Â
Â
Â
Â
[caption caption="sumber fhoto/Manado.Tribunnews.com"][/caption]Doncai Barongsai
Menyapa bulan penuh dilangit Cap Gomeh
Dewapun naik kelangit
Membawa cerita tentang manusia dibumi
Â
Kitapun menitipkan rindu pada dewi Kuan In
Para biksu menyanyikan lagu perpisahan
Adakah kita diatara yang berpisah
Pada langit, pada bumi dan pada semua cerita
Â
Malam Cap Gomeh Bulan penuh diatasnya
Kelentengpun penuh sesak
Asap hio terbang kemana mana
Abunya menyentuh hidung lalu meresap keparu paru
Â
Namun topeng tak pernah kita buka
Apakah karena wajah tak berbalut sutra
Hati tak berlapis emas
Membuat kita ragu dihadapan para biksu
Â
Malam Cap Gomeh
Doncai barongsai
Dukduk ceng para biksu
Tak mampu menyadarkan kita
Â
Masihkah kita bangga dengan dusta
Menebar prahara dibalik bencana
Yang membuat dewa dewa jadi murka
Â
Â
Masihkan kita tak membuka topeng
Walau wajah tak berbalut sutra
Masihkah kita bangga dengan dusta
Walau prahara dan bencana membuat kita tiada arti
Â
Sujudlah
Bukalah topeng walau wajah tak berbalut sutra
Dengarkan doa doa para biksu
Agar dewa dewa menyimpan murka.
Â
Malam Cap Gomeh
Bulan penuh dilangitnya
Â
Bagan Siapi Api, Cap Gomeh 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H