Mohon tunggu...
Iast Wiastuti
Iast Wiastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Menyenangi hal-hal yg beraktualisasi ke masyarakat

Mengembangkan 12 destinasi pesisir Jakarta Utara demi terciptanya kesejahteraan masyarakat, meningkatkan perekonomian, menghapuskan kemiskinan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Slank Buka Jakarta International Art Stencil(JISA) 2011,,,,Keren Abiees

4 Maret 2011   14:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANCOL - Ratusan pencinta seni tumpah ruah di North Art Space (NAS), Pasar Seni Taman Impian Jaya ANcol, Jumat (4/3/2011) malam. Pembukaan acara ini ditandai oleh grup musik Slank menorehkan tulisan Slank di atas kanvas. "Keren abiess, makanya saya datang kemari untuk tahu sesungguhnya art stensil,"ujar Kakak dan Bimbim yang terkagum-kagum saat melihat beberapa koleksi seniman art stensil. Adapun para seniman stensil terdiri dari Negara  Prancis ( Goin),   Jerman, (Lekomio, Pisa 73,Czarnobyl) , Polandia (M-City, Glamrury),  Spanyol (BTOY), serta  United States (Above, Mathew Curran). Selain dari manca Negara juga diikuti seniman dari  Jakarta ( Reflect, Stenzila, Totter, UBC) , Jogjakarta (Arie Dyanto, Farid S, Farhasiki, Sigit Bapak),  dan Bali (I Made Aswino Aji), JISA 2011. Sedangkan bertindak sebagai kurator pameran adalah  Ary Widjaja, Selo Riemulyadi, Frigidanto Agung. Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk, mengatakan, pameran seni stensil tersebut, dikemas dalam bentuk kegiatan pameran indoor dan outdoor,  JISA 2011  yang mengambil tema “Divergence” . “Diharapkan pameran seni ini, dapat menumbuhkan kemandirian dan rasa percaya diri  bagi  para seniman Indonesia untuk go internasional,” ujar Budi Karya, seraya menambahkan, selain itu,  pameran seni ini juga bisa menjadi ajang menimba ilmu bagi para seniman stensil  Indonesia dari para seniman mancanegara yang hadir. Budi Karya menilai, JISA 2011 merupakan pameran seni yang menarik dan layak ditonton masyarakat. Selain menampilkan hasil karya seni para seniman stencil art yang berkualitas, pameran ini juga memperlihatkan semangat rasa persahabatan dalam keragaman antar para seniman dari berbagai bangsa. Melalui pameran ini, Budi Karya menuturkan,  para seniman stensil dengan hasil karyanya juga berupaya menumbuhkan rasa cinta lingkungan dan pemeliharaan lingkungan dengan bahasa seni rupa. “Kami juga berharap, penyelenggaraan JISA 2001 bisa mengembangkan imajinasi dan kreativitas masyarakat terhadap cabang kesenian yang belum dikenal di Indonesia selama ini. Dan ini merupakan salah satu komitmen Ancol untuk selalu memberikan kebutuhan ruang publik bagi pelaku kreatif, termasuk di bidang seni,” tutur Budi Karya. Sementara itu, menurut kritikus seni sekaligus kurator pameran Frigidanto Agung,  seni stensil tidak hanya menawarkan kompleksitas tapi juga keleluasaan gerak kepada para praktisinya. Dalam perkembangannya, stensil telah menjadi sebuah medium  “seni rupa bawah” (baca: low brow) yang berkembang cepat dengan bantuan internet.  Metoda visualnya juga telah dipungut oleh seniman berlatar akademis. Stensil, di satu sisi, menurut Frigidanto, tetap mempertahankan kemungkinan me-(re)-produksi gambar (imaji) tanpa mensyaratkan kemampuan (akademis) yang kompleks dan di sisi lain menanggapi kebutuhan akan fleksibilitas gerak yang diperlukan dalam praktik gerilya visual. Stensil dapat direproduksi dengan cepat ke sejumlah tempat, atau disusun repetitif untuk memenuhi bidang yang luas di satu tempat. “Melalui penalaran inilah tehnik seni stensil berkembang di kota-kota besar di Eropa. Mengundang seniman yang berkompeten ke Jakarta sama dengan mengunduh ilmu untuk mendapatkan sistem kerja dari seniman stenzil art tersebut. Serta melihat sejauh mana perkembangan Eropa dalam menginvasi ruang publik untuk berkesenian, masalah kultural inilah yang belum mendapatkan kajian di Indonesia,” ujar  Frigidanto Agung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun