Mohon tunggu...
Wiska Wiska
Wiska Wiska Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri 3 Togean

Pribadi yang memilliki determinasi dan persistensi untuk mengembangkan diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Melibatkan Kompetensi Sosial Emosional dalam Pembelajaran

29 November 2022   11:30 Diperbarui: 29 November 2022   11:32 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini dengan tantangan digitalisasi dan globalisasi yang semakin berat, Kompetensi Sosial Emosional (KSE) perlu ditanamkan di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, bukan hanya guru yang peduli dengan kompetensi sosial emosional peserta didik, semua pihak yang di bawah naungan sekolah wajib mempraktikkan kompetensi sosial emosional demi terwujudnya peserta didik yang cerdas secara sosial dan emosional. Oleh karena itu, perlunya menguatkan KSE di tengah maraknya kasus bullying di sekolah dan beberapa aksi keji kepada guru. Pembelajaran Kompetensi sosial emosional bisa menjadi jawaban atas semua kasus yang pernah terjadi di lingkungan sekolah.

Sebagai guru, kita tentu mengidamkan peserta didik yang baik budi dan pekertinya, berempati kepada orang lain, mampu memahami perspektif orang lain, serta mampu memutuskan suatu perihal yang tidak merugikan dirinya dan orang lain. Di dalam pembelajaran sosial emosional, guru bisa menyajikan kegiatan yang menguatkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang meliputi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Kegiatan pembelajaran tersebut dapat melatih peserta didik mengenali emosi-emosi yang mereka rasakan dan kekuatan yang mereka miliki, mengelola emosi dengan menunjukkan disiplin dan motivasi diri, memahami pandangan orang lain dan menunjukkan rasa welas kasih, mencari dan menawarkan bantuan, serta membuat keputusan yang beralasan.

Dalam pembelajaran, KSE ini dapat diterapkan secara terintegrasi atau pun secara terpisah dengan pembelajaran konvesional. Di lingkungan kelas dan sekolah pun, KSE perlu diterapkan agar membiasakan peserta didik mempraktikkan KSE dalam mengimplementasikan budaya positif di sekolah. Oleh karena itu, untuk mendukung pembelajaran sosial emosional perlu didukung oleh pihak yang memiliki kompetensi sosial emosional yakni Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK). PTK bisa menguatkan KSE ini dengan menjadi teladan, belajar menerapkan KSE dalam lingkup sekolah, dan berkolaborasi antar sesama rekan sejawat. KSE ini dapat dilatih dengan kesadaran penuh (mindfulness) dimana kita menaruh perhatian kita sepenuhnya terhadap apa yang sedang terjadi kemudian menyikapinya dengan baik demi terwujudnya kesejahteraan psikologis (well-being) baik bagi PTK maupun peserta didik. Kesadaran penuh ini bisa dipraktikkan dengan teknik STOP yaitu Stop (berhenti sejenak), Take a breath (Ambil nafas dalam), Observe (Amati perasaan, pikiran dan lingkungan), Proceed (Lanjutkan).

Sebelum mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional, saya menanggap 5 KSE ini tidak perlu dikuatkan dalam semua kegiatan-kegiatan pembelajaran dan aplikasi budaya sekolah. Namun, setelah menyelami pembelajaran sosial emosional ini, saya menemukan ternyata untuk membentuk peserta didik yang resilient (tangguh) dan merasakan kesejahteraan psikologis dalam proses pembelajaran, KSE perlu diterapkan dan pihak sekolah perlu juga menerapkan 5 KSE dengan menjadi teladan, belajar, dan berkolaborasi.

Kemudian, agar dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis peserta didik, ada tiga hal yang mendasar dan penting yaitu, meningkatnya kompetensi sosial dan emosional peserta didik, menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif, meningkatkan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah.

Perubahan yang akan saya terapkan di dalam kelas bagi peserta didik yaitu mereka yang bisa memiliki motivasi diri untuk melakukan perubahan dalam pola pikir dan perbuatan. Saya juga berharap perubahan ini terjadi pada rekan sejawat dengan memantik motivasi diri dengan berkolaborasi untuk mewujudkan perubahan yang lebih maju di sekolah.

Kompetensi Sosial Emosional ini menjadi kunci utama dalam menjalankan peran guru penggerak dalam mewujudkan visi guru penggerak yang diimplementasikan ke dalam budaya positif di sekolah serta dalam pembelajaran yang berdiferensiasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun