Gerakan Hati Nurani Pemuda (Gemura) yang gawangi Oktasari Sabil menceritakan tentang bagaimana perjuangan perempuan di arena politik yang didominasi budaya patriarki.
Penyebab kurangnya perempuan dalam politik formal, katanya, adalah persepsi bahwa sektor politik adalah tempat yang keras dan kejam. Asumsi ini bersinggungan dengan pandangan di masyarakat bahwa perempuan adalah makhluk yang emosional dan lembut.
Namun, perempuan yang akrab disapa Octa ini meyakini bahwa peran perempuan dalam politik sangat penting. Maka ia mengajak para aktivis terjun ke dunia politik untuk mengubah situasi di Indonesia.
Selama bertahun-tahun berkecimpung di dunia politik, Okta mengatakan, salah satu hal yang harus dijaga adalah adab dan ahlak.
Yang harus dijaga itu adalah pribadi yang tangguh, pribadi yang tangguh itu bukan karena dia punya ilmu tapi akhlak dan adab. Sepintar apapun kalo akhlak dan adabnya tidak ada, maka akan tumbang," tuturnya.
Dalam acara yang dipandu oleh Abahroji tersebut, Okta yang saat ini sebagai Ketua DPP keanggotaan Gerindra ini mengatakan selain adab dan akhlak, dalam berpolitik sejatinya setiap orang harus selalu terbuka dan berwawasan luas. Sehingga tidak mudah terpengaruh oleh isu yang menyesatkan.
"Kita harus berpolitik santun, jadi jangan gampang diadu domba, jangan gampang terpengaruh, dan selalu terbuka," tegasnya
"Karena saya melihat politik bisa mengubah keadaan, karena kalau kita tidak terjun ke dunia politik, sulit untuk mengubah keadaan," kata perempuan yang pernah aktif di HMI Â saat diwawancarai di studio, Pasar Baru, Jakarta , Jumat (10 April 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H