Mohon tunggu...
Iast Wiastuti
Iast Wiastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Menyenangi hal-hal yg beraktualisasi ke masyarakat

Mengembangkan 12 destinasi pesisir Jakarta Utara demi terciptanya kesejahteraan masyarakat, meningkatkan perekonomian, menghapuskan kemiskinan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada yang Lain di Festival Kerontjong Toegoe 2010

17 Oktober 2010   06:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

source wisatapesisir.comKAMPUNG TUGU - Keragaman seni dan budaya khas portugis yang disajikan dalam Festival Kampoeng Toegoe 2010 menarik minat para duta besar dari negara sahabat seperti Brazil, Portugal, Yunani dan Timor Leste. Gempita nuansa portugis terlihat sangat kental dalam pagelaran yang mengusung penampilan seni dan kebudayaan asli Portugal, Brasil, Timor Leste dan kebudayaan asli di Kampung Tugu.

Alhasil, Dubes dari negara sahabat yang ikut serta menyaksikan secara langsung festival itu terlihat sangat kagum dengan berbagai pentas kesenian Kampung Tugu yang dikemas secara apik.

"Komunitas Kampung Tugu tetap mempertahankan tradisinya dan menjaga warisan leluhurnya. Festival ini sudah masuk dalam kalender unggulan pariwisata di Jakarta dan diharapkan dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya," jelas Fauzi Bowo, Gubernur Provinsi DKI Jakarta ketika menghadiri Festival Kampoeng Toege 2010, di Jalan Gereja Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (16/10).

Dalam kesempatan itu pula, Gubernur DKI Jakarta didampingi para Dubes negara sahabat, Wakil Walikota Jakarta Utara, Mangara Pardede dan Alwi Shihab yang merupakan tokoh utama dalam hal mensinergikan hubungan Indonesia dengan Portugis meninjau langsung kondisi Gereja Tugu yang termasuk cagar budaya dan telah berdiri sejak abad 16.

"Gereja Tugu yang telah berusia 200 tahun merupakan simbol kebebasan portugis dengan memeluk agama kristen protestan sehingga mereka dikenal dengan sebutan de mardijkers artinya orang yang bebas," ungkap Nanny Ophir Yani, Kasudin Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Utara.

Ia mengharapkan dengan adanya Festival Kampoeng Toege dapat lebih mengenalkan kampung tugu yang unik kepada masyarakat luas. "Festival ini sudah berlangsung untuk yang kedua kalinya. Direncanakan, setiap tahunnya akan menjadi agenda rutin sehingga dapat mensosialisasikan program enjoy Jakarta dan 12 jalur wisata pesisir Jakarta Utara," tutur Nanny Ophir Yani kepada wisatapesisir.com.

Tak hanya kesenian dan budaya yang diusung dalam festival bergengsi tersebut namun sejumlah kuliner khas kampung tugu juga disajikan diantaranya dodol tugu yang dibuat langsung di lokasi dan dibagikan secara gratis untuk pengunjung.

Kemudian hidangan lainnya seperti kue pisang udang, wajik, kue apem, es cendol khas Tugu, gado-gado tugu, dendeng, pindang serani yang menjadi pelengkap kuliner Festival Kampoeng Toegoe 2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun