Mohon tunggu...
Wisda Manik
Wisda Manik Mohon Tunggu... Freelancer - INTP-T

Hidup dan bernafaslah. Selagi hidup jangan lupa bernafas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Harmonisasi Kepentingan antara Pelajar, Orangtua, Pendidik, dan Pemerintah untuk Menyusun Praktik Baik dalam Semarak Merdeka Belajar

31 Mei 2023   21:41 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:15 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru adalah ujung tombak untuk membangun generasi penerus. Penguatan kualitas guru harus sejalan dengan unsur well educated, well trained, dan well paid. Murid adalah hasil produk guru, bagaimana kualitas pelajar yang dihasilkan ditentukan dari bagaimana kualitas guru yang mengajar. 

Maka jelas, salah satu dasar kokoh untuk membangun bangsa adalah membangun dan menguatkan kesejahteraan dan kualitas pengajar. Kondisi ironi di lingkungan pendidikan yang banyak menjadi tagline berita-berita saat ini adalah bullying antar pelajar, tawuran, pelecehan seksual, seks bebas, intoleransi dan rasisme, suicide dan tindak kriminalitas lainnya. 

Hal ini cukup menyakitkan di dunia pendidikan Indonesia, dan memerlukan penanganan cepat. Penurunan karakter dan kesadaran spiritual pelajar memerlukan kembali kampanye Pendidikan Karakter Pancasila dan Pembelajaran Agama yang benar.

Program Merdeka Belajar menjadi rencana yang seksi dan jitu yang ditawarkan oleh Kemendikbudristek sebagai persiapan Indonesia memasuki masa bonus demografi di tahun 2025. Mari melihat tawaran praktik atau program yang dari Semarak Merdeka Belajar ini. Berdasarkan beberapa pustaka, Merdeka Belajar merupakan kurikulum yang membebaskan pelajar memilih mata pelajaran sesuai minat, dimana artinya kurikulum 2013 yang terdapat peminatan IPA/IPS dihapuskan, struktur kurikulum yang lebih fleksibel, guru diberikan keleluasaan mengembangkan praktik mengajar sesuai capaian dan perkembangan pelajar, dan mengedepankan pembentukan karakter, soft skill, dan hard skill. 

Menurut Menko PMK, melalui Merdeka Belajar akan mengembangkan 5 life skill yaitu critical thinking, creativity and innovation, communication skill, collaboration, dan confidence. Life skill tersebut akan membentuk karakter pelajar di masa depan mampu menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan baru di kehidupan pribadi maupun lingkungan pekerjaan (Makleat 2021, BRAFOPMK 2022). Tawaran program pembelajaran dari Merdeka Belajar merupakan praktik yang baik dan harapan baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal lain yang diharapkan melalui Merdeka Belajar adalah terciptanya lingkungan pendidikan yang menyenangkan bagi pelajar, keinginan untuk aktif dan partisipatif dalam peningkatan kualitas dirinya.

Berbagai metode, cara, sistem, dan kebijakan telah pemerintah susun dan rumuskan untuk melaksanakan dan menerapkan Merdeka Belajar dari tingkat pendidikan PAUD hingga universitas. Namun, semua proses dan praktik baik memerlukan kesatuan visi dan penyamaan kepentingan dari semua aktor yang terlibat dalam Merdeka Belajar. Aktor-aktor yang terlibat dalam Merdeka Belajar antara lain pelajar, guru/pendidik, orang tua pelajar, lembaga pendidikan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), industri, dan pemerintah. Jika pemerintah memiliki kepentingan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas demi pembangunan bangsa dan peningkatan ekonomi, orang tua mengharuskan anak-anaknya memiliki pendidikan tinggi yang berkualitas namun tidak mahal, kegiatan belajar yang tidak menyulitkan, dan adanya penguatan karakter anak-anaknya. Dari dua aktor saja ada kepentingan yang sama namun ada yang bertolak belakang. Sistem yang masih rumit yang diterapkan oleh pemerintah tentu bertolak belakang dengan keinginan orang tua yang dimana administratif pendidikannya mudah dan jelas. Harmonisasi kepentingan semua aktor memerlukan komitmen untuk berkolaborasi dan aktif bergerak melaksanakan dan menyemarakkan program Merdeka Belajar.

Beberapa ide praktis untuk menjadikan program Merdeka Belajar membumi dimanapun penerapannya dilakukan (desa maupun kota). Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menerapkan sistem pembelajaran yang mengembangkan kompetensi didik sesuai keunikan sumber daya dan potensi daerahnya. Merdeka Belajar rasanya perlu mengadopsi KTSP untuk menjadikan keunikan daerah menjadi salah satu materi pembelajaran dan guru dapat berkreasi meningkatkan soft skill dan hard skill, selain itu meningkatkan kecintaan daerahnya. Perlunya infrastruktur pendidikan dalam mempersiapkan Merdeka Belajar satu diantaranya adalah jaringan internet harus stabil dan berkecepatan tinggi, apalagi sistem digitalisasi pendidikan di era industri 4.0 (Afi 2021). 

Desa-desa yang belum dialiri listrik, maka perlu waktu panjang untuk menerapkan Merdeka Belajar bagi pelajar di desa terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Jika pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan sangat sulit untuk masuk ke daerah 3T, maka kantor pemerintahan di kecamatan yang telah dialiri listrik harus membangun kelas teknologi dan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah di desa sekitarnya. Pembebasan memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat pelajar, program Merdeka Belajar memerlukan kewajiban pelajar untuk mengambil mata pelajaran yang esensial seperti pendidikan karakter Pancasila, agama, pembelajaran tentang lingkungan, sejarah, matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa asing (Inggris, Mandarin, dll). Pembelajaran karakter Pancasila dan Agama diharapkan menjadi mata pelajaran wajib karena melihat salah satu poin kelemahan pendidikan Indonesia yang sedang terjadi saat ini.

Program Merdeka Belajar menjadi program yang menawan dan cerdik namun kompleks untuk menjawab dan memanfaatkan tantangan bonus demografi di Indonesia. Perlu adanya perluasan dialog mengenai program ini, mengampanyekan lebih giat, dan kepastian kesejahteraan guru demi membentuk kualitas pendidikan yang baik di lingkungan pendidikan. Berharap melalui Semarak Merdeka Belajar Kemendikbudristek dapat menghasilkan pelajar yang senang belajar dan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter.

Sumber:

Afi KEYM. 2021. Mempersiapkan Generasi Unggul dalam Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi melalui Merdeka Belajar. Di dalam: Merdeka Menulis tentang Merdeka Belajar. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun