Mohon tunggu...
Wiska Wiska
Wiska Wiska Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri 3 Togean

Pribadi yang memilliki determinasi dan persistensi untuk mengembangkan diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

1 Maret 2023   10:29 Diperbarui: 17 Mei 2023   09:10 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin merupakan sosok yang kompeten yang bisa mengarahkan suatu kelompok ke arah yang lebih baik. Dalam Bahasa Inggris, pemimpin sering disebut dengan leader. Namun, pemimpin bisa saja inisiator, pionir, dan influencer. Berdasarkan tiga kata di atas, pemimpin bisa didefinisikan sebagai sosok yang menginisiasi suatu tindakan dalam rangka mempengaruhi kelompoknya melakukan tindakan yang diinisiasi.

Setiap pribadi adalah pemimpin. Pemimpin bagi dirinya sendiri, pemimpin dalam keluarga, pemimpin dalam kelas, pemimpin dalam bisnis dan pemimpin pembelajaran.

Berbicara tentang pemimpin pembelajaran, setiap guru merupakan pemimpin pembelajaran. Guru merupakan inisiator, pionir, dan influencer bagi peserta didik dan rekan sejawat yang ada di sekolahnya. Guru menginisiasi pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta memengaruhi rekan sejawatnya untuk berkreasi dan berinovasi yang memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Upaya ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga membentuk kepemimpinan peserta didik (students' agency).

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru perlu menemukenali sumberdaya yang tersedia di lingkungan sekolah untuk bisa dimanfaatkan dan diberdayakan untuk kebutuhan belajar peserta didik. Di kelas, guru bisa memanfaatkan kondisi peserta didik, fasilitas yang tersedia di dalam kelas, dan pengalaman peserta didik. Di sekolah, guru bisa memberdayakan rekan sejawatnya untuk berkolaborasi membuat inovasi pembelajaran. Di masyarakat, guru bisa berkolaborasi bersama pihak-pihak yang bisa memberikan kontribusi terhadap pengembangan diri peserta didik.

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan memberikan dampak baik terhadap proses pembelajaran. Kata 'tepat' disini bermakna mampu memaksimalkan pemanfaatan dan kolaborasi sesuai dengan kodrat alam dan zaman dimana peserta didik. Misalnya, pemanfaatan perangkat (modal fisik) yang dimiliki peserta didik bisa membawa pengaruh baik kepada proses pembelajaran apabila guru kreatif menggunakan perangkat tersebut secara online menggunakan permainan edukasi quizziz, classpoint, atau baamboozle. 

Kemudian, kehadiran Nakes (tenaga kesehatan) di tengah masyarakat (modal manusia) bisa diajak kerja sama dengan sekolah untuk memberikan penyuluhan atau pengalaman yang nyata tentang perilaku hidup sehat atau kesehatan perempuan secara berkala yang bisa memberikan kesempatan peserta didik merasakan pengalaman yang berbeda dan berharga sebagai bekal mereka nanti di masa depan. Oleh karena itu, pemimpin pembelajaran perlu memetakan terlebih dahulu sumber daya yang tersedia di lingkungan sekolah yang kemudian bisa dimanfaatkan dan diajak berkolaborasi dengan tujuan memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi peserta didik.

Agar sumber daya dikekola dengan tepat, tentunya setelah melakukan pemetaan, guru perlu menanamkan beberapa hal sebagai berikut;

  • Guru harus menyadari sepenuhnya bahwa tujuan pengelolaan sumber daya berdampak pada peserta didik yang disesuaikan dengan lingkungan dan perkembangan zaman mereka.
  • Guru perlu memahami dengan utuh peran yang bisa mendukung pengelolaan sumber daya yaitu pemimpin pembelajaran, kolaborasi, menjadi coach, membentuk students' agency, serta menggerakkan komunitas di lingkungan sekolah.
  • Dalam mengelola sumber daya, guru perlu melihat visi yang disusun yang sejalan dengan visi sekolah.
  • Pengelolaan sumber daya yang tepat juga memberikan pengalaman pembelajaran berdiferensiasi kepada peserta didik sehingga secara tidak langsung mereka akan menajamkan kompetensi sosial emosional mereka.
  • Dalam pengelolaan sumber daya, guru pastinya menemui kendala atau hambatan. Disinilah keterampilan coaching dibutuhkan untuk menemukenali potensi yang dimiliki oleh peserta didik dan/ atau rekan sejawat.
  • Kemudian, guru perlu terampil mengambil keputusan dalam pengelolaan yang sperti apa yang bisa membawa dampak terhadap peserta didik yang berdasar pada nilai-nilai kebajikan.

Ke enam poin di atas merupakan materi yang diuraikan dan dipaparkan dalan Program Pendidikan Guru Penggerak. Sebelum mengikuti pendidikan guru penggerak ini, cara pandang saya tentang guru begitu sempit. Kini, rangkaian pendidikan ini memberikan saya wawasan tentang guru seluas cakrawala dan memandang tugas guru seutuhnya bukan hanya mengajar di dalam kelas melainkan bagaimana berkolaborasi dengan rekan sejawat dan menggerakkan komunitas termasuk pengelolaan sumber daya yang memberikan pembelajaran belajar yang bermakna bagi peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun