SIPA (Solo International Performing Arts) 2012 kembali digelar di Solo, Kota Budaya, dengan penyelenggara Pemkot Surakarta, SIPA Community, dan Semarak Candrakirana Art Center.Sejak tahun 2009 kemeriahan SIPA serta makna seni pertunjukannya telah menarik perhatian warga kota Solo dan sekitarnya, bahkan sampai ke penjuru dunia. Ini kali keempatnya SIPA diadakan, berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, kali ini SIPA 2012 mengangkat tema Go Green dengan seni pertunjukan yang membawa semangat kebersamaan untuk menyelamatkan bumi dan segala kehidupannya.
Save Our World Better Future, telah menjadi tema sekaligus pesan yang akan disampaikan melalui serangkaian acara SIPA 2012 yang dilaksanakan tanggal 28-30 September 2012. Pada 28 September 2012 gemuruh tepuk tangan menyambut opening ceremony SIPA 2012 di Pamedan Mangkunegaran. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, penyambutan, penyerahan bibit, penabuhan tambur yang disusul pesta kembang api serta tarian pembukaan, penonton dibuat takjub menyaksikan penari akrobatik udara yang bernari di bawah balon helium. The The Dream Engine, penari akrobatik asal British Council Inggris tersebut tampak berinteraksi dengan penonton sambil terus bernari di bawah balon helium. Disusul kemudian dengan penampilan Ully Sigar Rusadi bersama Paramitha Rusadi serta keluarganya, menyanyikan beberapa lagu balada yang salah satunya berjudul Musim Tanam. Sebelum bernyanyi Ully mengajak penonton untuk melakukan penghijauan dan memberikan semangat penyelamatan bumi sesuai dengan tema SIPA 2012 Save Our World Better Future. Penampilan Eida Dance pun tidak kalah menarik dengan nyanyian puji-pujian Budha (Nenbutsu) selama Obon sambil memukul beragam jenis drum, yaitu paranku yang berukuran kecil dan shime-daiko yang berukuran sedang namun bernada tinggi.
[caption id="attachment_209789" align="aligncenter" width="300" caption="photo by SM.Mursito"][/caption]
Ribuan penonton yang sudah hadir di Pamedan Mangkunegaran sejak sore, terus bertahan sampai acara berakhir. Penampilan Sujiwo Tedjo yang dinantikan penonton kembali meriuhkan suasana malam, 28 September 2012. Penonton bertepuk tangan, ikut bernyanyi, dan tertawa menikmati penampilan Sujiwo Tejdo yang bukan hanya sebagai penyanyi, melainkan pemusik dan dalang. Sujiwo Tejdo ditemani Sruti Respati menyanyikan lagu brambang suling, zaman edan, anyam-anyaman, dan jancuk. Tidak hanya bernyanyi, Sujiwo Tedjo yang berlakon sebagai dalang membawakan cerita wayang Bima yang membawa pesan akan sopan-santun dan jati diri. Kritikan social maupun politik juga dilontarkannya di atas panggung SIPA 2012.
Penampilan The Dream Engine dalam dua malam (28 - 29 September 2012) tetap menjadi daya tarik dan dinantikan penonton. Penonton dapat berinteraksi dengan penari akrobatik asal British Council Inggris dan memotret keelokan tarian serta balon helium yang berubah-ubah warna. Penampilan selanjutnya dari Hohgakubu Tohoko asal Jepang, mahasiswa Tohoku University tersebut memainkan alat music Jepang, yaitu Koto, Shamisen, dan Syakuhachi. Kemudian Duta Seni Krakatau Stell dari Banten hadir dengan karya tari kontemporer berbasis tradisi berjudul Marcapada yang berarti alam semesta dan menceritakan kehidupan masyarakat Baduy dalam bertani dan memanen.
Penampilan yang juga ditunggu penonton karena merupakan kolaborasi budaya antara Taiwan dan Jawa ditampilkan oleh Guizhi Theater dengann awal cerita yang menggebrak karena adanya dialog bahasa Jawa dengan bahasa mandarin dalam sebuah lirik. Dan tidak kalah memukau penampilan dari Independent Expression dengan koreografer Bobby Ari Setiawan, membawakan karya berjudul Pe-thoi 2. Pe-thoi dalam bahasa Kalimantan Timur berarti bungkus dan dalam upacara ritual pe-thoi dipakai sebagai kostum tari Hudo. Karya ini memvisualisasikan interaksi tubuh dengan alam melalui eksplorasi gerak dan Multimedia sebagai tarian media. Terakhir penampilan Bohol Theater Company asal Filiphina yang membawakan karya berjudul Luwasa Inahai atau Save Mother Earth yang juga diawali dengan nyanyian lagu jawa dan kemudian dimunculkan adegan-adegan dari bencana alam yang terjadi di lingkungan Filipina seperti topan, tanah longsor, dan banjir melalui gerakan kreatif, monolog, serta nyanyian.
Ribuan penonton tetap memadati Pamedan Mangkunegaran, di hari terakhir tanggal 30 September 2012, karena delegasi yang akan tampil telah terkenal di negaranya, yaitu Kraayenhof Tango Ensamble dari Belanda yang bahkan pernah tampil di upacara pernikahan H.R.H. Prince Williem Alexander dengan H.R.H. Princess Maxima. Ada pula Mugi Dance yang sudah dikenal warga Solo dengan tarian khasnya yang menari di dalam kaos, dan dalam SIPA 2012 Mugi Dance akan menampilkan tarian berjudul Bima Maja. Selanjutnya Bantus Capoeira dari Brazil yang menampilkan sebuah seni bela diri, permainan, dan olahraga yang berasal dari Brazil. Teater Tetas akan menampilkan seni teater kontemporer yang mengadaptasi kisah-kisah dalam Mahabharata. Dan terakhir penampilan Suvarnabhumi yang akan membawakan ‘Nyanyi Bumi’ dan terinspirasi dari puisi-puisi sastrawan tentang bumi.
Semangat Save Our World Better Future bukan saja dirasakan seluruh delegasi yang tampil dan berasal dari tujuh Negara yang berbeda, tapi juga dirasakan penonton yang memadati Pamedan Mangkunegaran sejak pukul 19.00 – 23.00 WIB selama tiga hari berturut-turut, 28-30 September 2012. Selain menyaksikan seni pertunjukan, penonton juga diajak untuk melakukan penghijauan dengan menanam pohon, untuk itu 10.000 pohon dibagikan selama tiga malam kepada penonton. Penghijauan di mulai dari Kota Solo dan semangat Save Our World Better Future akan terus tersebar ke penjuru dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H