Mohon tunggu...
Wisnu Aji Jatmika
Wisnu Aji Jatmika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adat Saparan di Desa Karang Andong

13 Juni 2024   10:22 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Desa Karang Andong RT 05 RW 01, Metuk, Mojosongo, Boyolali mempunyai adat yang namanya saparan, saparan artinya ritual atau tradisi tahunan yang dilaksanakan pada setiap bulan sapar, upacara adat saparan merupakan tradisi budaya jawa turun menurun di desa saya sampai sekarang, ya walaupun tradisi ini bukan hanya ada di desa saya tetapi cuma berada di daerah tertentu saja, kalau di desa saya tradisinya yaitu menampilkan pertunjukan seni wayang kulit di bulan sapar dan di hari yang sudah dihitung oleh seseorang yang dituakan di desa saya menurut hitungan jawa, selain pertunjukkan seni wayang kulit sebelumnya diadakan wiwit, wiwit itu adalah memasak masakan untuk dimakan bersama sama di kali dan mengorbankan kambing untuk dibawa ke kali serta makanan lainnya seperti nasi lauk pauk nasi kuning dan lauk pauk lainnya, kali itu namanya kali sendang waluyo jati yang berada di desa saya, itu dilakukan bersama sama dengan beberapa desa yang ada di dekat desa saya, masyarakat sini membuat sesajen dengan tujuan agar diberi keselamatan dan mengalirkan air banyak yang jernih dari kali tersebut, kali itu terletak di samping pohon beringin tua besar dan juga kuburan, konon katanya jika tidak di kasi sesajen dan dirayakan dengan seni wayang kulit kali itu akan kering dan desa saya sama desa sekitar akan mendapatkan musibah, wiwit itu dilaksanakan di pagi hari sebelum duhur diiringi dengan beberapa orang bapak bapak yang berdandan menyerupai tokoh wayang seperti gareng petruk dan bagong serta anak anak yang membawa bunga tebu dan makanan minuman lainnya diikuti seluruh warga dan berkumpul dikali, setiba di kali semua berkumpul dan berdoa dipimpin oleh seseorang yang dituakan di desa saya, setelah selesai berdoa semuanya memakan makanan yang dibawa tadi, setelah selesai makan semuanya pulang dan setelah duhur baru dilaksanakan pertunjukan seni wayang kulit sampai pagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun