Sebelumnya :
“ kami mau kak ke Bali”. Jawab keduanya. Suasana dimeja makan diruangan rumah makan Pondok Patin itu dimana Meilan dan Azis beserta kedua adiknya, tampak begitu ceria. Meilan mengucapkan kata kata bercanda yang membuat mereka tertawa tawa. Meilanpun menyandarkan kepalanya kebahu Azis. Dia tidak ingin kebahagian yang sedang berkembang dihatinya, terusik oleh apapun. Hal yang sama juga dirasakan oleh Azis. Azis juga tidak ingin kebahagian yang dirasakan olehnya dan kedua adiknya ini, terrusik, walau dengan setitik nodapun.
Kemudian :
Suasana pesta pernikahan Azis dengan Meilan, berlangsung cukup meriah. Halaman depan rumah orang tua Meilan ditata sedemikian rupa. Pelaminan yang bernuansa perpaduan melayu Riau dengan adat Tiongkok dipajang disudut halaman. Pentas tempat orkes yang akan menghibur undangan berada disamping pelaminan posisi pentas itu agak menyerong, sehingga kedua mempelai yang duduk disingga sananya dengan leluasa dapat memandang kearah pentas itu.
Pagi itu Meilan tampak memakai baju kebaya yang dibelinya bersama Azis. Sungguh cantik Meilan pagi itu. Sebelum akad nikah dilaksanakan oleh pihak pencatat nikah dari kantor Urusan Agama Kecamatan Sinaboi, acara pensyahadatan terhadap Meilan terlebih dahulu dilaksanakan. Sesuai dengan ayat Al-Qur’an, bahwa laki laki muslim akan menikah dengan wanita muslim, begitu juga dengan wanita muslim akan menikah dengan laki laki muslim.
Maimunah teman Meilan yang tinggal di Sinaboi tampak mendampingi Meilan. Sebelum Meilan mengucapkan dua kalimasyahadat, malamnya Meilan yang didampingi oleh Maimunah telah melakukan khitanan, khitanan itu dilakukan oleh seorang bidan desa, barulah paginya Meilan mengucapkan duakalimahsyahadat.
Dengan bimbingan seorang ustazd, dihadapan para undangan yang hadir dalam acara itu, Meilan dengan lancar dan fasihnya mengucapkan dua kalimasyahadat itu. Karena sebelumnya Meilan meminta kepada kedua adik Azis untuk mengajarinya, dan kemudian dibantu oleh Azis dan Meimunah. Lagi pula selama ini logat bicara Meilan begitu pasih dengan bahasa melayu pesisir, karena pergaulannya sehari hari dengan anak anak pantai Sinaboi menjadikan dia begitu pasih menggunakan bahasa Indonesia
Sepintas jika mendengar dialok dari bahasa yang digunakan oleh Meilan, orang menyangka bahwa Meilan adalah anak melayu pesisir Riau. Hanya saja forum wajahnya yang menunjukkan bahwa dia adalah anak keturunan Tiongkok.
Dihadapan Azis, dan keluarga Meilan, yang pada hari itu menggunakan busana adat Tiongkok, yang turut menyaksikan pensyahadatan terhadap Meilan, sang usatazd mengucapkan kata kata nasehatnya kepada Meilan terutama terhadap Azis selaku calon suami Meilan.
“ Hari ini salah satu dari keluarga dirumah ini, yakni Meilan anak dari alm Haipeng telah menyatakan dirinya untuk masuk memeluk agama Islam. Dan hari ini pula, Meilan melakukan penukaran namanya, dari Meilan, menjadi Nurul Anisah Bin Haipeng. Yang artinya Cahaya Wanita “, Ujar sang ustadz memulai tausiyahnya.
Azis dan keluarga Meilan yang duduk dihadapan sang ustadz, serta para undangan yang menghadiri acara itu, mendengarkan dengan khusuk tausiyah yang disampaikan oleh sang ustadz. Udara diperkampungan Sinaboi itu terasa sejuk. Mata hari siang itu layaknya seperti seorang dara remaja, ia seakan malu untuk memperlihatkan dirinya. Hanya sesekali dia mengintip dari balik awan yang melingkupi udara perkampungan nelayan itu.