1. Orang yang bertugas membuat kopi di kafe itu.
2. Pelayan yang mengantarkan kopi pesanan Jasica kemeja dimana Jasica duduk.
3. Jasica yang yang memesan minuman sebelum Mirna dan Hani tiba dikafe itu.
Walaupun ada fakar yang mengatakan, bahwa pelaku pembunuhan dengan menggunakan racun, bahwa sipelakunya menjaga jarak antara sipelaku dengan korbannya. walaupun pendapat ini benar. Tapi hal itu terlalu jauh untuk diungkap. jikapun itu ada kebenarannya, tapi yang penting siapa yang menaruhkan racun itu kedalam minuman korban.
Untuk mengarah kesana tentu ketiga orang inilah, yang kuat dugaan selaku pembunuh Wayan Mirna. Karena suatu hal yang aneh juka racun sianida itu berjalan sendiri dan masuk kedalam gelas Wayan Mirna.
Kemudian lebih mengerucut lagi, kenapa Polisi menetapkan Jasica Kumala Wongso sebagai tersangka dalam kasus kematian Wayan Mirna? Kenapa Polisi tidak menetapkan juga kedua kariyawan kafe ?, yakni pembuat kopi dan pelayan yang mengantarkan kopi sebagai tersangka?. Sementara kenapa Polisi tidak mencurigai Hani dan menjadikannya juga sebagai tersangka? Hani jelas terbebas dari kecurigaan sebagai tersangka, alasannya, karena Hani datang kekape itu bersamaan dengan Wayan Mirna.
Lalu kenapa polisi berkeyakinan bahwa Jasicalah sebagai tersangkanya?, Polisi yakin jika Jasica sebagai tersangkanya, didasari oleh beberapa hal. Menurut Kombes Krishna Mukti, Jasica adalah orang yang memesan minuman untuk Mirna sebelum Mirna datang, Jasica lebih banyak berbohong dalam perkataannya, kemudian Jasica membuangkan celana yang dipakainya sewaktu bertemu dengan Mirna, dengan alasan celana itu telah sobek. Walaupun Jasica tidak menjelaskan sebab apa celana itu sobek. Kemudian adanya pesan singkat yang dikirimkan Jasika kepada Mirna, kemudian ditambah lagi dengan keterangan para saksi ahli.
Dari sini kita bisa menduga bahwa Polisi tidak keliru untuk menetapkan Jasica sebagai tersangkanya. Jika kita lihat, jauh sebelum Jasica ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak Polisi, Jasica begitu aktif melakukan pembelaan diri atas apa yang dituduhkan kepadanya.
Layaknya Jasica seperti orang yang sedang kentut tampa bunyi didepan orang ramai, tapi baunya ada. Agar tidak ketahuan bahwa yang kentut itu Jasica, maka Jasicapun sibuk mengatakan bau kentut bau kentut, “ Siapa yang kentut ya?” pada hal dia sendiri yang kentut.
Untuk melahirkan opini ditengah tengah public, atas kejadian tewasnya Wayan Mirna, Jasicapun sibuk dan pro aktif mendatangi berbagai intansi. Jasica melakukan wawancara khusus dengan TV ONE, kemudian mendatangi Komnasham, dan memeberikan bantahan bantahan kepada media dan sebagainya.
Sedangkan dua kariyawan kape dan Hani tetap pasif, tidak reaktif untuk memberikan penjelasan penjelasan tentang kematian Wan Mirna.