Jangan sekali-kali kamu memanggil bapakku bapak, hanya akulah yang boleh memanggil bapak karena aku anaknya, dan kamu hanya muridnya, tetangganya, anaknya temannya, orang yg lebih muda darinya, dst. Bagaimana pendapat anda jika ada anak yang punya pandangan seperti diatas.
Bagi kebanyakan orang jawa, orang bisa dipanggil bapak asal orang tersebut laki2, lebih tua dari yg memanggil dan karena berusaha menghormati yang dipanggil
Allah adalah pencipta segala makhluk hidup dan maha Esa, atau maha tidak terbatas Allahnya orang yg beragama ataupun orang yg tidak beragama. tetapi anehnya ada sementara orang yg meng-claim hanya kelompoknyalah yg boleh menyebut Allah. yang lainnya dilarang menyebut nama itu. Terus yang lainnya itu ciptaannya siapa. Apakah benar Allah yg Esa tersebut memberikan mandat kepada sekelompok orang, Hai kelompok A sebutlah aku Allah dan jangan biarkan kelompok lain menyebut yang sama, Hai kelompok B sebutlah aku Dewa dan jangan biarkan orang lain menyebut yang sama.
Kenapa manusia membatasi keEsaan Allah, padahal semua tahu bahwa orang yang tidak beragama sekalipun adalah ciptaan Allah. mereka juga berhak untuk menghayati keEsaan Allah menurut pandangan mereka sendiri.
Tulisan ini saya buat diilhami dengan keputusan mahkamah agungnya Malysia yg mengabulkan permohonan umat disana bahwa hanya Islam yg berhak menyebut Allah, sementara umat Kristen dan lainnya tidak diperbolehkan. Sepertinya hanya Umat Islam disana yg ciptaan Allah sementara yg lain tidak tahu ciptaan siapa. Allah Tuhan yang maha esa, tidak lagi tanpa batas karena sudah dibatasi hanya milik kelompok tertentu. Semoga pandangan ini hanya dimiliki oleh sekelompok orang sana, dan tidak sampai merambah di bumi lainnya khusunya di Indonesia yang mayoritas adalah Islam.
Salam samai sesama ciptaan Allah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H