Buku ini menceritaka tentang seorang gadis yang bernama Raisya Alika Putri atau biasa di panggil Rasya, gadis yang tidak pernah memikirkan untuk nikah muda namun terpaksa melakukannya demi cita-cita. Dia harus menerima persyaratan nikah muda demi bisa kuliah di kampus impian. Ayah dan Bunda menjodohkannya dengan seseorang laki-laki yang tampan, mapan, dan bertanggung jawab, sebut saja namanya Aqil Habibi Furqan atau biasa dipanggil aqil. Mahasiswa semester lima yang memiliki sikap cuek, dingin dan galak. Berbeda dengan Rasya, dia justru memimpikan nikah muda. Aqil percaya pasti nanti dirinya akan bertemu dengan wanita yang salihah, namun impiannya harus terkubur hidup-hidup karena yang akan dinikahinya  ternyata jauh dari kata salihah.
Setelah sah mereka menjadi suami istri, Rasya memilih pisah kamar dengan Aqil. Karena, Rasya masih berfikiran menikah hanya karna persyaratan dan dia menganggap Aqil lelaki asing didalam hidupnya. Aqil yang sedari tadi tampak tenang melihat raut wajah Raisya yang tidak enak dipandang. Ingin jadi hangat malah dingin melihat tinggah laku istrinya yang dua hari lalu terlihat bete. Saat ini Aqil dan Rasya tinggal dirumah minimalis, rumah yang jaraknya 3 km jika dari kampus.
Perbedaan sikap mereka sangat bertolak belakang hingga mereka berlanjut meskipun bertengkar dan berdebat tidak pernah luput dari keduanya. Hingga akhirnya perbedaan itu membawa mereka bersatu, rasa mulai tercipta hingga masalah hadir dihidup keduanya. Namun mereka tak pernah menyerah untuk terus mempertahankan hubungan mereka menjadi suami istri, mereka selalu menjaga satu dengan yang lainnya. Masalah satu demi satu telah mereka lalui, Mereka kini mempercayai satu dengan yang lainnya. Rasya yang tidak mengenal siapa itu Aqil dan menganggapnya orang asing, kini dia sangat sayang padanya. Selayaknya suami istri pada umumnya, mereka juga sudah hidup bahagia dan Rasya tidak malu lagi jika dirinya ketahuan sudah menikah.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita di atas adalah, jangan memaksakan kehendak orang lain belum tentu mereka mau dan mampu untuk memenuhinya. Kemudian, kita harus selalu bersabar dan harus selalu menyelesaikan masalah dengan orang yang benar-benar mengerti akan masalah itu, serta dapat menunjukkan jalan lurus agar kita tidak terombang ambing oleh masalah itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H