Mengunjungi tanah Raflesia Provinsi Bengkulu, tidak terasa lengkap jika belum menyinggahi Fort Marlboruogh, atau yang lebih terkenal dengan nama Benteng Marlborough yang kini menjadi ditenasi wisata situs sejarah di Indonesia.
Benteng Marlborough adalah benteng peninggalan sejarah dari Inggris yang didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1713 -1719 dibawah kepemimpinan Gubernur Joseph Collet yang berada di kota Bengkulu. Pembangunan Benteng Marlborough ini juga tidak terlepas dari andil para penguasa Inggris seperti Thiophillus Shyllings (1716-1717) Kemudian Richard Former (1717-1718) dan Thomas Cooke (1718-1719).
Bengkulu adalah salah satu daerah di kepulauan Sumatera yang dikuasai oleh Inggris, jauh sebelum Belanda menjijakkan kakinya di tanah Persada Nusantara. Benteng ini dibangun oleh pihak Inggris yang bercokol di daerah Bengkulu, bukan hanya diperuntukkan sebagai benteng untuk pertahanan meliternya. Tapi juga adalah untuk kepentingan perdagangan dalam menjamin kelancaran suplai rempah berupa lada bagi perusahaan dagang Inggris, dan sekaligus sebagai tempat pengawasan jalur pelayaran dagang melalui Selat Sunda.
Letak benteng ini memang sangat strategis. Ia berada diatas bukit buatan menghadap kearah kota Bengkulu, dan belakangnya menghadap laut Samudra Hindia. Dari atas benteng ini pemandangan laut Samudra Hindia tampak membentang luas, dan dari atas benteng inilah pihak Inggris melakukan pengawasan terhadap kapal kapal yang berlayar melintasi Bengkulu.
Ketika perang kemerdekaan Indonesia dan Jepang menyerah benteng ini dijadikan sebagai markas Kepolisian Republik Indonesia, namun pada tahun 1949 -1950 Fort Marlborough kembali diduduki ole Belanda. Kemudian dari tahun 1950 -1977 sebelum diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk divugar dijadikan sebagai bangunan cagar budaya, benteng ini sempat dijadikan sebagai markas TNI AD Benkulu.
Benteng yang kini terletak di jalan Ahmad Yani Desa Kebon Keling Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu, jika dilihat dari atas bentuknya seperti kura kura. Dengan bangunan segi empat dan dibagian depannya dibuat agar berlebih kedepan segingga menggambarkan seekor kura kura yang kepalanya sedang keluar.
Bukit buatan yang dibangun sebagai berdirinya benteng tersebut setinggi 8,5 meter. Benteng yang dijadikan sebagai markas pertahan meliter dilengkapi dengan meriam diatasnya yang moncongnya mengarah ke laut Samudra Hindia. Uniknya dari benteng ini adalah dibangun dengan dua lapis. Dan setiap lapisnya dipisahkan dengan selokan besar. Dan diatasnya terdapat lapangan dengan meriam yang mengarah kelaut serta kedaratan.
Untuk masuk kedalam benteng harus melewati jembatan, setelah terlebih dahulu memasuki pintu gerbang pertama yang berada dilintasan jalan Ahmad Yani. Jembatan yang menghubungkan pintu gerbang bagian dalamnya yang memakai pintu besi, yang masih asli sejak dari bangunan pertama, barulah ditemukan ruangan dalam benteng yang cukup luas yang ditumbuhi oleh rerumputan yang hijau.
Dalam benteng terdapat bangunan kamar kamar yang menjadi barak meliter serta beberapa penjara, termasuk penjara bawah tanah. Dan kemudian dari dalam benteng terdapat pula jalan keluar menuju jalan raya melalui terowongan bawah tanah, tampa melalui pintu pintu gerbang benteng.