Marak penembakan, ancaman ke polisi belakangan ini sering terjadi,situasi keamanan di Ibu Kota Jakarta cukup menegangkan menyusul tragedi penembakan terhadap aparat kepolisian.aksi penembakan yang belakangan muncul, tidak ada kaitannya dengan upaya-upaya menggoyang stabilitas negara menjelang pemilihan umum.diindikasi kemungkinan aksi balas dendam teroris
Dalam satu bulan terakhir beberapa anggota polisi ditembak orang tidak dikenal. Yang terbaru, Aiptu Dwiyatna, anggota Pembinaan Masyarakat (Bimas) Kepolisian Sektor Metro Cilandak. Dwi ditembak di depan Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat, Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 5 WIB. Akibat penembakan itu, Dwi meninggal di tempat. Pekan lalu, Aipda Patah Saktiyono menjadi korban penembakan orang tak dikenal, tepatnya Sabtu (27/7/2013) pukul 04.30 WIB di Cirendeu Raya.
Sebelumnya, Briptu Ratijo, anggota Pos Polisi Bunut Polsek Sragi, ditembak orang tak dikenal di Simpang Tanggul, Desa Bunut, Kecamatan Seragi, Lampung Selatan, Kamis (4/7/2013) pukul 18.30. Ratijo ditembak setelah melakukan pengejaran terhadap sekelompok orang mencurigakan dari Desa Belanga, Kecamatan Sragi, menuju Desa Bunut.aparat keamanan, baik itu TNI, Polri atau Lapas sendiri. Bahwa di masa sekarang ini kewaspadaannya harus ditingkatkan,
Dari hasil analisa sementara, BIN mensinyalir pelaku penembakan berasal dari kelompok teroris yang sempat terungkap sebelumnya. Untuk mengatasinya, Marciano meminta agar seluruh aparat tidak lantas lengah dan tetap mengejar kelompok-kelompok berbahaya. Meskipun saat ini polisi disebut-sebut menjadi target penembakan dan sasaran teror, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar polisi tidak kalah,Menurutnya, ancaman terhadap korps Polri adalah bagian dari risiko tugas sebagai penegak hukum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H