Mohon tunggu...
Joko Wiskijono
Joko Wiskijono Mohon Tunggu... Seniman - Hidup untuk dinikmati, bukan mengharap setelah mati

ngono yo ngono ning mbok ojo ngono

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membatasi KeEsaan Allah

19 Oktober 2013   21:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:18 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan sekali-kali kamu memanggil bapakku bapak, hanya akulah yang boleh memanggil bapak karena aku anaknya, dan kamu hanya muridnya, tetangganya, anaknya temannya, orang yg lebih muda darinya, dst. Bagaimana pendapat anda jika ada anak  yang punya pandangan seperti diatas.

Bagi kebanyakan orang jawa, orang bisa dipanggil bapak asal orang tersebut laki2, lebih tua dari yg memanggil dan karena berusaha menghormati yang dipanggil

Allah adalah  pencipta segala makhluk hidup dan  maha Esa, atau maha tidak terbatas Allahnya orang yg beragama ataupun orang yg tidak beragama. tetapi anehnya ada sementara orang yg meng-claim hanya kelompoknyalah yg boleh menyebut Allah. yang lainnya dilarang menyebut nama itu. Terus yang lainnya itu ciptaannya siapa. Apakah benar Allah yg Esa tersebut memberikan mandat kepada sekelompok orang, Hai kelompok A sebutlah aku Allah dan jangan biarkan kelompok lain menyebut yang sama, Hai kelompok B sebutlah aku Dewa dan jangan biarkan orang lain menyebut yang sama.

Kenapa manusia membatasi keEsaan Allah, padahal semua tahu bahwa orang yang tidak beragama sekalipun adalah ciptaan Allah. mereka juga berhak untuk menghayati keEsaan Allah menurut pandangan mereka sendiri.

Tulisan ini saya buat diilhami dengan keputusan mahkamah agungnya Malysia yg mengabulkan permohonan umat disana bahwa hanya Islam yg berhak menyebut Allah, sementara umat Kristen dan lainnya tidak diperbolehkan. Sepertinya hanya Umat Islam disana yg ciptaan Allah sementara yg lain tidak tahu ciptaan siapa. Allah  Tuhan yang maha esa, tidak lagi tanpa batas karena sudah dibatasi hanya milik kelompok tertentu. Semoga pandangan ini hanya dimiliki oleh sekelompok orang sana, dan tidak sampai merambah di bumi lainnya khusunya di Indonesia yang mayoritas adalah Islam.

Salam samai sesama ciptaan Allah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun