Sudah hampir setengah tahun aku kuliah di STAN yang merupakan sekolah kedinasan paling populer di Indonesia dengan setiap tahun peminatnya seratusan ribu lebih. Sekolah yang berdiri di bawah naungan Kementerian Keuangan ini adalah suatu sarana untuk mendapatkan SDM unggul dan profesional di bidangnya yang akan menjadi Aparatur Negara Republik Indonesia. Dengan berkembangnya ekonomi Internasional maka negara ini perlu meningkatkan mutu pengolahan anggaran secara efisien dan profesional melalui pemilihan calon punggawa keuangan yang berintegritas. Oleh karena itu STAN adalah sekolah kedinasan yang sangat menjunjung tinggi nilai integritas atau kejujuran. Selain kecerdasan intelektual memang di STAN dituntut dengan kecerdasa spiritual atau pendidikan karakter yang membangun pribadi seseorang sesuai nilai-nilai Kementrian Keuangan. Namun perlu digaris bawahi, bahwa bukan berarti STAN akan mencetak “robot-robot” baru yang siap dipekerjakan sesuai wewenang pemerintah.
STAN tersebut tidak hanya berlokasi di Jakarta saja namun terdapat Balai Diklat Keuangan yang ada di kota-kota besar selain Jakarta. Namun di BDK tersebut hanya ada Program Diploma I atau D1. Alhamdulillahnya saya mendapat tempat pendidikan di BDK Balikpapan Kalimantan Timur yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal saya yang berada di Jawa Timur. Naik pesawat pun jika dari bandar Juanda Sidoarjo hanya menempuh waktu perjalanan satu setengah jam saja. Dan saya berhasil terpilih untuk mendapat spesialisasi Kepabenan dan Cukai. Memang ketika saya ingin masuk STAN, jurusan favorit saya adalah Bea Cukai karena menurut saya satu-satunya spesialisasi yang bisa bersanding langsung dengan dunia Internasional.
Awalnya saya sempat terkejut melihat tempat pendidikan di Balikpapan, tapi setelah merasakan dan sudah beradaptasi saya merasakan kehangatan diantara pergaulan saya disini. Kemampuan bersosialisasi saya meningkat cukup drastis. Bukan karena saya sering nongkrong, tapi dengan kegiatan positif dengan mengikuti organisasi kemahasiswaan seperti KMBC atau Korps Mahasiswa Bea Cukai dan Senat BDK Balikpapan. Selain itu ditambah sering berkomunikasi dengan segenap civitas akademika serta siapapun yang ada di BDK. Sampai satpam pun saya juga kenal baik, oleh karena itu saya sering mendapatkan informasi penting malah dari satpam yang juga akrab dengan beberapa angkatan diatas saya.
Selain itu saya juga membangun koneksi dengan berolahraga, tidak hanya sesama mahasiswa namun dengan para pegawai juga. Karena menurut saya karir di setelah STAN itu bukan hanya akademik saja yang dilihat, namun juga kemampuan softskill seperti olahraga. Selagi jadi mahasiswa membangun koneksi adalah hal yang mudah, namun jarang dilakukan banyak orang. Karena tidak semua orang mempunyai orientasi sama dengan karir kedepannya. Namun yang ada dipikiran saya adalah, jika semakin luas jaringan kita maka tak akan ada yang membatasi lingkungan sosial kita nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H