sedikitpun merasa malu kepada para kuli mandor Sarmin mengucapkan kata kata itu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun