Saya sering sekali melihat komentar netizen di media sosial yang intinya mempertanyakan kebijakan pemerintah yang melarang kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk dibuka.Â
Selain karena sekolah secara online itu tidak efektif dan efisien, sebagian besar masyarakat Indonesia adalah masyarakat menengah ke bawah dimana tidak semuanya memiliki laptop/smartphone.Â
Tidak sedikit cerita sedih yang bisa kita baca di media sosial tentang perjuangan orang tua agar anaknya bisa tetap sekolah dari rumah. Sekalipun punya laptop/smartphone untuk sekolah online, gak semuanya punya akses internet di rumah. Bahkan saya saja tidak punya WiFi di rumah, masih tethering pakai HP saya.
Permasalahan ini bertambah rumit karena saat ini sejumlah mall, bioskop, restoran sampai pasar sudah boleh buka meskipun dibatasi oleh protokol kesehatan yang ketat, yang jelas-jelas menimbulkan kerumunan dibandingkan anak sekolah meskipun sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat sekalipun.Â
Ini ditambah dengan dibukanya transportasi publik seperti pesawat, kereta api, dan kapal laut asalkan membawa surat bebas Covid-19 setelah melakukan Rapid Test/Swas Antigen/Swab PCR dari rumah sakit atau klinik terdekat.
"Mall dibuka, ari sakola ditutup? Kumaha sih pemerintah teh?" (Mall dibuka, tapi sekolah dituutup. Pemerintah ini gimana sih?
Menurut saya, sekolah adalah tempat yang lebih kotor dibandingkan mall. Bandingkan toilet sekolahan kalian dengan toilet mall, mana yang lebih bersih? Kecuali sekolahnya sekolahan mahal ya.Â
Selain itu, ratusan siswa anak-anak dan remaja di sekolahan itu lebih susah diatur dibandingkan ratusan orang dewasa di mall. Orang dewasa sih tinggal suruh pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak pas nonton bioskop atau makan di mall. Anak-anak dan remaja ya susah disuruh seperti itu. Cobain deh.
"Tapi kan guru-guru dan staf sekolah sudah divaksin?"
Memang betul, saya juga melihat guru SMA saya sudah pada divaksin sebaga prioritas utama pemerintah agar sekolah bisa secepatnya dilakukan seperti biasanya. Tapi kan anak-anak dan remaja peserta didik belum divaksin? Anak-anak ini sistem imunnya belum sebagus orang dewasa lho.Â